Langsung ke konten utama

Mendapatkan Sebuah Kepastian



Assalamu'alaikum Wr.Wb. 

Waktu berlalu begitu cepat. Tanpa terasa kini kita sudah memasuki bulan Maret. Rasa-rasanya baru kemarin malam, langit malam dihiasi kilauan cahaya kembang api yang menandakan bahwa tahun telah berganti. Sepertinya baru kemarin saya jatuh bangun berjuang untuk mendapatkan pekerjaan, walau sakit mendera tetap berusaha untuk bangun, namun ujung-ujungnya berakhir dengan kekecewaan juga. Saat itu, saya berpikir bahwa akan ada cara lain untuk mendapatkan rejeki-Nya. Dan, ya, itu benar. Saya mendapatkan kesempatan lain, tinggal dan mengajar di ICM BSD yang berlokasi di Tangerang Selatan. Namun, lagi lagi setelah beberapa hari memikirkannya, saya harus kehilangan kesempatan tersebut. Bukannya saya tidak mau, justru sebaliknya. Saya sungguh sangat tertarik dan ingin join program tersebut. Akan tetapi, saya terkendala dengan izin dan restu orang tua. Mereka mengingkan saya mencari pekerjaan yang tidak perlu pergi jauh, kalau bisa yang berlokasi di Makassar saja.  Oleh karena itu, saya memutuskan untuk menolak kesempatan baik tersebut dan memilih menunggu sesuatu yang saya harap lebih baik.  
Dan bulan ini adalah bulan dimana kepastian akan pekerjaan tersebut saya dapatkan. Di akhir bulan Februari kemarin, saya mendapatkan undangan rapat dosen se-universitas yang akan di adakan tanggal 1 Maret 2016 di Auditorium UIM. Di hari tersebut, saya menuju ke lokasi yang disebutkan dan tiba beberapa saat sebelum acara dimulai. Awalnya, saya berpikir yang tidak-tidak. Mengapa? Undangannya untuk menghadari rapat, tapi yang saya temukan di lokasi saat itu malah persiapan untuk kuliah umum yang dirangkaikan dengan penandatangan MoU antara UIM dengan beberapa instansi lain.

Begitu acara kuliah umum selesai, pemikiran saya yang sebelumnya ternyata keliru. Rapat pleno untuk dosen tetap terlaksana hari itu. Akan tetapi, setelah acara kuliah umum tersebut. Hmmm, sepertinya undangannya tidak lengkap yaaa. It’s okay! Setidaknya, saya mendapatkan beberapa hal dari kuliah umum tersebut. hehehe!

Rapat pleno dosen se-universitas tersebut berlangsung secara singkat. Pihak universita hanya memberikan gambaran umum apa yang seharusnya dosen persiapkan dan lakukan untuk satu semester kedepannya. Kebanyakan hadirin daripada rapat tersebut adalah dosen baru yang diterima per-Januari 2016. Hanya ada beberapa dosen lama yang hadir. Mungkin karena mereka ada aktivitas lain jadi berhalangan untuk hadir. Kami selaku dosen baru ‘kan tidak tahu banyak hal. So, begitu dikatakan wajib untuk datang, yah, mau tidak mau, harus datang. Jika ada aktivitas lain, ya mesti ditinggalkan.

Setelah rapat tersebut selesai, saya bersama beberapa dosen baru yang berada di fakultas yang sama dengan saya, menuju ke gedung fakutas. Alhamdulillah, hari itu, saya mendapatkan kepastian itu. Ya, kepastian mengajar. Jadwal mengajar telah keluar dan saya mendapatkan empat mata kuliah untuk saya ampuh. Keempat mata kuliah tersebut memiliki bobot sks yang sama, yaitu 2.  Totalnya, ya tentu 8 sks. Mata kuliah tersebut adalah Phonology, English for Specific Purposes, Cross-Cultural Understanding (mata kuliah prodi Pendidikan Bahasa Inggris) dan Pendidikan Bahasa Inggis untuk PGSD.

Namun, tidak beruntungnya adalah waktu pengajaran. Keempat mata kuliah tersebut memiliki jadwal di hari yang berbeda-beda. Mau tidak mau, saya harus ke kampus selama 4 hari dalam seminggu. Dua kali di pagi hari, sekali di siang hari dan sekali di sore hari. Setiap harinya hanya mengajar dalam dua jam pelajaran. Sepertinya sih, bisa saja, keempat mata kuliah tersebut diajarkan di hari yang bersamaan. Jadi, bisa kelar satu kali pertemuan dalam sehari untuk semuanya. Tapi, itu sih maunya saya sebagai pengajar. Sementara pihak kampus berkehendak lain. Ya, apalah daya saya. Toh, saya hanya bawahan yang tidak punya kuasa atas semua itu. Pengajar baru pula. Hehehe!

