Langsung ke konten utama

Descendants of the Sun Episode 9



Di akhir episode sebelumnya (Episode 8), Dr.. Kang berada dalam ruangan yang sama dengan Dr. Daniel yang sudah berhasil memperbaiki sound system. Setelah mengetesnya, Dr. Kang pun memberikan playlist lagu dengan menyambungkan HPnya langsung pada sound system tersebut.

Seluruh pasien dan tim medis yang ada di medicube menikmati lagu yang sedang dimainkan tersebut. Terlihat mereka semua bahagia mendengarnya. Dr. Kang pun tersenyum melihat kebahagiaan mereka. Tak hanya orang yang di medicube, tapi juga para prajurit yang ada di asrama mereka, menikmati lagu tersebut.

Dr. Kang berjalan keluar dari medicube saat mendengar playlist selanjutnya. Dia langsung lari ke tempat Dr. Daniel begitu menyadari kalau yang terputar tersebut adalah rekaman pribadinya saat mobilnya terjebak di ujung tebing. Orang-orang yang ada di medicube dan di asrama tentara/prajurit pun bingung dengan apa yang mereka sedang dengarkan. Dr. Kang sendiri berlari dengan kencang memasuki ruangan tersebut. Sementara, di ruangan itu sendiri, terlihat Kapten Yoo tengah tersenyum mendengarkan rekaman Dr. Kang tersebut karena namanya ada di dalamnya. Dr. Kang juga mengungkapkan perasaannya dalam rekaman tersebut. Begitu mendengar ada yang datang, diapun langsung berbalik ke pintu. Dan tersenyum bahagia melihat Dr. Kang berlari dengan sigap mengambil HP tersebut. Terlihat dia melihat Kapten Yoo sebelum lari keluar dari ruangan itu. Dr. Daniel hanya melihat aksi cepat Dr. Kang tersebut, lalu berkata, “Musik benar-benar mengubah banyak hal”, yang selanjutnya di tanggapi oleh Kapten Yoo dengan berkata, “Kurasa aku di tengah perubahan itu.” Lalu, melompat keluar lewat jendela, yang membuat Dr. Daniel menganga melihatnya.

Dr. Kang terlihat sangat malu. Sambil berlari menuruni tangga, dan berkata, “Astaga! Memalukan sekali.” Dan begitu dia tiba di pintu, Kapten Yoo tiba-tiba muncul di pintu tersebut, yang membuatnya lebih kaget lagi.

Astaga. Kau mengajutkan aku. Kenapa kau di sini? Bagaimana bisa kau di sini?” kata Dr. Kang.
Tidak apa-apa”, balas Kapten Yoo.
Apa kau menggunakan kemampuan pelatihan Pasukan Khususmu untuk masalah seperti ini? Untuk alasan yang sangat pribadi?
Seseorang mengumumkan perasaannya secara publik.”
Ada dokter yang perlu melakukan siaran. Kau sendiri yang bilang. Ini benar-benar konyol. Kenapa kau mendengarkan rekaman orang lain?
Aku tidak bermaksud, tapi itu terputar sendiri.
Lalu kenapa kau mendengarkannya?
Kau sangat imut. Tapi kenapa kau kabur? Ketika kau berada di dekat kematian, kau ingin mengakui perasaanmu. Tapi sekarang kau masih hidup, apa kau berubah pikiran?”, tanya Kapten Yoo sambil berjalan ke arah Dr. Kang yang membuat Dr. Kang harus berjalan mundur.
Mengakui perasaanku? Aku tidak mengakui perasaanku”, elak Dr. Kang.
Suara itu jelas-jelas milikmu”, kata Kapten Yoo.
Itu bukan aku.”
Ini jelas ponselmu.
Ini bukan ponselku. Astaga, apa yang kukatakan? Diam saja kau, Kang Mo Yeon”, kata Dr. Kang yang sadar kalau segala elakannya tidak berguna.
Ini suatu kehormatan bagiku”, kata Kapten Yoo sambil tersenyum.
Baiklah”, kata Dr. Kang kemudian melangkah untuk pergi.
Ini tidak baik”, kata Kapten Yoo yang menghalangi langkah Dr. Kang dengan memegang lengannya.
Lihat!” kata Dr. Kang yang mencoba mengalihkan perhatian Kapten Yoo.
Aku tidak akan tertipu”, kata Kapten Yoo yang tahu akan niat Dr. Kang tersebut. “Jangan mencampakkan aku. Apa kau tahu berapa kali kau mencampakkan aku? Aku harus mendengar darimu jika itu adalah pengakuan dari perasaanmu atau tidak. Jadi, jangan kabur”, pinta Kapten Yoo.
Baiklah. Akan kuberitahu. Jadi, lepaskan aku! Aku benar-benar akan mengatakannya ”, kata Dr. Kang.
Benarkah?” kata Kapten Yoo lalu melepaskan genggamannya.

Namun, begitu lengannya terlepas dari genggaman Kapten Yoo, Dr. Kang memandanginya sejenak dan berbalik lari meninggalkannya. Kapten Yoo pun tidak bisa mengatakan apa-apa, melainkan hanya tersenyum melihat tingkah Dr. Kang yang telah menipunya tersebut. Hehehe!

Dr. Song sedang berjalan bersama dengan Suster Ha Jae Ah, membahas situasi yang telah yang telah terjadi di tempat tersebut. Masih terkait dengan rekaman Dr. Kang tersebut. Mereka tidak menyangka ditengah kesibukan mereka selama di Urk, keduanya bisa menjalin hubungan bahkan sampai berciuman. Dr. Song berpikir untuk melakukan hal yang sama dengan Suster Ha Jae Ah.

Tiga anggota Tim Alpha, Snoopy, Piccolo dan Harry Potter juga membahas hubungan antara Dr. Kang dan Kapten Yoo. Sersan Choi atau Snoopy terlihat tidak menyukai Dr. Kang. Dia berpikir kenapa dokter cantik seperti Dr. Kang harus menyukai seorang tentara. Padahal, faktanya, menurut, Piccolo, istri Sersan Choi juga cantik seperti Dr. Kang.

Saat rapat tim medis, Dr. Kang berusaha melupakan apa yang baru saja terjadi dan tetap professional dengan tanggung jawabnya sebagai ketua tim. Namun, usahanya itu gagal, karena seluruh anggota timnya tidak ada yang fokus. Mereka semua malah membahas hubungan Dr. Kang dengan Kapten Yoo. Meskipun, dia berusaha untuk membuat timnya fokus, ujung-ujungnya dia sendiri juga tidak bisa fokus karena pengaruh anggota timnya tersebut. Hahahah!

