Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Cerita Singkat Di Balik Gaji Pertama Sebagai Dosen

FIND A JOB and Looking for DOCTORAL PROGRAM Scholarship Selesai kuliah S2, itulah dua hal pertama yang muncul di benak saya. Dua hal yang menjadi prioritas utama saya ke depannya. Kurang lebih 4-5 bulan terakhir di tahun 2015, berbagai tawaran lowongan kerja sebagai dosen datang silih berganti. Namun, secara keseluruhan, kampus-kampus tersebut adalah PTS yang perlu memenuhi kuota dosen mereka. Ada yang sudah beroperasi dalam beberapa tahun, ada yang baru beroperasi dan ada juga yang belum beroperasi alias masih dalam tahap pembangunan dan pengurusan izin operasional. Sebagai tempat untuk bernaung nantinya, tentunya perlu pertimbangan yang matang sebelum memasukkan lamaran ke kampus-kampus tersebut. Saya pun memilih beberapa diantaranya, seperti UNIBOS, UMB, STKIP RAMA GLOBAL dan UIM. Sayangnya, untuk menjadi dosen di UNIBOS, tidaklah mudah seperti yang saya bayangkan. Kualifikasi saya sebagai lulusan magister program tidak bisa dijadikan bahan pertimbangan bagi kampus

Disalahkan Saat Merasa Benar

Pernah kah kamu digertak langsung oleh seseorang dihadapan orang banyak? Pernah kah kamu dimarahi langsung oleh atasanmu di hadapan bawahanmu? Pernah kah kamu disalahkan sementara kamusendiri sudah merasa benar? Saya PERNAH mengalami hal demikian! Sesungguhnya, salah satu hal yang mengerikan bagi saya adalah kena marah. Lebih tepatnya, hal yang menakutkan. Saya paling tidak tahan jika dimarahi dan digertak dengan suara yang keras. Saya bisa langsung down karena hal seperti itu. Jika seseorang melakukan hal demikian pada saya, rasanya sesak di dada dan sakit di hati. Bahkan, terkadang saya langsung menangis. Hmmm…mungkin bagi orang kebanyakan, itu adalah hal yang biasa dan lumrah. Dan, mungkin saya dianggap sebagai orang yang lemah dan cengeng. Tapi, itulah saya! Dalam keseharian saya, mungkin saya selalu dan senantiasa terlihat fine-fine saja, tersenyum dan tertawa. Oleh karenanya, akan terdengar sangat tidak mungkin bagi saya untuk menangis hanya karena kena marah a

Wedding Day of My Bestfriend, Yuzi Nhya

Assalamualaikum Wr. Wb. Pertengahan bulan lalu, 14-16 Juli 2016, adalah hari bahagia yang takkan terlupakan oleh sahabat dekat saya, Yus. Dalam tiga hari itu, prosesi Pernikahan antara Yus dan Kak Erwin berlangsung. Saat itu, terbersit dalam benak saya, " Akhirnya saya bisa merasakan bagaimana perasaan bilamana salah seorang sahabat terdekat melangsungkan pernikahan ".  Happy, touched and sad all at once .  Bahagia pastinya, karena hari itu adalah hari yang senantiasa ditunggu-tunggu datangnya. Di sisi lain, saya juga terharu sekaligus sedih karena orang yang sudah seperti saudara bagi saya, yang sejak SMA hingga berhasil menyelesaikan kuliah di Program Pascasarjana, selalu bersama dan menghabiskan waktu dengan saya, akhirnya melepaskan masa sendirinya dengan laki-laki pilihannya. Rasanya seperti kehilangan sosok yang berharga dalam hidup saya. Memang, kami tidak memiliki hubungan nasab , tapi selama ini kami sudah seperti keluarga. Sahabat rasa keluarga. 

Story of My 18th August

08.18.16 My 26 th Birthday              Bulan Agustus kerap kali menjadi bulan yang paling saya nanti-nanti setiap tahunnya. Itu tidak lain dan tidak bukan hanya karena satu hal, yaitu hari kelahiran. Tiap kali, Bangsa dan orang-orang Indonesia usai merayakan Hari Kemerdekaan, saya pun kembali diingatkan dengan hari dimana saya pertama kali melihat dunia yang fana ini. Tiap kali hari itu datang, saya selalu dan senantiasa bersyukur karena masih dianugrahi umur yang panjang. Namun, di sisi lain, saya pun menyadari bahwasanya saya juga semakin dekat dengan kematian. Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa kehidupan dunia itu fana. Dunia hanyalah tempat persinggahan bagi hamba-Nya, sekaligus tempat untuk menyiapkan bekal untuk kehidupan yang kekal. Dan, kehidupan yang kekal itu adalah akhirat.