Selain itu, satu hal yang tidak sesuai dengan harapan saya adalah mengenai honorarium. Usut punya usut, honorarium untuk pengajar di universitas tersebut tidaklah banyak. Jika dibandingkan dengan tempat lain, tidak ada apa-apanya. Terlebih lagi, itu diterima per-semester. Hal itu saya dengar dari salah seorang pengajar yang telah mengajar selama 3 semester di universitas tersebut.

Ya Allah,,,sebelumnya saat saya menolak kesempatan baik yang datang, saya mengharapkan mendapatkan yang lebih baik lagi nantinya. Ternyata, tidaklah demikian. Hmm,,,entahlah apa arti semua ini! Saya tidak tahu apakah saya harus bersyukur atas semua ini. Saya memang sungguh sangat bingung dan mungkin sedikit menyesal. Akan tetapi, ini jalan yang telah saya pilih. Saya menolak yang lain dan memilih ini. Saat ini, jika saya tidak berprasangka baik terhadap Allah, saya akan sulit menerima kenyataan. Well, sepertinya saya memang harus sadar bahwa tidak selamanya apa yang kita inginkan, dikabulkan olehNya, terkadang Allah lebih memberikan apa yang kita butuhkan. Dan, bisa jadi inilah yang saya butuhkan.

Hmm,,,walau tidak sepenuhnya baik, intinya kepastian yang telah saya tunggu dalam beberapa bulan telah datang. Alangkah baik jika saya menerima dan menjalaninya dengan ikhlas. Bukankah demikian?
Semangat Kerjaaa!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Spend Weekend in Sunset Rumah 40 Villa & Resto, Boneoge

Midday View of Sunset Rumah 40 Villa & Resto, Boneoge - Donggala Time flies so fast. I’ve been staying here for more than 2 years. Yeah, I’m not the local here. I come and stay here for work. If you ask me, “What do you do for a living?”, the answer is “I’m in teaching.” Being a practioner in Education like lecturer, I’m full of works. Many others think that lecturer will be on holiday on the semester break, but FYI it’s not happened on the reality. Semester break is only for students, not lecturers. Final test correction, BKD report, lesson plan, and research proposal are to do lists of lecturers in January. To deal with those activities, of course, I have to be smart in time management. So, I can do relaxation at the end of the month, before coming to the next semester. Unexpectedly, Anna Rufaida, my friend in Tadulako University who works as an operator staff in Language and Art Education Department, invited me to join in her travel plan to Boneoge, Donggala. After knowing whoev

Bits and Pieces of My Life: Hustle Culture and Multitasking

Have you ever heard about hustle culture and multitasking? Hustle culture is a person mentality who thinks work as everything above all. For them, work all day long every day is a must, for the sake of professionality. Until some of them end with burnout - exhaustion of physical or emotional strength or motivation usually as a result of prolonged stress or frustration of work. Sometimes, they are also multitasking - the ability to do multiple tasks at one time. Why do I talk 'bout this?   Hmm...I'm going to share about my activity recently ( in the last three months ).  After re-reading my daily journal, I realize that the rhythm of my life is in contrary with my principle, which is slow living. What I do recently, shows that I'm in hustle culture and a multitasking woman as well. My weekend is always full of workshops or meetings, from one place to another, even from one hotel to another. That's why, some of my friends or colleagues commented by saying:  "

Story of My 18th August

08.18.16 My 26 th Birthday              Bulan Agustus kerap kali menjadi bulan yang paling saya nanti-nanti setiap tahunnya. Itu tidak lain dan tidak bukan hanya karena satu hal, yaitu hari kelahiran. Tiap kali, Bangsa dan orang-orang Indonesia usai merayakan Hari Kemerdekaan, saya pun kembali diingatkan dengan hari dimana saya pertama kali melihat dunia yang fana ini. Tiap kali hari itu datang, saya selalu dan senantiasa bersyukur karena masih dianugrahi umur yang panjang. Namun, di sisi lain, saya pun menyadari bahwasanya saya juga semakin dekat dengan kematian. Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa kehidupan dunia itu fana. Dunia hanyalah tempat persinggahan bagi hamba-Nya, sekaligus tempat untuk menyiapkan bekal untuk kehidupan yang kekal. Dan, kehidupan yang kekal itu adalah akhirat.