Dr. Lee menangani dan memeriksa pasien yang pernah ditinggalkannya di dalam reruntuhan. Namun, pasien tersebut tidak menyukai Dr. Lee karena tangan Dr. Lee gemetaran setiap kali menanganinya dan juga membuatnya terus teringat saat dia ditinggalkan olehnya. Dia pun meminta dokter yang lain. Sayangnya, permintaanya tersebut ditolak oleh Dr. Song dengan alasan tidak ada dokter lain selain Dr. Lee yang free duty. Dr. Song pun tetap meminta Dr. Lee untuk memeriksa dan bertanggung jawab atas pasien tersebut.

Dr. Kang keluar dari medicube dan kaget saat ada beberapa prajurit/tentara yang melintas. Dia pun pura-pura merilekskan badannya lalu memeriksa keadaan dengan bersembunyi dan setelah dia yakin sudah tidak ada lagi tentara yang melintas, dia pun melangkah. Sayangnya, begitu dia melangkah, tiba-tiba ada beberapa orang tentara yang lewat yang membuatnya langsung berbalik dan kaget lagi saat melihat Dr. Yoon sudah ada di depannya. Dr. Yoon pun bertanya apa yang sedang lakukan.

Apa yang kau lakukan?
Aku tidak melakukan apa-apa.”
Kau melakukan sesuatu. Kau tampak seolah-olah mencoba bersembunyi dari rasa malu.”
Kau bisa pergi.”
Kau begitu berani. Bagaimana bisa kau berpikir mengencani Big Boss Team Alpha?”, kata Dr. Yoon.
Letnan Yoon, izinkan aku mengajukan pertanyaan”, kata Dr. Kang.
Silahkan! Jangan kecilkan suaramu. Ini adalah zona militer dan aku yang bertanggung jawab”, balas Dr. Yoon.
Apa itu tidak mengganggumu, bahwa pacarmu adalah seorang tentara? Apa kau tidak takut bahwa dia akan mati atau terluka? Sejauh yang aku tahu, pekerjaan Sersan Seo sama dengan berbahayanya dengan pekerjaan Kapten Yoo”, tanya Dr. Kang.
Lebih akuratnya, dia menembus ke dalam wilayah musuh untuk mengintai perang gerilya, mengumpulkan informasi, menyelamatkan sandera, menghancurkan fasilitas utama dan menginduksi musuh untuk menyerah dengan mempertaruhkan nyawanya. Tapi aku tidak khawatir tentang pekerjaannya. Aku hanya takut berada jauh darinya. Jadi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan begiku karena kita bersama-sama sekarang. Sederhananya, aku tidak perlu takut. Itu yang kurasakan.” Jelas Dr. Yoon lalu kemudian beranjak pergi. Dr. Kang hanya memandangi langit memikirkan perkataan Dr. Yoon tersebut.

Saat itu, Kapten Yoo sedang duduk menyendiri, memandangi sebuah batu yang dia bawa bersama Dr. Kang dari pantai perahu karam. Dia memainkan batu tersebut sambil berpikir, dan kaget saat Dr. Yoon tiba-tiba menangkap batu tersebut.

Apa sedang kau lakukan di sini”, tanya Dr. Yoon.
Aku merenungkan sesuatu”, balas Kapten Yoo sebelum dia berkata, “Ngomog-ngomong, bisa aku mengajukan sebuah pertanyaan? Apa itu tidak mengganggu bahwa pacarmu seorang tentara?
Kenapa kalian menanyakan itu? Kau harus bicara dengannya. Mo Yeon baru saja bertanya padaku dengan pertanyaan yang sama.” Kata Dr. Yoon yang membuat Kapten Yoo bertanya tentang jawaban yang ia berikan pada Dr. Kang.
Apa yang kau katakan padanya?
Cari tahu sendiri. Ini bukan perang informasi. Kalian harus bicara empat mata.
Yang benar saja.”
Aku lebih memilih perang fisik”, kata Dr. Yoon sebelum mempertanyakan tentang batu yang dia tangkap sebelumnya. “Untuk apa ini? Kau ingin melempar ini ke siapa?
Aku berpikir tentang itu. Berikan padaku!”, pinta Kapten Yoo.
Ambil saja dariku”, kata Dr. Yoon yang tidak berniat memberikannya begitu saja.
Jangan lakukan apa pun yang akan kau sesali”, kata Kapten Yoo.
Kau tidak bisa mengambilnya dariku?” tanya Dr. Yoon sambil melangkah mundur yang membuatnya tersandung di tubuh Sersan Seo, yang baru datang.

Dr. Yoon pun kaget melihat Sersan Seo dan berniat pergi. Sayangnya, Sersan Seo langsung memegang kedua pundaknya, yang membuatnya berhenti seketika.

Sudah kubilang kau akan menyesal”, kata Kapten Yoo melihat keduanya.
Kalian berdua tampak sangat ramah”, komentar Sersan Seo.
Apa kau bilang? Apa aku tidak boleh bersahabat dengan pria lain?”, tanya Dr. Yoon.
Apa kau masih marah denganku”, tanya balik dari Sersan Seo.
Kenapa tidak? Aku tidak memintanya tiga kali sehari setelah makan. Kenapa kau terus menolaknya? Berguling sana selama sisa hidupmu!” jelas Dr. Yoon dengan jengkel yang membuat Kapten Yoo berkomentar.
Aahh. Kau memintanya untuk itu? Yang biasanya antara seorang pria dan seorang wanita? Itu?” tanya Kapten Yoo pada Dr. Yoon.
Bukan itu. Aku hanya memintanya untuk memegang tanganku dan memberiku pelukan. Itu saja yang aku inginkan. Tapi dia seperti ini sepanjang waktu. Dia tidak pernah memegang tanganku. Dia hanya memegang lengan atau bahuku. Dia sangat bodoh.” Keluh Dr. Yoon panjang lebar lalu memberikan batu kepada Kapten Yoo dan memintanya melempar Sersan Seo. “Itulah dia. Lemparkan ini padanya!”, kata Dr. Yoon sambil melihat ke arah Sersan Seo lalu berlalu pergi.
Dasar bodoh!”, kata Kapten Yoo pada Sersan Seo.
Hentikan! Aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan jika kau terus melakukan hal itu.
Apa yang akan kau lakukan? Apa kau akan memegang bahuku, juga? Kau begitu konsisten.” Kata Kapten Yoo sebelum berbalik pergi. “Bodoh sekali. Ya ampun!