Congratulation, My Little Sister (Ridel) For Your Bachelor Degree!

25.08.2016 Rina Delfianti’s Graduation Day Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Di hari Kamis, seorang adek yang saya kenal sejak tahun 2011, tengah berbahagia. Dia berhasil memakai toga pertamanya setelah menempuh masa studi selama ± 4 tahun. Dia tiba di perayaan kesuksesannya dan berbagi kebahagiaan dengan semua orang terdekatnya. Entah itu keluarga, sahabat, maupun teman-temannya.

SPIDI English Camp

Rezeki, jodoh, dan kematian adalah rahasia Allah. Meskipun engkau mengejarnya setengah mati jika itu tidak untukmu, maka engkau tidak akan pernah mendapatkannya. Begitupun sebaliknya, jika itu memang diperuntukkan untukmu, sebesar apapun engkau menghindarinya, akan selalu ada jalan untuk engkau mendapatkannya. Hal tersebut terjadi pada diri saya baru-baru ini. Awal Ramadhan lalu, di saat saya lagi di Bone, seorang teman menawarkan pekerjaan kepada saya. Namun, karena saya tidak online, pesan tersebut baru saya lihat 2 hari kemudian. Dan, saat itu juga, saya tertarik dengan tawaran tersebut. Berhubung saya memberikan respon yang terlambat, teman saya pun tidak yakin apakah masih butuh pengajar/mentor atau tidak lagi. Dia butuh untuk mengkonfirmasi ulang pada pihak yang membutuhkan pengajar tersebut. Dan meminta saya untuk menunggu kabar selanjutnya. Selang sehari tidak ada kabar, saya pun berpikir kalau itu bukan rezeki saya. Sepertinya kuota pengajar yang mereka butuhkan sudah

Impressions of the Best Class in My First Year as Lecturer

Bulan Juni merupakan detik-detik terakhir masa perkuliahan semester genap tahun ajaran 2015/2016. Awal Juni kemarin adalah pertemuan terakhir untuk Mata Kuliah Bahasa Inggris II di kelas PGSD A2. Hari itu, saya memberikan kesempatan kepada mereka untuk memperbaiki nilai tugas mereka yang anjlok. Saya kembali memberikan mereka soal-soal tentang “ Degree of Comparison ” dan “ Passive Voice ”. Di akhir jam pelajaran, setelah mereka mengerjakan soal yang saya berikan, saya meminta beberapa menit waktu mereka untuk menuliskan pesan dan kesan selama mengikuti mata kuliah saya. Alhamdulillah, mereka tidak keberatan dan bersedia melakukan hal terakhir yang saya instruksikan. Mengapa saya meminta mereka menuliskan diary seperti itu? Bagi mereka, mungkin saya terdengar seperti orang yang baru pertama kali mengajar dan butuh feedback langsung dari siswa untuk bisa lebih baik ke depannya.

Engagement Day of My Bestfriend, Yuzi Nhya

Tepat seminggu yang lalu, pada hari Jumat (2/6), saya balik ke Bone untuk suatu acara. Acara yang berlangsung di rumah salah seorang sahabat saya, yang bernama Yus. Hal itu berkaitan dengan berita bahagia yang dia sampaikan secara langsung pada saya sebelumnya. Yah, acara “ Mappettu Ada ”. Apakah itu acara “ Mappettu Ada ”? Mappettu Ada adalah salah satu dari pada rangkaian prosesi pernikahan Adat Bugis. Acara ini diadakan untuk mengambil keputusan bersama tentang segala sesuatunya yang akan dilaksanakan, termasuk kesepakatan duta terdahulu dan selanjutnya kesepakatan mengenai: mahar, uang belanja, seserahan, biaya pencatatan pada penghulu, pakaian pengantin, kendaraan, dan waktu pelaksanaan (hari H).

