Langsung ke konten utama

Descendants of the Sun Episode 3

 


Episode ini diawali dengan penjemputan tim relawan oleh Tim Alpha selaku tentara yang bertugas di Urk, sebagaimana yang terlihat di akhir episode sebelumnya (Episode2). Saat di bandara, terlihat kapten Yoo berjalan ke arah tim medis diikuti oleh anggota Tim Alpha lainnya. Dia berlalu begitu saja di samping Dr. Kang yang terpaku melihatnya. Kepala suster Ha Jae Ah dan suster Min Ji juga mengenalinya. Dia langsung memberitahu sekaligus memperkenalkan diri kepada tim relawan medis bahwa dia adalah Komandan Kompi Mowuru, Kapten Yoo Shi Jin, yang akan bertanggung jawab atas keamanan mereka selama di Urk. Diikuti oleh pemberitahuan informasi tambahan oleh Sersan Seo. Kapten Yoo yang berdiri tepat di posisi dimana kerudung Dr. Kang tergeletak. Dia pun memungutnya dan berbalik jalan ke belakangnya, dimana Dr. Kang berdiri. Tanpa sepatah katapun, Kapten Yoo menerima kerudungnya dari tangan Kapten Yoo.


Tak lama kemudian, mereka telah tiba di lokasi dan disambut oleh tentara lainnya yang ada di lokasi tersebut. Usai penyambutan, mereka membongkar dan mengatur pakaian mereka di tempat masing-masing. Di saat tentara lagi sibuk mempersiapkan hidangan, terlihat Dr. Lee lagi mengambil foto dan kemudian dihentikan oleh Sersan Choi atau Snoopy. Saat Dr. Lee bertanya alasan apa hingga dilarang, muncul Dr. Kang yang membenarkan perkataan Sersan Choi tersebut.

Saat Dr. Kang lagi berjalan dan berhenti membersihkan sepatunya, dia melihat Kapten Yoo. Namun, kapten Yoo tidak menoleh kepadanya dan langsung masuk ke markas. Dr. Kang pun berkata, “Apa dia memang tidak melihatku? Ataukah dia mengabaikan aku?” Saat Kapten Yoo tiba di dalam markas, ternyata dia bersandar di balik jendela dan melihat Dr. Kang yang terpantul di cermin yang ada di hadapannya. Begitu Dr. Kang beranjak dari tempatnya, dia pun membawa kotak kiriman yang ia pegang sebelumnya ke hadapan Sersan Seo dan memintanya untuk membukanya. Karena itu paket kiriman dari Yoon Myeong Ju untuk mereka. Sayangnya, Kapten Yoo tidak dapat apa-apa dari kotak tersebut. Sementara Sersan Seo dapat hadiah, yaitu kedatangan Yoon Myeong Ju.

Di kantor Komandan Militer di Korea Selatan, terlihat Yoon Myeong Ju tengah melapor kepada komandan, yang tidak lain adalah ayahnya sendiri. Dia terlihat senang dan tidak sabar ingin berangkat ke Urk. Namun, kebahagiaannya itu ditanggapi ayahnya dengan mengatakan kalau dia lebih senang jika calon menantunya adalah Kapten Yoo Shi Jin. Yoon Myeong Ju sendiri tidak menghiraukan perkataan ayahnya tersebut dan malah mengungkapkan kalau dia mencintai Sersan Seo Dae Young karena dia adalah prajurit sejati dan tidak akan melepaskannya.

Kembali ke Urk. Dr. Kang menelpon Dr. Pyo dan memberitahu sahabatnya itu kalau Kapten Yoo dan temannya ada di Urk dan dia bertemu dengan keduanya. Sama halnya dengan Sersan Seo, Dr. Pyo beranggapan kalau itu adalah takdir baginya dan bertanya apakah dia senang karena bertemu lagi dengan Kapten Yoo di Urk. Dr. Kang malah mengatakan tidak karena dia merasa tidak nyaman. Pembicaraan mereka terputus karena jaringan yang tidak bagus. Dr. Kang pun menyadari kalau dia lagi ada di daerah terpencil.