Sersan Seo tidak menanggapinya lagi dan berbalik melihat kepergian Dr. Yoo yang terlihat jengkel.

Esoknya, seperti biasa, Dr. Kang bersama Suster Min Ji dan Ha Jae Ah, memandangi tentara yang sedang jogging. Dia menganggap mereka itu adalah merpati Urk. Suster Ha Jae Ah pun mengingatkan Dr. Kang akan jadwalnya untuk pergi meeting.


Bukankah kau seharusnya pergi meeting? Apa kau tidak terlambat?
Mungkin aku harus terlambat”, jawab Dr. Kang tanpa melihat Suster Ha Jae Ah.

Namun, tiba-tiba, Suster Min Ji berkata, “Kapten Yoo, halo!” Mendengar kedatangan Kapten Yoo tersebut, Dr. Kang langsung berlari pergi tanpa melihat apa benar Kapten Yoo datang atau tidak. Suster Min Ji pun berpikir yang tidak-tidak dan berkata, “Dia begitu mudah ditipu. Mungkin mereka sudah melakukan lebih dari sekedar ciuman.”

Dr. Kang terus berlari dan berhenti di depan sebuah jendela. Dia merasa lega karena tidak bertemu dengan Kapten Yoo. Tapi, tanpa dia tahu, ternyata Kapten Yoo sedang ada di jendela tersebut. Dia pun langsung kaget begitu dia berbalik.

Astaga! Kau mengejutkanku. Apa yang sedang kau lakukan di sini? Kenapa kau di sini?”, tanya Dr. Kang.
Aku sudah di sini sepanjang waktu”, jawab Kapten Yoo yang membuat Dr. Kang tersadar kalau dia sudah dikerjain oleh Suster Min Ji. “Apa orang-orang menggodamu?
Ini semua karena kau. Aku sibuk. Aku harus pergi ke pertemuan sekarang. Selamat tinggal.” Kata Dr. Kang dan berbalik melangkah.
Aku harus pergi ke pertemuan yang sama”, kata Kapten Yoo yang menahan langkahnya dengan memegang lengannya. “Kupikir aku bertemu dengan seseorang yang bisa aku berikan tumpangan.
Aku akan pergi sendiri”, kata Dr. Kang menolak tawaran tumpangan dari Kapten Yoo.
Apa kau akan membahayakan dirimu lagi?
Akan kuberitahu kalau itu terjadi”, kata Dr. Kang yang ingin kembali melangkah.
Kenapa kau menghindariku?” kata Kapten Yoo yang menahannya dengan tidak melepaskan genggamannya. “Kau menghindariku ketika aku menyatakan perasaanku. Dan sekarang kau menghindariku juga.
Bukan begitu”, kata Dr. Kang.
Kau mengatakan kalau hatimu berdebar sepanjang waktu.
Itu bukan aku”, elak Dr. Kang.
Aku tidak memintamu untuk memberitahuku tentang perasaanmu yang sebenarnya. Jangan merasa malu hanya karena aku tahu kalau kau menyukaiku. Karena, itu tidak mengubah perasaanku padamu”, pinta Kapten Yoo sebelum memuji Dr. Kang dengan berkata, “Ngomong-ngomong, kau terlihat cantik hari ini.”
Hentikan!” kata Dr. Kang.

Melihat Sersan Seo datang dan melihatnya, Kapten Yoo pun berkata, “Sampai jumpa di pintu masuk” lalu berbalik dan menutup jendela bagian dalam. Dr. Kang hanya tersenyum kemudian menutup jendela bagian luar. Dr. Yoon yang datang menghampirinya bingung dengan apa yang Dr. Kang lakukan. Dia pun membuka jendela yang sebelumnya ditutup oleh Dr. Kang dan secara bersamaan Sersan Seo juga membuka jendela yang sebelumnya ditutup oleh Kapten Yoo. Keduanya pun saling berpandangan dan karena masih marah, Dr. Yoon langsung menutup kembali jendela tanpa mengatakan apa-apa.

Di asrama tentara, terlihat para prajurit sedang beristirahat. Kim Ki Boem sedang belajar sambil diurut oleh Ye Hwa. Namun, Ye Hwa menghentikan belajarnya dengan menutup buku yang sedang ia baca tersebut. Dia pun mempertanyakan background education Ye Hwa hingga bisa ahli dalam akupuntur padahal dia seorang perawat. Selain itu. dia juga bertanya tentang asal usulnya karena mendengar aksennya agak berbeda dengan orang korea pada umumnya.

Kapten Yoo sedang dalam perjalanan bersama dengan Dr. Kang. Keduanya saling ngobrol hingga akhirnya mobil mereka dihentikan oleh sebuah ledakan. Dr. Kang pun bertanya apa yang sedang terjadi pada Kapten Yoo.

Apa itu tadi?
Akan kuperiksa”, kata Kapten Yoo sambil melihat ke arah belakang mobil mereka. “Kau duduk di sini saja!”, pinta Kapten Yoo sebelum berdiri dan mengecek lokasi dengan melemparkan sebuah batu.
Apa itu?
Jika aku benar, itu ranjau anti-personil.
Apa? Ranjau darat?” tanya Dr. Kang sebelum Kapten Yoo melemparkan sebuah benda lagi dan meledak. “Apa itu benar-benar ranjau? Apa kita menginjaknya?” tanya Dr. Kang dengan cemas.
Iya. Sepertinya gempa memindahkan lokasi mereka”, jelas Kapten Yoo. “Jangan pergi kemanapun sendirian! Kita berada di tengah-tengah ladang ranjau.
Apa yang harus kita lakukan?” tanya Dr. Kang sebelum keduanya memeriksa alat komunikasi masing-masing. “Ponselku juga tidak aktif.
Begitu juga dengan walkie-tallkie ku”, kata Kapten Yoo sebelum meminta tas pada Dr. Kang dan mengambil sesuatu di kursi belakang mobil mereka.
Apa yang akan kau lakukan? Bukankah kita seharusnya menunggu bantuan?” tanya Dr. Kang.
Ambi ini!” kata Kapten Yoo sambil memberikan Dr. Kang tas yang telah ia isi dengan beberapa bendera. Selanjutnya, dia mengambil dua buah alat dan meminta Dr. Kang untuk berdiri dengan menariknya menggunakan tanganya. “Kita harus keluar dari sini.”
Bukankah kita dikelilingi oleh ladang ranjau?”, tanya Dr. Kang.
Ambil langkah persis seperti yang kulakukan! Aku tidak akan membiarkanmu mati, jadi jangan khawatir.