Teacher Undercover by Erlinda Syam

Akhir semester begini, saya pusing. Setumpuk tugas dan lembar jawaban mahasiswa menunggu untuk dikoreksi. Waktu mengunggah nilai akhir semester juga sudah hampir last minutes. Belum lagi beberapa dokumen untuk persiapan sekolah doktor juga mulai mendekati deadline. Saya tipe orang yang mudah kena panic attack dan memiliki daya tahan rendah terhadap pressure. Kalo sudah begini, saya rentan sakit kepala dan asam lambung naik. Akibatnya, selain saya mudah uring2an., kecantikan yang tak seberapa itu juga nyaris hilang semuanya, dan the beauty berubah menjadi the beast. Ini bukan situasi saya saja. Guru dan dosen dimana saja akan mengalaminya. Sejak saya memutuskan menerima takdir menjadi pengajar, saya telah bertekad menerima semua ups and downs of living as a teacher. Toh semua pekerjaan juga punya dua sisi. Tidak ada profesi yang melulu berisi kesenangan, minus kesusahan, atau sebaliknya Di satu sisi, dengan menjadi dosen, berteman dengan mahasiswa yang muda2, saya bisa stay young natu

Shocking Good News

Tonight (May 26, 2016) about 9.15 pm, my best sister ever, Yuzi Nhya, chatted me via Line. She asked me where I was. But due to offline mode, I checked and read her chat about 15 minutes later. 1st thing that cross in my mind "Yeah, she's looking for me". I miss her so much and she did it. I was so happy for that. Then, I replied by saying, "I'm at home. Lying on bed", (with emotion stickers). One minute later, she read and replied me, "I wanna come to your house with Kiki later. May I?" She asked me like she's the other people who need a permission to visit. But then, I replied by saying, "Do you mean 'tonight' ? Why not? The door's always open for you." The last, she said, "Thank you. Wait me!" Till 11 pm, they didn't show up. I thought that they leaved it. So, I closed the door and back to PC, watched movie. In the middle of my watching, I heard that a motorcycle just stopped in front of my house.

Special Gathering in Pitch Choir's Concert

On Monday (May 23, 2016) I had an appointment to meet-up with one of the great woman I've ever known. She's Rina Delfianti's mother. How busy I was, it's one thing that I'd to make it. So, before teaching I rang up her to know where she was and said that she had arrived in Makassar. Then, I say "YES, I'd be there after teaching." Besides, she asked me about Ridel's concert. Would I join or not. I said that I didn't have any ticket. If there's one, why not? When I was on duty, giving lecture to students, she rang up me. She informed that there's a ticket for me. She convinced me to join. Then, I said "YES", I'd come. After teaching, I directly went to Ridel's aunt house in Tabaria, in which her mother asked me to go. I arrived several minutes after magrib. Not only Ridel's mother, but also Ridel's father, bother and sister's in-law. There's also Fian and Awal. I greeted them all. Due t

Descendants of the Sun Episode 11

Pada episode sebelumnya ( Episode 10 ), Dr. Yoon dan Dr. Kang memandangi berlian berdarah yang ada dihadapan keduanya sambil menunggu hasil tes darah. Dr. Yoo tidak habis pikir kalau itu adalah berlian berdarah sungguhan. Dr. Kang sendiri berkomentar lain, dia memprediksi harganya dan bertanya apakah Dr. Yoon mau mengambil satu berhubung hanya mereka berdua yang tahu jumlahnya. Dr. Yoon tidak menyangka kalau Dr. Kang akan berpikir demikian. Lalu, Dr. Kang bertanya pada Dr. Yoon tentang pendapatnya jika seandainya keduanya tertular. “Tapi, bagaimana jika kita positif tertular?” “Apa kau takut?” “Kau tak takut, Letnan Yoon?” “Bukannya aku sudah memberitahumu, hal apa yang paling kutakutkan?:, kata Dr. Yoon sambil mengingat saat ia memberitahu Dr. Kang bahwa ia lebih takut berpisah dengan Sersan Seo dibandingkan memikirkan profesinya. Tiba-tiba, Kapten Yoo dan Sersan Seo datang dan berjalan ke arah keduanya. Sersan Seo malah langsung masuk ke ruang operasi tersebut tanpa pedu