Melihat beberapa anak yang lagi bermain, dia pun memotretnya. Namun, saat melihat seorang anak menjilat benda yang berkarat, dia pun menegurnya dan mendekatinya. Dia mengganti benda tersebut dengan snack yang ada di kantongnya. Tiba-tiba saja anak-anak yang lain mengerumuninya karena mereka juga ingin. Akhirnya, muncul Kapten Yoo dan meminta anak-anak tersebut untuk pergi dengan bahasa yang ia mengerti. Dr. Kang pun pamit pergi tapi baru beberapa langkah, dia merasa sepatunya menginjak sesuatu dan berhenti untuk melihatnya. Namun, dengan keusilan Kapten Yoo, dia melarangnya bergerak karena katanya yang dia injak itu adalah ranjau. Dr. Kang pun ketakutan dan tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Dengan paniknya, ia bertanya apakah dia akan mati karena menginjaknya. Bukannya menjawab pertanyaan Dr. Kang, Kapten Yoo malah sok kebingungan dan semakin menakuti Dr. Kang. Lalu, berlalu. Dr. Kang pun meneriakinya.

Hey. Kau brengsek.
Aku satu-satunya orang yang bisa membantumu. Apa kau baru saja bicara kotor kepadaku?
Kau bilang kau tidak bisa membantuku. Apa lagi yang bisa kulakukan? Apa aku akan mati?
Tidak.
Bisakah aku bebas?

Kapten Yoo pun mengangguk dan memintanya untuk menggerakkan kakinya. Karena dia yang akan menginjaknya. Dr. Kang pun bingung mendengarnya.

Hei, apa mkasudmu? Apa itu tidak akan meledak?
Akan meledak. Aku yang akan mati.
Tidak boleh. Itu tidak masuk akal” , kata Dr. Kang dengan ekspresi marah, frustasi dan ingin menangis. “Kenapa kau yang harus mati. Pergi dan temukan seseorang yang bisa menangani ini. Pasti ada jalan. Jangan menyerah karena kau tidak tahu apa yang harus dilakukan. Pergi dan temukan seseorang!

Karena Dr. Kang terus memaksa Kapten Yoo untuk pergi mencari bantuan, akhirnya keduanya terjatuh. Kapten Yoo malah menikmati situasi tersebut. Dr. Kang yang tidak mendengar suara ledakan bertanya, “Apa yang terjadi? Kenapa tidak meledak?” yang ditanggapi Kapten Yoo dengan mengatakan, “Bagaimana kabarmu?” Dr. Kang yang merasa dikerjain dan dibohongin, langsung bangun dan memukul Kapten Yoo. Dia sampai menangis sambil berkata, “Kau bohong. Memang, kau jahat sekali. Kenapa kau melakukan itu?” Lalu beranjak pergi dan melarang Kapten Yoo untuk mengikutinya.

Dr. Kang berlalu di dekat timnya yang lagi menikmati daging bersama dengan tentara lainnya. Sersan Seo yang melihatnya kebingungan dan bertanya kepada Kapten Yoo mengenai apa yang sedang terjadi. Kapten Yoo pun memberitahunya kalau dia telah membuat Dr. Kang menangis. Kemudian berlalu mengejar Dr. Kang sambil mengucapkan maaf karena sudah berlebihan dalam bercanda. Saat Dr. Kang menerima permintaan maafnya dan ingin pergi, tiba-tiba Kapten Yoo hormat. Dr. Kang bingung dan memandangnya. Kapten Yoo pun membalikkan badannya untuk menghormati bendera yang tengah dinaikkan. Sambil hormat, Kapten Yoo berkata, “Senang bisa melihatmu lagi.”

Esok paginya, Dr. Kang bersama suster Min Ji lagi berdiri di pagar melihat tentara yang lagi jogging. Lalu, Kapten Yoo muncul dihadapannya dan bertanya kepada Dr. Kang.

Apa teriakan mereka membangunkanmu?
Bisa kau menyingkir?
Apa jadwalmu untuk hari ini?
Pagi atau sore?” Dr. Kang bertanya balik tanpa melihat ke arah Kapten Yoo, melainkan ke arah tentara yang sedang jogging.

Merasa tidak diperhatikan, Kapten Yoo meminta tentara untuk jalan di tempat dan menghentikan tentara yang yang sedang jogging tersebut. Dia meminta mereka untuk kembali ke barak. Lalu berbalik ke Dr. Kang mengatakan, “Pagi dan sore. Apa rencanamu?” Namun, Dr. Kang masih tidak menghiraukannya dan memperlihatkan ekspresi jengkel kepada Kapten Yoo karena telah menghalangi pandangannya untuk melihat tentara tersebut.  