Keduanya pun melangkah perlahan. Kapten Yoo mengambil langkah setelah mengecek tempat kemana ia akan menginjakkan kaki. Jika aman, dia akan melangkah diikuti oleh Dr. Kang. Namun, jika ia menemukan ranjau dan tidak aman, dia menancapkan sebuah bendera di atasnya. Kapten Yoo meminta Dr. Kang untuk tidak tegang dan melangkah dengan santai sambil menikmati pemandangan. Saat keduanya keluar dari area tersebut, Dr. Kang terlihat lelah dan lega.

Kau melakukannya dengan baik. Sangat baik”, kata Kapten Yoo menyemangati Dr. Kang.
Sudah berapa kali ini terjadi? Kenapa aku selalu dalam bahaya? Aku menghancurkan dua mobil”, keluh Dr. Kang.
Kau melakukannya. Aku ingin hubungan kita menjadi melodrama, tapi berubah menjadi blockbuster”, kata Kapten Yoo. “Kau menghancurkan dua mobil, jadi sekarang aku akan merusak lipstikmu. Kau bawa lipstick?”, tanya Kapten Yoo kemudian.

Kapten Yoo menuliskan tanda peringatan pada sebuah papan menggunakan lipstick Dr. Kang, lalu menancapkannya. Setelah itu, dia mengajak Dr. Kang pergi, akan tetapi Dr. Kang malah memintanya menunggu sebentar dan menambahkan gambar symbol yang berarti “bahaya” pada papan tersebut karena menurutnya, tidak semua orang bisa mengerti Bahasa Inggris. Usai menggunakan lipstiknya untuk menggambar, dia juga mengoleskan lipstick pada bibirnya sebelum melangkah pergi, yang membuat Kapten Yoo bingung melihatnya.

Keduanya pun berjalan kaki. Sambil jalan, Dr. Kang bertanya apakah mereka akan berjalan kaki hingga ke markas. Kapten Yoo pun membenarkannya dan sesuai dengan perkiraannya, kemungkinannya mereka baru akan sampai di markas di malam hari. Akan tetapi, jika jalannya lambat, mungkin hingga pagi baru sampai. Dia pun meminta Dr. Kang berjalan sambil bergandengan tangan agar perjalanan mereka tidak terasa dan membosankan.

Kalau berjalan terlalu membosankan, kita bisa berjalan dengan bergandengan tangan.”
Tidak. Terima kasih.
Kau menyebut namaku dalam rekaman pesan terakhirmu.
Itu bukan aku.
Aku menyelamatkan hidupmu lagi. Apa kau bisanya berubah begitu drastis sebelum dan setelah setelah melalui kondisi sulit?”, tanya Kapten Yoo sebelum mengeluh lebih lanjut, “Dia berbeda di pagi hari dan di sore hari.”
Aku? Memangnya seperti apa aku di pagi dan sore hari?”, tanya Dr. Kang.
Di pagi hari, kau cantik, di sore hari, kau sangat cantik”, puji Kapten Yoo.
Astaga! Katakan padaku yang sebenarnya, kau mengencani banyak wanita kan?
Kenapa wanita selalu begitu? Mereka marah kalau aku bilang iya, tapi tidak percaya kalau aku bilang tidak.”
Siapa yang marah dan tidak percaya padamu?”, tanya balik Dr. Kang.

Namun, Kapten Yoo tidak lagi menanggapinya dan mengalihkan pembicaraan dengan mengatakan kalau sedang ada truk. Dia pun melanjutkan langkahnya yang kemudian diikuti oleh Dr. Kang. Dr. Kang berusaha menghentikan truk tersebut sambil melambaikan tangan di tengah jalan. Melihat aksi Dr. Kang tersebut, Kapten Yoo pun menghentikannya dan menariknya ke pinggir jalan karena melihat truk tersebut tidak berniat berhenti dan memberikan mereka tumpangan. Tak lama setelahnya Dr. Kang melihat lagi ada mobil yang datang ke arah mereka. Kapten Yoo pun berkata kalau dia bisa mengambil alih mobil tersebut dengan senjatanya. Namun, Dr. Kang tidak setuju dan kembali menghentikan mobil dengan lambaian tangan. Sayangnya, usahanya gagal. Mobil tersebut melewatinya. Dia pun langsung berubah pikiran dan meminta Kapten Yoo mengambil alih mobil tersebut dengan senjatanya. Saat mereka berbalik, terlihat mobil tersebut sudah berhenti dan memberikan lambaian tangan, pertanda bersedia memberikan tumpangan.

Keduanya kemudian terlihat sudah ada di mobil tersebut, sedang ngobrol. Kapten Yoo pun berkomentar kalau Dr. Kang bisa berubah dalam waktu sekejap. Setelah itu, dia menanyakan jawaban yang Dr. Yoon berikan padanya terkait dengan hubungan keduanya.

Kurasa semua petani, baik hati”, kata Dr. Kang.
Kau juga berubah sebelum dan sesudah dapat tumpangan.”
Terima kasih karena telah menyelamatkan aku lagi.”
Aku merasa jauh lebih aman dengan kau mengawasiku.”
Aku senang.”
Dengan orang lain? Jika itu yang terjadi, jangan senang! Aku mendengar kau bertanya pada Myeong Ju tentang apakah pekerjaan pacarnya mengganggunya.
Apa dia memberitahumu tentang hal itu?
Dia mengatakan untuk meminta jawabannya padamu. Apa yang dia katakan?
Letnan Yoon mengatakan, berpisah dari pacarnya membuatnya lebih khawatir.
Bagaimana dengan kita? Akankah kita segera berpisah? Apa namamu ada dalam daftar orang-orang yang kembali ke Korea?”, tanya Kapten Yoo.
Tidak.”
Tidak?
Ya. Aku tinggal”, kata Dr. Kang.
Kenapa? Itu pasti bukan karena aku”, kata Kapten Yoo.
 Benar. Aku tinggal karena kau. Aku ingin menghabiskan waktu lebih banyak denganmu. Kupikir aku baru saja menyatakan perasaanku. Haruskah aku meminta maaf?
Lalu aku harus bagaimana?”, kata Kapten Yoo sebelum akhirnya keduanya saling berciuman.

