Langsung ke konten utama

SPIDI English Camp

Rezeki, jodoh, dan kematian adalah rahasia Allah. Meskipun engkau mengejarnya setengah mati jika itu tidak untukmu, maka engkau tidak akan pernah mendapatkannya. Begitupun sebaliknya, jika itu memang diperuntukkan untukmu, sebesar apapun engkau menghindarinya, akan selalu ada jalan untuk engkau mendapatkannya. Hal tersebut terjadi pada diri saya baru-baru ini.

Awal Ramadhan lalu, di saat saya lagi di Bone, seorang teman menawarkan pekerjaan kepada saya. Namun, karena saya tidak online, pesan tersebut baru saya lihat 2 hari kemudian. Dan, saat itu juga, saya tertarik dengan tawaran tersebut. Berhubung saya memberikan respon yang terlambat, teman saya pun tidak yakin apakah masih butuh pengajar/mentor atau tidak lagi. Dia butuh untuk mengkonfirmasi ulang pada pihak yang membutuhkan pengajar tersebut. Dan meminta saya untuk menunggu kabar selanjutnya.

Selang sehari tidak ada kabar, saya pun berpikir kalau itu bukan rezeki saya. Sepertinya kuota pengajar yang mereka butuhkan sudah memenuhi. Saya pun fokus dengan urusan kampus. Masih ada beberapa pertemuan yang tertinggal dan tersisa satu minggu sebelum jadwal final tes. Mau tidak mau, saya harus memberikan kelas tambahan. Pada pertemuan ke-12, di hari Kamus, kami sepakat untuk kuliah extra di hari Sabtu.

Esoknya, saya stay di rumah dan membersihkan. Diluar dugaan, sekitar jam 1 siang, teman yang pernah menawarkan pekerjaan tersebut, memberikan kabar kalau di sore hari itu juga, akan ada Technical Meeting untuk English Camp SPIDI. Menerima kabar tersebut, saya pun bingung dibuatnya. Mengapa? Di saat saya sudah berjanji akan memberikan kuliah di akhir pekan pada mahasiswa, tiba-tiba kabar baik ini datang. Kalau saya terima, itu artinya saya harus skip tiga pertemuan lagi hingga satu minggu berikutnya karena program tersebut berlangsung selama satu minggu. Belum lagi, saya harus absen dari Rapat Senat pada hari Sabtu sore. Kalau saya tolak, saya kehilangan kesempatan untuk mencoba hal baru di tempat yang baru. Hmmmmm…galau!!!!

Setelah berpikir sejenak, saya pun memutuskan untuk menerima tawaran tersebut. Berkat petunjuk dari beberapa teman dan google map, saya tiba di Pesantren Darul Istiqamah, Maros dengan selamat. Tiba di sana, saya pun mencari lokasi SPIDI. Sambil jalan kaki memasuki kompleks City of Darul Istiqamah, saya bertemu dengan santri dan seorang anak. Saya pun bertanya pada mereka. Tiba di pos satpam, saya pun memperkenalkan diri dan Pak Satpam menunjukkan jalan masuk.

Memasuki kawasan SPIDI, saya seperti orang kesasar yang mencari jalan yang tepat. Saya bingung harus kemana. Saya menghubungi teman saya, tidak terkirim. Sepertinya, HPx lowbat. Saya pun melihat kesana kemari dan begitu ada santriwati yang lewat, saya pun bertanya pada mereka tentang tempat tehnical meeting diadakan. Dari jawabannya, sepertinya santriwati tersebut juga tidak tahu pasti mengenai hal yang saya tanyakan. Mereka hanya mengarahkan saya untuk ke mesjid karena di mesjid, ada beberapa guru yang berkumpul seperti mengadakan suatu pertemuan.

Tiba di mesjid, saya memberitahu mereka kalau saya adalah salah satu mentor untuk English Camp, yang datang untuk Technical Meeting. Salah saorang guru pun meminta saya untuk duduk. Lalu, dia menghubungi Ketua Panitia English Camp tersebut. Selanjutnya, saya diminta ke Resto/Cafetaria yang ada di dekat Lapangan. Saya pun duduk dan menunggu di tempat tersebut.

Hingga jam 4 sore, tak seorang pun mentor datang. Mereka baru datang satu per satu setengah jam kemudian. Meeting dimulai sekitar setengah 5 sore. Sebelum membahas agenda dan rundown acara, ada perkenalan. Saya pribadi, bagaikan orang asing diantara mereka. tak satupun dari mereka saya kenal. Karena saya didaftar oleh Fitri dan Fitri sendiri berhalangan hadir saat itu. Saat meeting berlangsung, beberapa tentor datang. Meeting berlangsung hingga waktu berbuka tiba. Setelah buka bersama, kami pun shalat magrib. Ba’da magrib, saya pun pamit pulang. Salah seorang mentor yang tinggal di Daya (Sukma)  menawari saya untuk pulang bareng dengannya. Akan tetapi, saya tidak memiliki helm. Dia pun meminta saya untuk meminjam helm salah seorang teman yang ingin menginap. Saya pun meminjam helmnya Isma. Berdasarkan hasil meeting, esoknya kami harus ada di lokasi jam 8 pagi karena akan ada briefing sebelum kegiatan dimulai. Saya pun janjian untuk pergi bareng Sukma lagi.