Hari itu tim relawan medis melakukan check-up terhadap seluruh tentara yang bertugas di Urk. Melihat kemunculan Kapten Yoo, Dr. Kang memanggilnya untuk menjadi orang pertama yang diperiksa karena dia adalah bos. Kapten Yoo berpikir Dr. Kang masih menaruh dendam kepadanya karena masalah yang kemarin padahl nyatanya tidak demikian. Usai disuntik, salah satu pekerja proyek memasuki Medicube untuk mengucapkan terima kasih kepada Yoo Shi Jin. Lalu, terdengar suara aneh yang menurut laporan salah satu anggota Tim Alpha adalah kecelakaan di jalan gunung. Kapten Yoo besama Sersan Seo dan Sersan Gong langsung menuju ke lokasi tersebut.

Tiba di lokasi, Kapten Yoo langsung melaporkan bahwa itu adalah truk PBB yang telah terguling. Setelah diperikssa, ternyata mereka adalah pekerja biasa yang memakai kaos dan mengaku PBB serta dipersenjatai. Akhirnya, mereka diserahkan ke pihak kepolisian. Setelah kembali, Kapten Yoo dan Sersan Seo bertemu dengan Dr. Kang yang menanyakan keadaan mereka. Setelah memberitahu Dr. Kang bahwa mereka baik-baik saja, Kapten Yoo pamit untuk pergi ke komandan.

Saat Kapten Yoo berlalu, Dr. Kang bertanya kepada Sersan Seo tentang password wifi. Karena alasan keamanan, Sersan Seo tidak memberikan passwordnya dan malah memberitahu Dr. Kang bahwa di kota ada warnet dan Kapten Yoo akan ke kota. Mau tidak mau, Kapten Yoo memberikan tumpangan kepada Dr. Kang ke kota karena dia mau melakukan transfer online.

Dalam perjalanan, Kapten Yoo mendengar Dr. Kang berbicara di telpon. Dia pun bertanya kepada Dr. Kang mengenai apa yang sedang terjadi.

Apakah kau akan pindah?
Tidak. Aku berhenti dan akan membuka klinik sendiri.”
Karena skandal itu?
Bagaimana bisa kau tahu?
Saat kau tidak ada, itu yang dibicarakan oleh tim kamu. Sepertinya dia bukan pria yang baik-baik.”
Aku tidak akan berada di sini jika dia pria baik.”
Aku tidak menyerah agar kau bisa berkencan dengan pria seperti dia.”
Aku tidak kencang. Ceritanya panjang dan tidak manis.

Perbincangan keduanya terhenti saat Dr. Kang melihat gambar pantai indah dan menanyakan dimana lokasi pantai tersebut. Kata Kapten Yoo, lokasinya jauh. Begitu memasuki kota, Kapten Yoo meminta Dr. Kang untuk mengingat jalan yang ia lalui karena tidak menutup kemungkinan dia akan ke kota tanpanya. Lalu, berhenti di depan sebuah workshop milik Daniel. Namun, yang menyambut mereka bukan Daniel melainkan perempuan yang pernah ia tenui sebelumnya di bar. Kata perempuan tersebut tempat itu milik mereka berdua. Ternyata dia adalah perawat bantuan darurat perdamaian dunia. Kapten Yoo mengatakan kalau perempuan itu adalah istri Daniel tapi ternyata kata perempuan tersebut mereka hanya rekan kerja. Kapten Yoo pun meninggalkan Dr. Kang di workshop tersebut dan pergi ke Corps Taebaek untuk melapor. Ternyata tanpa sepengetahuan Kapten Yoo, polisi yang sebelumnya menahan pekerja yang mengaku pihak PBB tersebut menyerahkannya ke bosnya. Lalu, polisi tersebut ditembak mati oleh bos pekerja yang ditahan itu. Kapten Yoo pun dilarang untuk ikut campur lagi dalam masalah yang tidak seharusnya dia tangani. Sebelum kembali, Letnan kepala memberikan surat transfer untuk Sersan Seo Dae Young.

Begitu sampai ditangan Sersan Seo, dia pun sadar kalau itu adalah tindakan kesewenang-wenangan dari Komandan untuknya karena tidak menginginkan Sersan Seo bertemu dengan Letnan Yoon di Urk. Kemudian flashback saat Komandan mendatanginya di ruang makan untuk memberitahukan hal terkait dengan hubungannya dengan putrinya. Dia mendapatkan perintah untuk melakukan tindakan bijaksana dengan mempertimbangkan masa depan Yoon Myeong Ju. Sersan Seo pun memahami apa yang diperintahkannya itu yang membuatnya harus terus menghindari Yoon Myeong Ju meskipun dia tidak menginginkannya.