Descendants of the Sun Episode 10

Pada bagian akhir episode sebelumnya ( Episode 9 ), Kapten Yoo meminta Dr. Kang untuk melakukan tugasnya sebagai dokter, yaitu menyelamatkan nyawa seseorang. Sementara, dia sendiri akan melakukan tugasnya sebagai tentara jika ada orang yang seharusnya dibunuh. Dengan perasaan takut, Dr. Kang pun meminta untuk memindahkannya. “Dia sedang syok akibat pendarahan. Kita harus segera memindahkannya”, kata Dr. Kang. “Ini adalah keputusanmu. Kau bisa menjatuhkan senjatamu dan membawanya masuk ke dalam, atau membiarkan dia mati di sini. Aku sarankan untuk memilih yang terakhir”, kata Kapten Yoo pada anak buah Kapten Argus yang mengarahkan senjata padanya.

Descendants of the Sun Episode 9

Di akhir episode sebelumnya ( Episode 8 ), Dr.. Kang berada dalam ruangan yang sama dengan Dr. Daniel yang sudah berhasil memperbaiki sound system . Setelah mengetesnya, Dr. Kang pun memberikan playlist lagu dengan menyambungkan HPnya langsung pada sound system tersebut. Seluruh pasien dan tim medis yang ada di medicube menikmati lagu yang sedang dimainkan tersebut. Terlihat mereka semua bahagia mendengarnya. Dr. Kang pun tersenyum melihat kebahagiaan mereka. Tak hanya orang yang di medicube , tapi juga para prajurit yang ada di asrama mereka, menikmati lagu tersebut.

Descendants of the Sun Episode 8

Episode sebelumnya ( Episode 7 ), diakhiri dengan pengakuan Kapten Yoo bahwa ia terus merindukan Dr. Kang. Apapun yang ia lakukan, ia tetap akan selalu kepikiran akan Dr. Kang. Pengakuannya itu membuat Dr. Kang terpaku dan tidak mengatakan apa-apa. Selanjutnya, dia pun berdiri, mengambil pakaiannya dan meminta Dr. Kang untuk pergi istirahat. Dia minta maaf tidak bisa mengantarnya pulang karena ia sendiri harus kembali ke markas untuk briefing .

Descendants of the Sun Episode 7

Akhir dari pada episode sebelumnya ( Episode 6 )  adalah pertemuan antara Dr. Kang dengan Kapten Yoo. Pada pertemuan tersebut, setelah membantu mengikatkan sepatu Dr. Kang, baik Kapten Yoo maupun Dr. Kang meminta untuk saling berhati-hati agar tidak terluka dalam proses penyelamatan. Setelah itu, mereka berpisah dan mengambil langkah yang berlawanan arah.

Descendants of the Sun Episode 5

Episode sebelumnya ( Episode 4 ) berakhir dengan adegan kiss antara Kapten Yoo and Dr. Kang di ruang makan. Terlihat Dr. Kang tidak menolak saat Kapten Yoo tiba-tiba menciumnya di saat dia menawarinya wine . Namun, itu tidak berlangsung lama karena Dr. Kang buru-buru pamit dan mengucapkan selamat malam kepada Kapten Yoo. Mereka kembali ke ruang tidur mereka masing-masing.

Descendants of the Sun Episode 4

Sebagaimana di akhir episode sebelumnya ( Episode 3 ), Dr. Kang diminta oleh Kapten Yoo untuk segera menyelamatkan Presiden Arab. Bersama dengan tim medis lainnya, Dr. Kang membawa pasien ke ruang operasi. Meski sempat kembali dihentikan oleh pengawal presiden, Dr. Kang melanjutkan untuk mengoperasinya setelah mendengarkan apa yang dikatakan Kapten Yoo kepada pengawal tersebut. “ Kau, lakukan tugasmu. Dokter akan akan menyelamatkan pasien dan aku akan melindungi orang yang harus dilindungi .” Saat Dr. Kang mendorong pasien menuju ruang operasi, Kapten Yoo menodongkan senjata ke pengawal presiden dan menoleh ke arah Dr. Kang. Hmm, sepertinya dia khawatir!