Mereka tiba di markas di malam hari. Kapten Yoo pamit untuk absensi, sementara Dr. Kang pamit untuk memeriksa pasien. Kedatangannya terlihat oleh Dr. Song dan Suster Ha Jae Ah. 

Manajer Jin terlihat ingin kabur membawa sebuah tas, namun tiba-tiba Kapten Argus datang bersama anggotanya. Mereka pun menahannya dan memeriksa tas yang dibawanya. Tas itu berisi brangkas tapi kuncinya rusak, sehingga mereka harus membongkarnya sendiri. Kapten Argus pun terus mengancamnya lalu pergi meninggalkannya. Namun, setelah tiba di rumahnya, anggotanya mengatakan kalau tidak ada berlian dalam brangkas tersebut dan berpikir kalau mereka telah ditipu oleh manajer Jin.

Di medicube, terlihat manajer Jin mengeluh kesakitan dengan lehernya. Namun, Suster Ha Jae Ah tidak percaya dengan apa yang dia katakan karena kemarin dia baik-baik saja. Dr. Yoon pun memeriksa hasil X-Ray nya dan terlihat tidak apa-apa. Namun, Manajer Jin meminta ingin mendapatkan MRI di RS yang ada di Seoul. Suster Ha Jae Ah pun memberitahunya kalau semua kursi sudah penuh. Dia pun marah-marah karena tidak diberikan kursi untuk pulang ke Korea. Melihatnya memarahi Dr. Yoon, Sersan Seo langsung menariknya keluar dari medicube. Sersan Seo pun menyiksanya dan memintanya untuk pergi. Namun, tiba-tiba Dr. Lee datang dan menawarkan kursinya untuknya.

Esoknnya, orang-orang yang ingin kembali ke Korea terllihat menaiki mobil. Di mobil tersebut, Manajer Jin sudah duduk di sebuah kursi dengan gelisah karena sebelumnya dia telah menelan berlian yang dia simpan di brangkas. Dr. Lee benar-benar tidak muncul. Setelah dicari oleh Dr. Kang dan Dr. Song, keberadaannya tidak terlihat. Akhirnya, beberapa tim medis beserta pasien tersebut berangkat tanpa Dr. Lee.

Ternyata, Dr. Lee sedang duduk menyendiri di sebelah tumpukan kardus yang ada di medicube. Dr. Song pun melihatnya dan duduk bersama dengannya. Dia bertanya kenapa dia batal pulang dan memilih tinggal di tempat yang ekstrim tersebut. Dr. Lee pun mengatakan kalau dia memilih pulang, maka dia tidak layak untuk disebut sebagai dokter. Dr. Song mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh Dr. Lee dan menawarkan bantuan. Namun, Dr. Lee menolak tawaran tersebut dan akan mencoba untuk mengatasi masalahnya sendiri, sejauh yang dia bisa.

Di bandara, Manajer Jin terlihat khawatir. Dan benar, anggota Kapten Argus sedang mengawasinya di bandara. Begitu ia menyadari hal tersebut, dia langsung bersembunyi dan tidak ikut check in. Anggota Kapten Argus pun melapor kalau Manajer Jin tidak kelihatan di bandara pada Kapten Argus.

Di malam hari, Kapten Yoo sedang membidik menggunakan senjata. Bukannya untuk melepaskan tembakan, malah sedang memperhatikan Dr. Kang yang sedang cuci muka dari jauh. Tindakannya itu terlihat oleh Sersan Seo dan langsung bertanya. Dia pun menjawab secara tidak sadar.

Apa kau menargetkan untuk menembak kepalanya?”, tanya Sersan Seo.
Ini adalah tembakan cinta. Targetku terlalu cantik.”
Semua jelas pada pemeriksaan pistol tentara”, kata Sersan Seo yang sudah berdiri di belakangnya sambil tersenyum.
Pistolku juga baik-baik saja”, kata Kapten Yoo lalu kembali membidik.
Pistol tampaknya baik-baik saja tapi penembaknya tidak.”
Itu tidak benar. Aku tidak akan menjawab pertanyaan lagi.”

Saat itu, tiba-tiba Sersan Seo menerima laporan kalau Harimau Kuning akan datang berkunjung besok siangnya. Kapten Yoo pun langsung berbalik begitu mendengar laporan tersebut. Di tempat lain, Dr. Yoon bertanya siapa itu “Harimau Kuning” karena dia tidak tahu. Sersan Choi pun memberitahunya kalau Harimau Kuning itu adalah Komandan. Dr. Yoon pun kaget begitu menyadari kalau itu ayahnya, yang akan datang.

Para prajurit pun terlihat membersihkan untuk menyambut kedatangan Komandan atas perintah Kapten Yoo. Namun, saat mereka tengah bekerja, Sersan Choi tiba-tiba melapor pada Kapten Yoo kalau Komandan membatalkan kunjungan ke Kompi Mowuru karena akan ada pertemuan dengan kepala PBB. Sebaliknya, dia dipanggil menghadap bersama dengan Dr. Kang, Sersan Seo dan Dr. Yoon.

Mereka berempat bersama dengan anggota Markas Corps Taebaek sedang berbaris menunggu kedatangan Komandan. Dr. Yoon melihat khawatir ke arah Sersan Seo. Yang dilihat pun memintanya untuk tidak usah khawatir. Sementara, Dr. Kang sendiri bertanya kepada Kapten Yoo yang berdiri tepat di sebelah kanannya tentang bagaimana dia harus memanggil ayah Dr. Yoon nantinya. Menurut Kapten Yoo, mungkin dengan “Pak Tentara”.

Begitu rombongan Komandan turun dari pesawat, mereka semua langsung hormat. Dr. Kang hormat sebagaimana biasanya. Namun, karena dia berdiri di depan Kapten Yoo, dia merasa aneh. Dan, benar saja, Kapten Yoo terlihat tersenyum melihat kecanggungan Dr. Kang. Setelah melakukan penghormatan tersebut, Komandan pun langsung menyalami beberapa orang yang berdiri di bagian depan. Setelah itu, mereka terlihat sudah ada di koridor Markas. Sebelum briefing, Komandan meminjam salah satu ruangan untuk berbicara dengan keempat orang yang dia panggil dari Markas Mowuru.