Kembali ke masa kini, di asrama, terlihat Sersan Seo lagi packing untuk kembali ke Korea. Dia masih sempat membaca kembali surat dari Yoon Myeong Ju, yang bertuliskan, “Sersan Mayor Dae Young, hadiahmu dalam perjalanan. Setiap hari aku merindukanmu. Hormat.”

Sementara Kapten Yoo sedang dalam perjalanan menuju suatu tempat bersama Dr. Kang. Dia pun menceritakan Dr. Kang mengenai transfer Sersan Seo yang menurutnya merupakan perintah yang tidak adil. Dr, Kang pun mengerti siapa dan apa yang dimaksud oleh Kapten Yoo dengan mengatakan, “Melodrama yang dibintangi oleh Yoon Myeong Ju sepertinya masih tayang. Aku sangat penasaran. Bagaimana Myeong Ju dan Sersan Seo pertama kali bertemu?

(flashback)

Terlihat beberapa tentara sedang berjalan di suatu sungai. Salah satu diantaranya terjatuh, Sersan Seo pun menolongnya. Begitu terlihat oleh Myeong Ju, dia menghentikan Sersan Seo  dengan mengatakan, “Ini untuk ketiga kalinya kau ditempat ini. Lepas sepatumu.”
Ada apa?” kata Sersan Seo.
Rasa cintamu untuk rekan dan menjadi yang pertama, sangatlah hebat. Tapi dalam kondisimu, kau akan dipulangkan karena cedera” bentak Yoon Myeong Ju sambil membuka papan nama Sersan Seo dan menyebut namanya “Staff Sersan Seo Dae Young.”
Bahkan jika aku dipulangkan, aku harus jadi yang pertama.”
Alasan kau perlu jadi yang pertama tidak mungkin karena ingin mendapatkan liburan untuk merusak pernikahan mantan pacarmu, kan?
Memang benar.
Benarkah?

Ternyata, anggapan Myeong Ju tidak salah, Sersan Seo memang akan menghadiri pernikahan mantan pacarnya.
(Kembali ke Kapten Yoo dan Dr. Kang)

Keduanya telah tiba di pinggir pantai dan berhenti. Kapten Yoo pun meminta Dr. Kang keluar dari mobil. Yang diminta keluar bingung kenapa mereka berhenti di tempat tersebut.

Kenapa kita berhenti di sini?
Kita pergi ke pantai. Sebaiknya kita pergi ke pantai sebelum kita sibuk.”
Katanya jauh.
Karena ini jauh. Aku ingin menghabiskan waktu yang lama denganmu. Lewat sini.”

Dr. Kang yang diajak malah tinggal berdiri di tempatnya dan baru beranjak saat Kapten Yoo berkata, “Sersan Mayor Seo benar pergi ke pernikahan mantan pacarnya dengan Myeong Ju. Jika kau ingin tahu kisah selanjutnya, ikut aku!
Mereka pergi bersama? Kenapa Myeong Ju pergi bersamanya?” kata Dr. Kang sambil berlari mengejar Kapten Yoo.

(flashback)

Sersan Seo terlihat memasuki mobil dan pintu kelas 2 sebelah kanan juga dibuka oleh Myeong Ju.

Memangnya kenapa? Apa masalahnya?” kata Sersan Seo berbalik melihat Myeong Ju.
Selamat atas kesempatanmu merusak pernikahan mantan pacarmu. Kebetulan aku bebas tugas hari ini. Bukankah itu bagus?
Aku bertanya ada apa. Apa pertanyaanku terlalu sulit,  Letnan Yoon Myeong Ju?
Apa jawabanku sulit dimengerti? Jika kau merusak pernikahan sendirian, si mempelai wanita akan senang. Dia akan menyingkirkanmu, tidak akan menyesal. Tapi, jika kau bersamaku, kau bisa membuat dia menyesal sepanjang malam. Itu yang kumaksudkan.
Aku tertarik.
Tapi dengan satu syarat. Pertama, arahkan cerminnya ke samping.