Descendants of the Sun Episode 3

  Episode ini diawali dengan penjemputan tim relawan oleh Tim Alpha selaku tentara yang bertugas di Urk, sebagaimana yang terlihat di akhir episode sebelumnya ( Episode2 ). Saat di bandara, terlihat kapten Yoo berjalan ke arah tim medis diikuti oleh anggota Tim Alpha lainnya. Dia berlalu begitu saja di samping Dr. Kang yang terpaku melihatnya. Kepala suster Ha Jae Ah dan suster Min Ji juga mengenalinya. Dia langsung memberitahu sekaligus memperkenalkan diri kepada tim relawan medis bahwa dia adalah Komandan Kompi Mowuru, Kapten Yoo Shi Jin, yang akan bertanggung jawab atas keamanan mereka selama di Urk. Diikuti oleh pemberitahuan informasi tambahan oleh Sersan Seo. Kapten Yoo yang berdiri tepat di posisi dimana kerudung Dr. Kang tergeletak. Dia pun memungutnya dan berbalik jalan ke belakangnya, dimana Dr. Kang berdiri. Tanpa sepatah katapun, Kapten Yoo menerima kerudungnya dari tangan Kapten Yoo.

Descendants of the Sun Episode 2

  Pada episode sebelumnya ( episode 1 ), Kapten Yoo berlari dan menaiki helicopter setelah sepakat untuk bertemu dan nonton dengan Dr. Kang di akhir pekan. Dr. Kang terlihat sedih ditinggal begitu saja oleh Kapten Yoo dan terus memandang dan mengikuti kemana arah helikopter yang telah take off tersebut. Dari dalam helikopter juga terlihat Kapten Yoo sedang melihat ke arah Dr. Kang sebelum akhirnya helikopter tersebut terbang jauh dan hilang dari pandangan. Dr.Kang masih memandang ke langit hingga Dr. Song datang mendekatinya. Dr. Song pun mengikuti arah pandang Dr. Kang dan bertanya apa yang sedang dilihatnya. Daripada menjawab pertanyaan seniornya tersebut, dia malah bertanya balik apakah tentara yang sedang bertugas harus dijemput dengan helikopter dan akan tertembak.

Descendants of the Sun Episode 1

    Cerita ini bermula dari peristiwa yang terjadi di Zona Damarkasi Militer pada jam 1 pagi. Saat itu, 3 pasukan khusus Korea Utara menyerbu Penjaga Pos 301 dan menyandera dua tentara Korea Selatan. Menurut komandan militer Korsel, itu merupakan sebuah provokasi. Pertama, Korut melewati batas DMZ dan itu melanggar perjanjian gencatan senjata. Korut memancing Korsel untuk menyerang yang nantinya akan menjadi alasan negosiasi dalam perjanjian internasional. Untuk menghindari taktik dan jebakan Korut tersebut, komandan pasukan militer Korsel mengirim Pasukan Khusus mereka untuk menyelamatkan sandera. Pasukan Khusus tersebut adalah Tim Alpha.

Descendants of the Sun's Story

Descendants of the Sun ( 태양의 후예 ) is a Korean Television Drama Serial which stared by Song Joong Ki, Song Hye Kyo, Jin Goo dan Kim Ji Won.  Storyline: Yoo Si-jin ( Song Joong-ki ) is the captain of a South Korean Special Forces unit . He catches a motorcycle thief Kim Gi Beom (Kim Min Seok) with Sergeant Major Seo Dae-young ( Jin Goo ). The thief is injured during his capture and is sent to the hospital. Dae-young realizes his cellphone was stolen by the thief and goes to the hospital along with Si-jin to retrieve his cellphone. In the emergency room, Si-jin meets Dr. Kang Mo-yeon ( Song Hye-kyo ) for the first time. He falls in love with her immediately. Mo-yeon mistakenly assumes Si-jin is part of thief's criminal gang due to his nickname "Big Boss", which is actually his callsign. He proves to her that he is a soldier with the help of army doctor Yoon Myeong-joo ( Kim Ji-won ). Si-jin and Mo-yeon begin to date, but due to their jobs, their dat

Descendants of the Sun Episode 10 - Sweet Scenes

It's Okay....It's Worth Watching!

Descendants of the Sun Episode 9 - Sweet Scenes

Hello blog readers! It's really worth watching, check this out!