Selanjutnya, mereka sudah terlihat ada dalam sebuah ruangan. Komandan langsung mempersilahkan mereka duduk. Dr. Kang yang mendengar instruksi tersebut, langsung mengatakan, “Iya, Pak” dan berbalik menuju ke kursi tamu. Namun, tiga orang yang lainnya, tidak bergerak dari tempatnya, melainkan langsung istirahat di tempat. Dr. Kang pun kembali ke tempatnya berdiri sebelumnya dan ikut mengambil posisi istirahat sebelum Komandan menyapanya.

Dr. Kang, kau seharusnya menjadi seorang tentara”, kata Komandan.
Ya?” kata Dr. Kang kaget.
Aku mendengar prestasimu tentang operasi pasien VIP. Dengan semangat seperti itu, kau akan menjadi seorang tentara yang baik. Itu sangat disayangkan”, jelas Komandan.
Anda sangat melebih-lebihkan, tapi saya kesulitan bangun pagi.”
Kurasa itu sebabnya kau begitu cantik”, puji Komandan yang langsung membuat Dr. Kang tersenyum memegang pipinya dan melirik Kapten Yoo, yang juga menyunggingkan sedikit senyum. “Bagaimanapun juga, hasilnya bermanfaat bagi negara kita. Aku mengucapkan terima kasih yang terdalam. Aku berharap bisa bertemu denganmu lagi. Itu saja yang ingin kukatakan”, kata Komandan.

Dr. Kang pamit keluar dan sebelum melangkah keluar, dia mencolek Kapten Yoo sebagai pemberitahuan kalau dia keluar duluan. Begitu Dr. Kang keluar, Komandan langsung beralih kepada ketiga orang lainnya (Kapten Yoo, Dr. Yoon dan Sersan Seo) yang masih berdiri di depannya. Dia menanyakan kabarnya sebelum bertanya mengenai hal yang lebih bersifat pribadi, terkait dengan hubungan anaknya, Dr. Yoon dengan keduanya.

Aku mendengar pekerjaanmu pada operasi penyelamatan. Kau terluka?” tanya Komandan pada ketiganya.
Tidak, Pak”, jawab mereka ketiganya dengan serentak.
Baik. Kalau begitu, mengabaikan pangkat, aku akan bertanya sebagai ayah Myeong Ju. Dimulai dengan Si Jin”, kata Komandan selanjutnya.
Kapten Yoo Si Jin, Pak”, kata Kapten Yoo yang siap untuk hal itu.
Si Jin, apa kau sekutu atau musuhku? Perjelaslah dengan identifikasi antara teman atau musuh! Apa kau benar-benar tidak tertarik pada anakku?” tanya Komandan yang membuat Dr. Yoon langsung protes dengan mengatakan, “Ayah” sebelum Kapten Yoo menjawab.
Letnan Yoon adalah rekan dekat. Tapi, selama tujuh tahun saya mengenalnya, saya tidak pernah punya perasaan apapun terhadap dirinya.” Jelas Kapten Yoo.
Sayang sekali. Baiklah, kau bisa pergi sekarang”, kata Komandan yang sudah mengerti.

Begitu Kapten Yoo keluar, Dr. Kang langsung bertanya padanya.

Kenapa kau keluar begitu cepat? Kupikir kau punya sesuatu yang serius untuk dikatakan.”
Kita sudah melakukannya. Aku ditendang keuar tepat setelah itu”, jawab Kapten Yoo.
Dari tentara?”, tanya Dr. Kang dengan kagetnya.
Tidak. Atas perintah Komandan, aku telah diberhentikan dari potensi menantu.
Kemudian?
Ya, cinta segitiga telah berakhir. Aku seorang pria dengan masa lalu. Kau tidak keberatan?”, tanya Kapten Yoo sambil melangkah lebih dekat pada Dr. Kang yang hanya tersenyum mendengarnya.
Lalu, apa yang akan terjadi dengan Letnan Yoon dan Sersan Mayor Seo?” tanya Dr. Kang penasaran.
Aku tidak tahu. Tugas-tugas sulit selalu untuk Sersan Mayor Seo.”

Di dalam ruangan sendiri, Komandan langsung memandang Sersan Seo dan mengajukan pertanyaan terkait dengan hubungannya dengan Dr. Yoon.

Bagaimana? Sekarang kalian telah bersatu kembali. Apa kau masih menyukainya?
Iya, Pak”, jawab Dr. Yoon.
Bagaimana denganmu Dae Young? Kau merasakan yang sama?
Tanyakan padaku. Kenapa selalu melibatkan dia?” protes Dr. Yoon sebelum Sersan Seo menjawab.
Ya, Pak”, jawab Sersan Seo dengan tetap memandang ke depan tanpa melihat Dr. Yoon.
Kupikir kita sudah sepakat. Kurasa kita akan kembali berperang untuk dia lagi. Jawab aku, Dae Young”, pinta Komandan.
Jawaban saya adalah ....” jawab Sersan Seo yang membuat Dr. Yoon langsung memegang lengannya.
Aku tidak peduli apa yang dia bilang. Aku tidak akan meninggalkan dia”, potong Dr. Yoon, yang pandangan ayahnya terarah padanya. Sersan Seo pun langsung melepaskan genggaman Dr. Yoon dari lengannya dan beralih menggenggam tangan Dr. Yoon, lalu mengatakan, “Aku akan menggemggam tangan ini”, yang membuat Komandan dan Dr. Yoon melihat genggaman tersebut.
Apa kau pikir kau mampu menggenggam tangan tersebut?” tanya Komandan.
Jika anda memerintahkan saya pindah tugas, saya akan selalu pergi. Namun, saya tidak akan melepaskan tangan ini”, jawab Sersan Seo, yang membuat Komandan meminta Dr. Yoon untuk keluar.

Meski Dr. Yoon sempat protes dan tidak mau keluar, dia akhirnya keluar setelah Sersan Seo memintanya untuk tidak perlu mengkhawatirkannya. Begitu Dr. Yoon keluar, Komandan langsung menyampaikan beberapa pernyataan.