(Kembali ke Kapten Yoo dan Dr. Kang)

Tentu saja. Dia ahli mematahkan hubungan pasangan kekasih”, kata Dr. Kang kepada Kapten Yoo. “Tapi, apa kondisi itu?
Saat itulah aku masuk ke drama mereka.”

(Flashback)

Pria yang ingin dijodohkan ayahku denganku akan datang sebagai komandan kompimu. Aku mendengar dia seniorku di Akademi Militer Korea. Kupikir namanya Yoo Shi Jin”, kata Myeong Ju pada Sersan Seo.
Dia sudah ada di sini. Sudah dua hari yang lalu.
Dia cepat juga”, kata Myeong Ju sambil melangkah ke depan, di samping Sersan Seo. “Lagipula, kau bisa memberitahunya kalau kau kencan denganku.
Kau tidak suka Komandan Kompi Yoo? Kenapa?
Aku tidak suka penampilannya. Dia terlihat terlalu pesolek. Apa kau akan bekerja sama?
Aku akan bekerja sama. Aku suka alasanmu.
Apa kau suka gaunku? Aku memilih gaun putih. Kau akan kagum kalau akau mengurai rambutku dan mengenakan sepatu hak. Aku akan lebih cantik daripada pengantin wanitanya”, kata Yoon Myeong Ju sambil melepas ikat rambutnya. “Bagaimana penampilanku?
Tampilanmu hari ini?
Kau bisa melihatnya langsung sekarang, kan?
Apa itu hantu?
Ini malaikat”, kata Myeong Ju sambil tersenyum dan menggerak-gerakkan kesua tangannya. Namun karena Sersan Seo hanya bengong melihatnya, diapun berkata, “Ayo pergi!

Keduanya pun memasang sabuk pengaman dan beranjak pergi.

(Kembali ke Kapten Yoo dan Dr. Kang)

Pria yang ingin dijodohkan ayah Myeong Ju adalah kau?” tanya Dr. Kang pada Kapten Yoo.
Ya”, kata Kapten Yoo lalu meminta Dr, Kang menunggu di tempat.

Setelah menaiki perahu motor yang akan ia tumpangi, Kapten Yoo memanggil Dr. Kang untuk naik. Namun Dr. Kang malah mengatakan, “Tunggu sebentar. Jadi, Myeong Ju, Sersan Mayor Seo dan kau berada dalam cinta segitiga?
Ya. Pegang tanganku.
Masih?
Ya.
Jadi, apa posisimu saat ini?
Kenapa kau bertanya?” kata Kapten Yoo yang bingung karena Dr. Kang terus bertanya dan tidak menggapai uluran tangannya. “Kupikir kau tidak tertarik kepadaku.”
Aku bertanya tanpa alasan. Aku benar-benar bertanya tanpa alasan” kata Dr. Kang begitu naik ke perahu tersebut. “Aku tidak ingin tahu tentang pendapatmu” sambung Dr. Kang.
Kau tampak seperti penasaran” kata Kapten Yoo sambil menatap mata Dr. Kang. Lalu mendudukkannya. Sebelum berangkat, dia meminta Dr. Kang untuk pegangan agar tidak terlempar.

Tak lama kemudian, mereka berdua tiba di pantai Shipwreck tersebut. 

Tempat ini, bagaimana bisa terjadi? Ini sangat indah” komentar Dr. Kang.
Kita bisa kembali lagi.”

Setelah memungut sebuah batu, Kapten Yoo bercerita bahwa penduduk setempat percaya bahwa kau akan kembali jika kau mengambil batu dari sini. Dan memberikan batu yang ia ambil itu kepada Dr. Kang. Lalu kemudian berjalan melihat-lihat dan bertanya tentang bagaimana bangkai perahu itu bisa terdampar di pantai tersebut. Kata Kapten Yoo pun mengatakan bahwa itu karena sihir. Selanjutnya, Dr. Kang menjawab pertanyaan Kapten Yoo yang bertanya tentang kabarnya.

Sepertinya kau salah orang. Aku disini bukan karena alasan sebagai relawan medis. Seseorang yang berkuasa telah menyerangku dan aku terdampar di tempat ini. Dan aku tidak lagimelakukan operasi. Pengalaman operasi tidak terlalu bermanfaat di resumeku. Aku akan segera kembali dan ketika aku kembali, aku harus kembali ke tempatku yang seharusnya. Aku wanita yang siibuk.”