Selama 6 hari, dari hari Sabtu hingga Kamis, saya pulang balik Makassar-Maros. Untungnya, kami berangkatnya pagi-pagi dan pulangnya malam, jadi kami jarang terkena macet. Kami hanya butuh 30 menitan untuk tiba di lokasi. Kami selalu datang in time dan briefing selalu terlambat. Setiap paginya, begitu kami tiba di SPIDI, kami langsung ke Mesjid. Sambil menunggu teman-teman mentor datang, kami shalat dhuhah, mengaji dan online.

Briefing biasanya baru dimulai sekitar jam 9. Oleh karena itu, kami selalu terlambat mulai. Jadwal sesungguhnya, sesi pertama itu dimulai jam 9, selalu ngaret hingga jam 10. Hal itu berlangsung hingga hari terakhir. Itulah warga Indonesia, sangat sulit untuk bisa disiplin waktu.

Meski demikian, ada banyak kesan yang terukir selama program English Camp di SPIDI tersebut berlangsung.

Pertama, bertemu dengan orang-orang pintar, hebat dan kreatif. Dari semua panitia dan mentor yang ada, hanya Fitri yang saya kenal. Artinya, hampir mereka semua adalah orang baru yang saya temui. Mereka adalah orang-orang hebat dari berbagai kampus. Mengapa saya mengatakan demikian? Yah, dari semua mentor, hanya beberapa yang memiliki background Pendidikan Bahasa Inggris. Namun, mereka semua berkualifikasi untuk menjadi mentor English Camp. Hebat kan???

Kedua, setting kegiatan yang menyenangkan. Ini untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki di SPIDI. Dan kesan pertama saya, “Wahhh, lokasinya menyenangkan nih!” Yah, SPIDI sendiri sangat cocok untuk dijadikan tempat untuk kegiatan English Camp. Mengapa? Ada banyak spot-spot cozy untuk outdoor learning.

Ketiga, indahnya berbagi ilmu pengetahuan di bulan  Ramadhan. English Camp tersebut adalah program yang sangat tepat, yang berlangsung di waktu yang tepat. Bagaimana tidak? Sebagaimana yang kita ketahui bersama, bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan kita melakukan kegiatan yang bermanfaat. Insya Allah, sedikit banyaknya ilmu yang kami bagi, kami selaku mentor akan mendapatkan berkahnya. Salah satunya adalah, tawaran untuk menjadi guru Bahasa Inggris SPIDI baik dari guru Bahasa Arab, guru Bahasa Inggris, committee, dan bahkan dari Direkturnya langsung. Sungguh suatu kehormatan tersendiri bagi saya untuk tawaran tersebut. Sesungguhnya, saya cukup tertarik dengan tawaran tersebut, tapi ada beberapa hal lain yang menjadi pertimbangan saya. Oleh karena itu, saya tidak bisa langsung menerima tawaran itu begitu saja.

Keempat, kebersamaan. Karena kegiatan tersebut berlangsung di bulan Ramadhan, ada banyak kebersamaan yang kami rasakan. Mulai dari shalat berjamaah, buka bersama, makan malam bersama. Bagi mentor yang stay, mereka bisa tarwih dan sahur bersama di SPIDI selama kegiatan berlangsung. Dan, itu adalah kebersamaan-kebersamaan langka yang hanya bisa dirasakan di bulan Ramadhan.

Kelima, respon-respon menarik dari beberapa santriwati tentang saya. Selama kegiatan English Camp tersebut, ada beberapa komentar menarik yang saya terima dari santriwati. Ada santri yang mengatakan kalau saya itu seperti model. Dia mengatakan, “Miss, kayak model ki. Tinggi, pintar. Kenapa tidak jadi model saja, Miss?” Ada juga yang memerhatikan gigi saya. Dia mengatakan, “Lurusnya giginya, Miss.” Selain gigi, ada juga yang memperhatikan hidung saya. Bahkan, sampai mengejar saya untuk bisa menyentuhnya, untuk memastikan apakah itu asli atau bukan. Dia mengatakan,”Miss Ana, mancungnya hidungnya. Asli itu miss? Atau operasi? Miss, Miss, mauka sentuh ki.” Mendengar respon mereka semua, saya berpikir kok mereka bisa memperhatikan saya sedetail itu yaaa! Heheheh!