A Friend who Come Up with a Bunch of Preach

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Entah mengapa, saya terus kepikiran dengan semua yang teman saya katakan. Teman, yang lama tidak komunikasi ataupun ketemu, tiba-tiba menelpon. Saya pun tidak bisa langsung mengenali suaranya. Hanya bisa menerka tapi tidak begitu yakin sampai akhirnya dia memberitahu saya. Belum lagi, niatnya yang ingin mengelabui saya dengan berlagak seakan-akan tata usaha kampus yang menanyakan apakah saya datang mengajar atau tidak padahal jelas-jelas hari sabtu. Seketika saya bingung, ditambah dia mengatakan “Bapak”. Dalam hati saya berpikir kalau dia orang salah sambung . Kurang lebih seperti ini percakapan awal kami.

Saturday: Meet-Up with Saree

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Bersamaan dengan terbitnya Matahari di ufuk timur, saya meninggalkan rumah menuju kawasan Pantai Losari. Hari ini, setelah sekian lama, akhirnya saya bisa kembali merasakan sejuknya pagi hari. Lalu lintas lancar dan tanpa macet ataupun ngetam (singgah menunggu penumpang). Tepat jam 7, saya turun di perapatan Jl.Haji Bau dan jalan-jalan sampai di kawasan pantai. Sambil jalan, saya menghubungi Saree, teman yang saya ajak janjian ketemu di Pantai Losari. Namun, entah karena alasan apa, dia tidak menelpon balik ataupun membalas SMS saya. Hingga lima belas menit kemudian, saya tiba di depan Mesjid Terapung Amirul Mukminin. 

Early Review K-Drama: Descendants of the Sun (Eps. 1-6)

        Descendants of the Sun, adalah sebuah drama TV serial korea tahun 2016 yang kini telah memasuki minggu ketiga tayang di KBS2. Drama ini dibintangi oleh Song Joong Ki, Song Hye Kyo, Kim Ji Won dan Jin Goo.         Drama ini merupakan salah satu K-Drama yang paling dinanti oleh penggemar serial K-Drama TV, termasuk saya. Pertama kali tahu kalau aktris cantik Song Hye Kyo akan kembali hadir dengan drama terbaru tahun lalu, senangnya bukan main. Terlebih lagi, dia akan beradu akting dengan aktor favorit yang baru saja kembali dari wamil, Song Joong Ki. Saat itu, rasanya tidak sabar lagi ingin segera memasuki tahun 2016.

Trip Gallery to Pinrang: Attending Eky's Wedding Party

Assalamu'alaikum Wr.Wb. Sehari menjelang hari valentine lalu, tepatnya tanggal 13 Februari 2016, salah satu junior di FBS yang di Program Pascasarjana merupakan teman sekelas saya, merayakan hari bahagianya. Dia adalah Rezky Uspayanti. Bukan ulang tahun melainkan pernikahan. Tentunya, hari itu akan menjadi hari yang paling bahagia dan akan dikenangnya selama hidupnya. Selamat yaaaaa, adek Ekyyyyy!!!! :)

Mendapatkan Sebuah Kepastian

Assalamu'alaikum Wr.Wb.  Waktu berlalu begitu cepat. Tanpa terasa kini kita sudah memasuki bulan Maret. Rasa-rasanya baru kemarin malam, langit malam dihiasi kilauan cahaya kembang api yang menandakan bahwa tahun telah berganti. Sepertinya baru kemarin saya jatuh bangun berjuang untuk mendapatkan pekerjaan, walau sakit mendera tetap berusaha untuk bangun, namun ujung-ujungnya berakhir dengan kekecewaan juga. Saat itu, saya berpikir bahwa akan ada cara lain untuk mendapatkan rejeki-Nya. Dan, ya, itu benar. Saya mendapatkan kesempatan lain, tinggal dan mengajar di ICM BSD yang berlokasi di Tangerang Selatan. Namun, lagi lagi setelah beberapa hari memikirkannya, saya harus kehilangan kesempatan tersebut. Bukannya saya tidak mau, justru sebaliknya. Saya sungguh sangat tertarik dan ingin join program tersebut. Akan tetapi, saya terkendala dengan izin dan restu orang tua. Mereka mengingkan saya mencari pekerjaan yang tidak perlu pergi jauh, kalau bisa yang berlokasi di Makas