Aku hanya punya dua tujuan selama 30 tahun sebagai seorang tentara. Pertama, menjadi komandan terhormat. Kedua, dihormati oleh anakku, yang juga seorang tentara. Tapi, sepertinya aku gagal di keduanya. Perintahku kepadamu tidak masuk akal dan putriku tidak menghormatiku. Bagaimanapun, sekarang aku tahu bagaimana perasaanmu, saatnya aku berbagi perasaanku juga. Aku tidak akan bertele-tele. Kau boleh mengencani Myeong Ju. Dan, tentu saja, aku juga memikirkan adanya pernikahan.” Jelas Komandan.

Apakah anda sungguh-sungguh?”, tanya Sersan Seo.

Aku sungguh-sungguh. Namun, aku tidak ingin memiliki sersan mayor sebagai menantu. Kau harus berhenti menjadi seorang tentara. Berhenti menjadi seorang tentara dan bekerja untuk perusahaan yang dimiliki oleh Ibu Myeong Ju. Aku akan mencari pekerjaan di perusahaan itu yang dapat berhubungan dengan pengalamanmu sebelumnya. Pikirkan tentang hal ini sampai kau kembali ke Korea. Kau harus kembali ke Korea dengan keputusan. Putuskan apa kau akan melepaskan tangannya atau kau akan menjadi orang yang layak memegang tangan itu.” Jelas Komandan lebih lanjut pada Sersan Seo.

Di luar, Kapten Yoo terlihat sedang mengisi bensin mobilnya, sebelum ia berbalik dan melihat Dr. Kang lagi memikirkan sesuatu. Dia pun bertanya padanya.

Apa yang sedang kau pikirkan?”, tanya Kapten Yoo.
Aku sedang berpikir tentang Letnan Yoon dan Kapten Yoo”, jawab Dr. Kang.
Myeong Ju dan aku?
Iya. Aku tidak dapat memahami tidak peduli berapa banyak aku memikirkannya. Kenapa kau tidak mengencani Myeong Ju? Dia masih muda, dia cerdas, dia dari keluarga baik-baik dan dia memiliki tubuh seksi. Dia tidak memiliki kekurangan.” Pikir Dr. Kang.
Haruskah aku mengencani siapapun yang cantik dan keluarga baik-baik?”, balas Kapten Yoo sambil melihat selang bensin yang sedang ia pegang.
Jadi, kau pikir dia itu cantik. Aku tidak mengatakan apa-apa tentang betapa cantiknya dia”, kata Dr. Kang.
Kau cemburu? Kemari dan pegang ini!”, pinta Kapten Yoo mendengar komentar Dr. Kang.

Dr. Kang melangkah ke mobil dan memegang selang tersebut. Dia berpikir kalau Kapten Yoo sedang mengalihkan pembicaraan. Menurutnya, kalau Dr. Yoon begitu cantik, Kapten Yoo seharusnya mengencaninya. Kemudian berbalik pada Kapten Yoo ddan bertanya lagi, “Apa yang begitu cantik darinya?” Saat itu juga, Kapten Yoo langsung menciumnya. Dia pun kaget dan bertanya, “Apa yang sedang kau lakukan?” yang langsung ditanggapi oleh Kapten Yoo dengan mengatakan, “Aku menutup mulutmu dengan cara yang seksi. Kau bisa mencoba bicara lagi.” Dan begitu Dr. Kang memintanya pergi, Kapten Yoo langsung menciumnya lagi. Karena merasa tidak nyaman, Dr. Kang pun bertanya sampai kapan ia harus memegang selang tersebut. Ternyata, tanpa dia tahu, bensinnya sudah penuh dari tadi dan Kapten Yoo hanya memintanya untuk memegang saja. Kapten Yoo pun berbalik untuk pergi membayarnya. Dr. Kang terlihat jengkel dibuatnya.

Bagitu di depan pintu tempat dimana Kapten Yoo mau bayar, tiba-tiba keluar anak-anak yang kejar oleh pemilik took karena anak tersebut telah mencuri obatnya. Kapten Yoo berpikir kalau anak tersebut mencuri obat karena sepertinya dia sakit dan sebaiknya dibawa ke medicube. Namun, setelah diperiksa oleh Dr. Kang, dia harus dibawa ke kota karena dia menderita penyakit menular, campak.

Sementara, Sersan Seo dan Dr. Yoon, terlihat sudah kembali ke Markas. Sersan Seo memberitahu Dr. Yoon kalau dia sudah mendapatkan izin untuk pacaran dengan Dr. Yoon.

Serius? Apa dia benar memberi kita izin?” tanya Dr. Yoon.
Ya”, jawab Sersan Seo sambil tersenyum. “Aku, Seo Dae Young, telah diperintahkan untuk mengencani Yoon Myeong Ju. Sekian laporan saya. Hormat!
Kenapa ini terjadi? Apa yang sedang terjadi? Apa yang akan kulakukan? Apa ayahku menderita kanker? Apa dia menderita penyakit akut? Aku harus menelponnya. Aku bisa tahu suaranya jika ia mengatakan yang sebenar-benarnya atau tidak. Aku akan menelponnya.” Kata Dr. Yoon yang terlihat tidak percaya dengan apa yang dia dengar dan pergi meninggalkan Sersan Seo. Sersan Seo hanya tersenyum melihat tingkahnya itu.

Kapten Yoo dan Dr. Kang telah tiba di kota dan sebelum turun dari mobil, dia melapor ke markas untuk memeriksa GPS tempat dimana dia berada itu. Di Markas, anggota Tim Alpha, sedang memeriksa koordinat lokasi Kapten Yoo, tapi terlihat aneh karena di peta menunjukkan, tidak ada kota di daerah tersebut. Sersan Seo pun meminta Sersan Choi untuk memanggil dokter perdamaian dunia.

Di kota sendiri, Kapten Yoo dan Dr. Kang bertanya kepada anak-anak yang ada di lokasi tersebut mengenai sejak kapan mereka sakit. Namun, anak-anak hanya menggeleng saat ditanya. Merekapun berpikir kalau anak-anak tersebut tidak mengerti. Tapi, tiba-tiba ada yang bicara dari arah belakang yang mengatakan kalau mereka tidak akan mendapatkan makanan selama tiga hari jika berbicara dengan orang asing. Keduanya pun berdiri dan bertanya kepada remaja tersebut.