The last but not least, respon mereka terhadap kegiatan English Camp. Di saat kegiatan berlangsung, karakter mereka sudah terlihat semua, ada yang rajin dan tepat waktu datang, ada juga yang datang nanti setelah dipanggil, ada yang ogah-ogahan datang, bahkan ada yang memilih untuk tidur di asrama dan tidak ikut kegiatan. Namun, di hari terakhir, sebagian besar testimoni mereka mengungkapkan kalau kegitan tersebut positif dan bagus untuk meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris mereka. Dan, itu terbukti pada performance mereka yang menuntut mereka utnuk berbicara dalam Bahasa Inggris. Menurut saya pribadi, mereka memiliki niat untuk belajar karena ada beberapa diantara mereka yang meminta tips dari saya untuk bisa berbahasa Inggris dengan baik. Namun sepertinya waktunya yang tidak tepat bagi mereka. Saya berpikir demikian karena pernah sekali saya memberikan topik untuk diskusi bagi mereka, yaitu tentang aktivitas mereka selama di SPIDI. Hampir semuanya mengeluhkan padatnya kegiatan mereka yang menjadikan mereka selalu mengantuk saat belajar, apalagi di bulan Ramadhan.

Overall, kegiatan ini lumayan singkat tapi cukup berkesan dan insya Allah bermanfaat bagi kami semua. Harapan pak Direktur untuk menjadikan English Camp sebagai program rutin dan mengundang kami kembali untuk mementori merupakan sebuah kehormatan bagi kami. Kapan pun itu, jika memungkinkan, saya pribadi, siap untuk berbagi ilmu pengetahuan yang telah saya miliki, Bahasa Inggris.

SPIDI English Camp!!!
Let’s Speak Let’s Have Fun!!!

Thanks a lot SPDI and FLP for having me.
It’s unforgettable moment for me.
Nice to meet you all…Committee, Mentors, Teachers, Staffs, and Students.

Nice Sharing...Enjoy Learning :)

Komentar

  1. Selamat Siang,

    Saya sedang blgowalking dan menemukan blog anda.
    Saya Soraya dari http://serumah.com.
    Saat ini trend berbagi ruangan/roomsharing sangat gencar. Kami berinisiatif untuk membuat situs pencari teman sekamar agar orang-orang yang ingin menyewa rumah dapat berbagi tempat tinggal dan mengurangi biaya pengeluaran untuk tempat tinggal. Berawal dari ide tersebut, website serumah.com diluncurkan sejak awal tahun 2016.

    Saat ini saya membutuhkan bantuan anda untuk memberikan review mengenai serumah.com di situs blog anda. Kami sangat menghargai jika Anda bersedia untuk memberikan review terhadap website kami dan menerbitkan di blog anda.

    Mohon hubungi saya jika ada pertanyaan lebih lanjut. Saya ucapkan terima kasih atas waktu dan kesempatannya.

    Soraya F.
    Cataga Ltd.
    soraya.serumah@gmail.com
    http://serumah.com/

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Spend Weekend in Sunset Rumah 40 Villa & Resto, Boneoge

Midday View of Sunset Rumah 40 Villa & Resto, Boneoge - Donggala Time flies so fast. I’ve been staying here for more than 2 years. Yeah, I’m not the local here. I come and stay here for work. If you ask me, “What do you do for a living?”, the answer is “I’m in teaching.” Being a practioner in Education like lecturer, I’m full of works. Many others think that lecturer will be on holiday on the semester break, but FYI it’s not happened on the reality. Semester break is only for students, not lecturers. Final test correction, BKD report, lesson plan, and research proposal are to do lists of lecturers in January. To deal with those activities, of course, I have to be smart in time management. So, I can do relaxation at the end of the month, before coming to the next semester. Unexpectedly, Anna Rufaida, my friend in Tadulako University who works as an operator staff in Language and Art Education Department, invited me to join in her travel plan to Boneoge, Donggala. After knowing whoev

Bits and Pieces of My Life: Hustle Culture and Multitasking

Have you ever heard about hustle culture and multitasking? Hustle culture is a person mentality who thinks work as everything above all. For them, work all day long every day is a must, for the sake of professionality. Until some of them end with burnout - exhaustion of physical or emotional strength or motivation usually as a result of prolonged stress or frustration of work. Sometimes, they are also multitasking - the ability to do multiple tasks at one time. Why do I talk 'bout this?   Hmm...I'm going to share about my activity recently ( in the last three months ).  After re-reading my daily journal, I realize that the rhythm of my life is in contrary with my principle, which is slow living. What I do recently, shows that I'm in hustle culture and a multitasking woman as well. My weekend is always full of workshops or meetings, from one place to another, even from one hotel to another. That's why, some of my friends or colleagues commented by saying:  "

Story of My 18th August

08.18.16 My 26 th Birthday              Bulan Agustus kerap kali menjadi bulan yang paling saya nanti-nanti setiap tahunnya. Itu tidak lain dan tidak bukan hanya karena satu hal, yaitu hari kelahiran. Tiap kali, Bangsa dan orang-orang Indonesia usai merayakan Hari Kemerdekaan, saya pun kembali diingatkan dengan hari dimana saya pertama kali melihat dunia yang fana ini. Tiap kali hari itu datang, saya selalu dan senantiasa bersyukur karena masih dianugrahi umur yang panjang. Namun, di sisi lain, saya pun menyadari bahwasanya saya juga semakin dekat dengan kematian. Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa kehidupan dunia itu fana. Dunia hanyalah tempat persinggahan bagi hamba-Nya, sekaligus tempat untuk menyiapkan bekal untuk kehidupan yang kekal. Dan, kehidupan yang kekal itu adalah akhirat.