Malam harinya, anggota tim medis, Dr. Song dan yang lainnya, kecuali Dr. Kang, lagi makan malam dengan menu buatan Dr. Song. Dr. Lee yang super bersih, batal makan karena Dr. Song menyentuh sendoknnya. Dia pun keluar menelpon pacarnya dan menceritakan kejadian tersebut. Dia pun menjadi semakin jengkel saat dikagetkan dengan kemunculan seorang anak yang langsung menyentuh pakaiannya. Anak tersebut minta makan, namun belum juga ia memberikannya, anak tersebut sudah muntah-muntah. Dia pun memeriksanya dan membawanya ke medicube.

Di saat yang bersamaan, Dr. Kang yang baru tiba bersama Kapten Yoo melihat Dr. Lee berlari membawa pasien. Dia pun langsung masuk ke medicube dan memeriksanya juga. Dr. Lee berpikir anak itu kekurangan gizi. Akan tetapi, menurut diagnosa Dr. Kang, gejalanya terlalu mengerikan untuk seorang yang lagi kekurangan gizi. Kapten Yoo yang juga ada di medicube bersama mereka berkata, “Bagaimana dengan keracunan timbal?

Mendengar perkataan Kapten Yoo, Dr. Kang langsung teringat dengan seorang anak yang pernah ia tegur dan beri snack karena melihatnya menjilat timbal. Lalu memberikan instruksi serta penjelasan kepada Dr. Lee. Sebelum melaksanakan apa yang Dr. Kang instruksikan, ia sempat memuji kehebatan Kapten Yoo karena diagnosa atau dugaannya benar. Sebelum meninggalkan medicube, Kapten Yoo sempat membuat Dr. Kang terlihat sedih karena perkataannya.

Saat tiba di barak, Sersan Seo memberitahu Kapten Yoo yang baru datang bahwa ada instruksi untuk FPCON (Pasukan Perlindungan Kondisi) tingkat dua ke area medis. Tim medis yang lagi bersantai di area medicube bingung dengan apa yang terjadi sebelum akhirnya mereka juga diminta berkumpul. Seorang pasien VIP sedang dikirim dan sebentar lagi akan tiba di area tersebut. Pasien tersebut adalah Mubarat, Ketua Liga Arab yang baru-baru melakukan kunjungan tidak resmi ke Timur Tengah. Dia merupakan keturunan ketiga dari keluarga Kerajaan Abu Dhabi yang juga dikenal sebagai politisi terampil. Dia merupakan salah satu kandidat kuat penerima Nobel Perdamaian karena mampu menyatukan Negara dan agama secara resmi. Akan tetapi, dia juga menjadi target untuk dibunuh oleh musuh.

Setelah mendapatkan data-datanya, Kapten Yoo memperlihatkan catatan medis pasien VIP tersebut kepada Dr. Kang. Menurut Dr. Song, dari grafik pasien VIP tersebut, terlihat lebih banyak kebohongan daripada kebenaran. Dr. Kang yang mengerti dengan situasi berkata, “Pasien VIP ini membutuhkan dokter khusus mereka sendiri. Riwayat medis sama dengan kelemahan mereka. Itulah sebabnya, riwayat medis presiden bersifat rahasia.”

Begitu Dr. Kang selesai memberikan penyataan, pasien tersebut tiba di medicube. Saat itu juga, Kapten Yoo terhubung dengan Komandan Corps. Taebaek yang memintanya untuk melaporkan secara menyeluruh karena Blue House juga menerima laporannya. Saat Dr. Kang selesai mendiagnosa, dia ingin melakukan infus. Namun, dihentikan oleh pengawal dan memberikan resep dari dokter pribadi presiden tersebut. Suster Ha Jae Ah pun menyuntikkan resep tersebut ke infus pasien. Namun, tiba-tiba saja tekanan darah pasien menurun. Dr. Kang pun memeriksa perut pasien dan menemukan penyakit lain (distensi abdomen) yang meyebabkan tekanan darah menurun. Dr. Kang yakin kalau mereka menyembunyikan sesuatu dan ingin membukanya dengan melakukan laparatomi. Saat tim medis ingin membawa pasien ke ruang operasi, pengawal pasien tersebut menyuruh mereka angkat tangan dan tidak bisa membiarkan tim medis melakukan operasi. Katanya dokter presiden akan tiba dalam sejam. Dr. Kang pun mengungkapkan bahwa jangankan satu jam, dua puluh menit pun, pasien tersebut tidak akan mampu bertahan.