Waspadalah akan Kejahatan: Being a Victim of Snatchers

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Pernahkah kalian menjadi korban pencurian? Tahukah kalian bagaimana   rasanya dijambret? Entah sial atau apa. Di kala melintasi jalan yang selama ini saya lalui saat ingin menghindari macet dan keramaian, saya harus mengalami kejadian tersebut. Saya menjadi korban pencurian dalam sekejap. Di saat yang bersamaan, saya pun mengetahui rasanya dijambret. Astagfirullah! “Taskuuuu!” Secara spontan, hanya itu yang bisa saya ucapkan. Suara itu keluar begitu saja tanpa kesan teriak.   Pikiran kacau, badan lemas.

Belajar dari Kegagalan

 Assalamu'alaikum Wr. Wb. Awal pekan terakhir di bulan Januari, tanpa sengaja saya membuka news feed di BBM dan melihat ada teman yang menuliskan personal message, “ Alhamdulillah, one step closer. Pas tong lagi hari seminarku :( untungnya pagiji tesnya. ” Seketika saya langsung ngeh . Saya mengerti apa yang dia maksud. Yah, itu tentang hasil tes MT sebelumnya yang akan berlanjut ke tahap selanjutnya. Saya pun langsung membuka Display Picture dari teman itu. Dan sadly , saya tidak menemukan namaku ataupun nama dari teman lainnya yang juga join , lulus dalam tes tahap kedua tersebut. Sulit dipungkiri, akan kehadiran rasa kecewa itu. Rasanya saya tidak terima dengan pengumuman tersebut. Dengan kualifikasi yang ada, ternyata saya belum memenuhi standar mereka (LC). Hmm ,,,mungkin saya memang tidak memiliki hal yang patut untuk dipertimbangkan ya. Okay! Akan tetapi, bagaimana dengan teman saya yang lainnya. Menurut saya, mereka sudah melebihi kualifikasi.

Merasa Diabaikan? Introspeksi Diri!

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Hi, everybodyyy.....! Morning en' happy mon(ey) day :) Well,,, Today I'll share something that we need to think. It's 'bout "Introspection". Pernahkah anda merasa bingung dengan apa yang terjadi pada diri anda sendiri? Merasa diperlakukan dengan cara yang berbeda oleh orang-orang disekitar anda? Merasa diabaikan, dicuekin atau bahkan diisolasi?  Jika YA, anda sebaiknya atau semestinya mempertanyakannya.

Café Tales: Saturdate with Musfirah at Cafe London

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Pada hari Sabtu (24/1), setelah mendapatkan jadwal seminar proposal, saya mengajak Ira untuk hang-out bareng. Kebetulan pada saat itu, kami sudah lama ngak ketemuan dan jalan bareng. Kami janjian ketemu di depan Telkom dan ke Cafe London barengan. Karena dia juga tidak tahu dimana lokasi cafe tersebut. Kami tiba di sana sekitar jam 10 pagi dan masih agak sepi. Hanya ada beberapa meja yang terisi pengunjung. Dengan begitu, kami bisa dengan bebas mengambil foto sembari menunggu pesanan kami datang.

Weekend in Soppeng: Attending Saree's Brother Wedding Party

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Pada hari jumat (8/1) kemarin, saya berangkat ke Soppeng bersama dengan Yuzi, Fia dan Rina. Kami ke sana dalam rangka menghadiri undangan pernikahan dari pada Saree. Sebenarnya sih, yang mau nikah itu bukan Saree, melainkan adeknya yang laki-laki, Andi Ikhsan Pahri Patarai. Namun, karena kami sudah menganggapnya seperti keluarga sendiri, kami dengan senang hati datang jauh-jauh dari Makassar. Demi pertemanan, persahabatan dan persaudaraan. Kami berangkat dari Makassar sekitar jam 7 malam naik mobil yang biasa ditumpangi oleh Saree saat ke Soppeng ataupun ke Makassar. Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 4 jam, kami tiba di Lolloe pada pukul 23.20 wita. Kami langsung ke tempat dimana kami akan menginap selama di Soppeng, yaitu di penginapan dari pada gedung pernikahan yang telah di book-in oleh Saree sek. Begitu tiba, kami langsung istirahat karena sudah dibersihkan sebelum kami datang. Setelah shalat isya', kami langsung tidur.