Apa kau tidak masalah bicara dengan kami?”, tanya Dr. Kang.
Tidak masalah lagi bagiku.”
Bisa kau mengumpulkan semua anak-anak? Anak-anak di sini sedang terkena campak. Dan, itu adalah penyakit serius yang disebabkan oleh virus. Jika mereka tidak dirawat sekarang, sekitar 70% akan meninggal atau menjadi cacat.” Kata Dr. Kang.
Lebih baik mati sekarang daripada tinggal di sini. Anak-anak di sini menjadi geng dan gadis-gadis dijual ke germo ketika mereka sudah tumbuh menjadi dewasa. Hari ini adalah giliranku.” Jelas anak tersebut yang membuat keduanya bingung. “Aku akan bekerja sama, tapi dengan satu syarat. Keluarkan aku dari sini!”, kata anak tersebut lebih lanjut.

Di markas, Dr. Daniel sebagai dokter perdamaian PBB sedang memeriksa lokasi Kapten Yoo dan Dr. Kang tersebut. Dia pun menjelaskan pada Sersan Seo kalau itu adalah Desa Berhantu dimana anak-anak yatim korban perang hidup dikendalikan oleh geng local. Mereka menculik anak-anak dan menjualnya untuk perdagangan seks, bukan untuk menjaganya. Selanjutnya, Tim Alpha memberitahu Kapten Yoo melalui telpon. Saat itu juga, pemilik Desa tersebut terlihat sudah datang. Kapten Yoo pun menutup telponnya.

Anak-anak langsung berlarian melihat kedatangan pemilik mereka tersebut. Dr. Kang pun langsung berbalik dan menemui orang yang datang tersebut. Karena tidak mengenalnya, Dr. Kang pun bertanya.

Apa kau wali mereka?
Oh, ada tamu.”
Aku dokter dari Korea. Beberapa anak di sini memiliki campak. Dapatkah aku membawa mereka ke rumah sakit?
Kau terlalu cantik untuk melakukan sesuatu yang baik seperti ini”, kata pemilik desa sebelum akhirnya Kapten Yoo datang dan melindungi Dr. Kang.
Tetap di belakangku”, kata Kapten Yoo.
Senang bertemu denganmu lagi, Kapten”, kata pemilik desa yang mengulurkan tangan untuk salaman namun ditolak oleh Kapten Yoo. “Kebetulan kita bertemu di tempat seperti ini.”
Kau kenal dia? Siapa dia?”, tanya Dr. Kang pada Kapten Yoo.
Dia adalah Private Ryan”, jawab Kapten Yoo.
Kurasa aku memiliki keuntungan saat ini, Big Boss”, kata pemilik desa yang terlihat mengingat pernah melihat Dr. Kang, saat di pemakaman.

Belum juga Kapten Yoo menanggapi, tiba-tiba dia tertembak oleh anak yang sebelumnya bicara dengan Kapten Yoo dan Dr. Kang. Anak tersebut, meminta keduanya untuk pergi. Saat dia yang tertembak meminta Dr. Kang untuk menolongnya, anak tersebut malah meminta Kapten Yoo untuk membunuhnya. Dr. Kang pun ketakutan dan berpikir untuk tidak membiarkannya hidup.

Sepertinya akau tidak akan membiarkannya hidup”, kata Dr. Kang ketakutan. “Aku akan meninggalkan dia. Jika aku membiarkan dia hidup, dia bisa membunuh lebih banyak orang.

Biarkan dia hidup”, kata Kapten Yoo. “Lakukan pekerjaanmu sebagai dokter. Jika kita harus membunuh seseorang, aku akan melakukan pekerjaanku”, tambah Kapten Yoo yang membuat Dr. Kang speechless dan ketakutan.

To be continued in the next episode (Episode 10)…!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Spend Weekend in Sunset Rumah 40 Villa & Resto, Boneoge

Midday View of Sunset Rumah 40 Villa & Resto, Boneoge - Donggala Time flies so fast. I’ve been staying here for more than 2 years. Yeah, I’m not the local here. I come and stay here for work. If you ask me, “What do you do for a living?”, the answer is “I’m in teaching.” Being a practioner in Education like lecturer, I’m full of works. Many others think that lecturer will be on holiday on the semester break, but FYI it’s not happened on the reality. Semester break is only for students, not lecturers. Final test correction, BKD report, lesson plan, and research proposal are to do lists of lecturers in January. To deal with those activities, of course, I have to be smart in time management. So, I can do relaxation at the end of the month, before coming to the next semester. Unexpectedly, Anna Rufaida, my friend in Tadulako University who works as an operator staff in Language and Art Education Department, invited me to join in her travel plan to Boneoge, Donggala. After knowing whoev

Bits and Pieces of My Life: Hustle Culture and Multitasking

Have you ever heard about hustle culture and multitasking? Hustle culture is a person mentality who thinks work as everything above all. For them, work all day long every day is a must, for the sake of professionality. Until some of them end with burnout - exhaustion of physical or emotional strength or motivation usually as a result of prolonged stress or frustration of work. Sometimes, they are also multitasking - the ability to do multiple tasks at one time. Why do I talk 'bout this?   Hmm...I'm going to share about my activity recently ( in the last three months ).  After re-reading my daily journal, I realize that the rhythm of my life is in contrary with my principle, which is slow living. What I do recently, shows that I'm in hustle culture and a multitasking woman as well. My weekend is always full of workshops or meetings, from one place to another, even from one hotel to another. That's why, some of my friends or colleagues commented by saying:  "

Story of My 18th August

08.18.16 My 26 th Birthday              Bulan Agustus kerap kali menjadi bulan yang paling saya nanti-nanti setiap tahunnya. Itu tidak lain dan tidak bukan hanya karena satu hal, yaitu hari kelahiran. Tiap kali, Bangsa dan orang-orang Indonesia usai merayakan Hari Kemerdekaan, saya pun kembali diingatkan dengan hari dimana saya pertama kali melihat dunia yang fana ini. Tiap kali hari itu datang, saya selalu dan senantiasa bersyukur karena masih dianugrahi umur yang panjang. Namun, di sisi lain, saya pun menyadari bahwasanya saya juga semakin dekat dengan kematian. Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa kehidupan dunia itu fana. Dunia hanyalah tempat persinggahan bagi hamba-Nya, sekaligus tempat untuk menyiapkan bekal untuk kehidupan yang kekal. Dan, kehidupan yang kekal itu adalah akhirat.