Melihat Dr. Kang yang bersikukuh ingin mengoperasinya, pengawal tersebut malah menodongkan senjata kepada tim medis dan berkata, “Hentikan! Aku tidak bisa membiarkan kalian mengoperasinya. Hanya dokter presiden yang bisa mengoperasi Presiden Mubarat.” Dr. Kang pun memerintahkan tim medis untuk lepas tangan dan mundur. Lalu berkata, “Baik. Aku tidak mencoba untuk mengubah sejarah di sini. Akan tetapi, begitu aku lepas tangan, dia akan mati.” Saat itu juga, Kapten Yoo menerima perintah untuk tidak bertanggung jawab atas masalah tersebut. Mendengar hal tersebut, seperti biasa, Kapten Yoo tidak selalu menuruti apa yang diperintahkan kepadanya terlebih jika itu bertentangan dengan prinsip dan pemikirannya. Dia pun bertanya kepada Dr. Kang apakah dia bisa menyelamatkannya atau tidak. Dr. Kang yang ditanya seperti itu memberikan penjelasan mengenai diagnosanya namun Kapten Yoo meminta jawaban singkat, bisa atau tidak. Setelah diam sejenak, Dr. Kang dengan yakin mengatakan, “Aku bisa menyelamatkannya.” Akhirnya, Kapten Yoo memutuskan koneksi dengan komandannya dan berkata, “Lalu, selamatkan dia!” sambil serentak bersama Tim Alpha menodongkan senjata ke arah pengawal presiden tersebut.

To be continued in the next episode (Episode 4)....!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Spend Weekend in Sunset Rumah 40 Villa & Resto, Boneoge

Midday View of Sunset Rumah 40 Villa & Resto, Boneoge - Donggala Time flies so fast. I’ve been staying here for more than 2 years. Yeah, I’m not the local here. I come and stay here for work. If you ask me, “What do you do for a living?”, the answer is “I’m in teaching.” Being a practioner in Education like lecturer, I’m full of works. Many others think that lecturer will be on holiday on the semester break, but FYI it’s not happened on the reality. Semester break is only for students, not lecturers. Final test correction, BKD report, lesson plan, and research proposal are to do lists of lecturers in January. To deal with those activities, of course, I have to be smart in time management. So, I can do relaxation at the end of the month, before coming to the next semester. Unexpectedly, Anna Rufaida, my friend in Tadulako University who works as an operator staff in Language and Art Education Department, invited me to join in her travel plan to Boneoge, Donggala. After knowing whoev

Bits and Pieces of My Life: Hustle Culture and Multitasking

Have you ever heard about hustle culture and multitasking? Hustle culture is a person mentality who thinks work as everything above all. For them, work all day long every day is a must, for the sake of professionality. Until some of them end with burnout - exhaustion of physical or emotional strength or motivation usually as a result of prolonged stress or frustration of work. Sometimes, they are also multitasking - the ability to do multiple tasks at one time. Why do I talk 'bout this?   Hmm...I'm going to share about my activity recently ( in the last three months ).  After re-reading my daily journal, I realize that the rhythm of my life is in contrary with my principle, which is slow living. What I do recently, shows that I'm in hustle culture and a multitasking woman as well. My weekend is always full of workshops or meetings, from one place to another, even from one hotel to another. That's why, some of my friends or colleagues commented by saying:  "

Story of My 18th August

08.18.16 My 26 th Birthday              Bulan Agustus kerap kali menjadi bulan yang paling saya nanti-nanti setiap tahunnya. Itu tidak lain dan tidak bukan hanya karena satu hal, yaitu hari kelahiran. Tiap kali, Bangsa dan orang-orang Indonesia usai merayakan Hari Kemerdekaan, saya pun kembali diingatkan dengan hari dimana saya pertama kali melihat dunia yang fana ini. Tiap kali hari itu datang, saya selalu dan senantiasa bersyukur karena masih dianugrahi umur yang panjang. Namun, di sisi lain, saya pun menyadari bahwasanya saya juga semakin dekat dengan kematian. Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa kehidupan dunia itu fana. Dunia hanyalah tempat persinggahan bagi hamba-Nya, sekaligus tempat untuk menyiapkan bekal untuk kehidupan yang kekal. Dan, kehidupan yang kekal itu adalah akhirat.