Happiness Memories of 2015

Assalamualaikum Wr. Wb. Waktu terus berlalu dan tanpa terasa sekarang sudah tahun 2016. Segala kenangan manis dan bahagia yang telah terukir di tahun 2015, kini telah menjadi masa lalu. Ada banyak kenangan yang tak terlupakan di tahun kemarin. Namun, karena target atau resolusi yang harus saya capai, saya pun tidak bisa konsisten untuk berbagi cerita dalam blogpost, hanya ada beberapa yang bisa saya bagi. So, sebelum saya melupakan semuanya, saya berpikir untuk menceritakannya secara gamblang dan menyeluruh saat ini. Hmmm...udah telat sih, tapi yaa saya pikir ini lebih baik dari pada tidak pernah sama sekali. Iya kan??? Well, throwback time!!!

MTMA to Bau-Bau: Hari Ketiga di Kota Semerbak

Bau-Bau, December 10th, 2015 Pagi harinya, saya terbangun oleh bunyi alarm HP saya. Saya pun langsung bangun shalat subuh. Setelah shalat, saya kembali ke tempat tidur. Bukannya tidur kembali, melainkan saya online. Scrolling IG, check LINE, scrolling Twitter and FB dan sebagainya. Hingga akhirnya, saya kembali tertidur. Saat saya bangun, Sukma sudah bangun dan lagi menikmati view daripada kamar kami. Setelah diajak Kak Erwin turun ke restaurant, dia pun mengajak saya juga untuk ikut turun. Saya pun mengambil jaket, lalu turun. Beruntung, kami mendapatkan menu sarapan kesukaan saya, nasi goreng plus tempe, telur, dan kerupuk. Hmmm,,,itu makanan saya! Saya bersama Sukma langsung makan. Sementara Kak Erwin sibuk menyeduh kopi untuk diminumnya bersama dengan roti. Dia belum makan nasi. Selesai makan, Kak Erwin turun berenang, di pantai di belakang restaurant itu. Saya bersama Sukma hanya melihat-lihat sambil sesekali mengambil foto untuknya yang lagi berenang. Tak lama kemudian, Hal

MTMA to Bau-Bau: Hari Kedua di Kota Semerbak

Bau-Bau, December 10th, 2015 Tepat jam 05.00 alarm HP saya berbunyi. Saat itu juga saya terbangun. Namun, karena teman-teman masih pada tidur dan saya juga belum bisa shalat, saya kembali tidur. Belum lagi, hawa dingin daripada AC yang sangat mendukung. Untungnya, saya tidur di tempat tidur yang dilengkapi dengan selimut yang bisa menghangatkan tubuh. Berbeda dengan Kak Selvi dan Sukma yang tidurya di kasur yang berbeda dan tidak dilengkapi dengan selimut. Saya bisa membayangkan bagaimana dinginnya mereka yang tidur tanpa selimut. Pasti mereka sangat kedinginan. Namun, meski demikian, mereka juga tidak pernah sekalipun meminta untuk tukar tempat tidur. Hmmm!!! Saya kembali terbangun pada jam 6 lewat dan tidak kembali tidur lagi. Saya hanya stand-by di tempat tidur sambil main HP sembari menunggu teman-teman semua pada bangun. Jam 7pagi, kami semua sudah bangun. Namun, teman-teman di kamar lain masih pada tidur.

MTMA to Bau-Bau: Hari Pertama di Kota Semerbak

Bau-Bau, December 9th, 2015 Pengaruh jetlag membuat kami semua terlelap hingga pagi datang. Hanya kak Selvi dan Sukma yang bangun di subuh hari. Kebetulan Athy dan saya lagi tidak shalat, jadi kami masih asyik tidur hingga jam 7. Sekitar jam 8 pagi, kami semua terbangun kelaparan. Kami menanti sarapan pagi diantarkan ke kamar. Namun hingga jam 9 pagi, sarapan pagi tak kunjung datang. Kami pun bingung, apa sesungguhnya yang terjadi. Mengapa kami tidak mendapat pelayanan sebagaimana pengunjung hotel biasanya? Akhirnya, kami pun sepakat untuk keluar mencari tahu mengapa tidak ada pelayanan dan atau mencari makanan. hehehe!!!