Langsung ke konten utama

Weekend in Soppeng: Attending Saree's Brother Wedding Party

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Pada hari jumat (8/1) kemarin, saya berangkat ke Soppeng bersama dengan Yuzi, Fia dan Rina. Kami ke sana dalam rangka menghadiri undangan pernikahan dari pada Saree. Sebenarnya sih, yang mau nikah itu bukan Saree, melainkan adeknya yang laki-laki, Andi Ikhsan Pahri Patarai. Namun, karena kami sudah menganggapnya seperti keluarga sendiri, kami dengan senang hati datang jauh-jauh dari Makassar. Demi pertemanan, persahabatan dan persaudaraan.

Kami berangkat dari Makassar sekitar jam 7 malam naik mobil yang biasa ditumpangi oleh Saree saat ke Soppeng ataupun ke Makassar. Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 4 jam, kami tiba di Lolloe pada pukul 23.20 wita. Kami langsung ke tempat dimana kami akan menginap selama di Soppeng, yaitu di penginapan dari pada gedung pernikahan yang telah di book-in oleh Saree sek. Begitu tiba, kami langsung istirahat karena sudah dibersihkan sebelum kami datang. Setelah shalat isya', kami langsung tidur.


Menjelang subuh, Saree bangun dan pergi membangunkan orang-orang yang akan pergi mengantar pengantin. Kami pun satu per satu bangun. Rina langsung mandi dan siap untuk menjadi MUA bagi keluarga Saree. Sementara kami yang lainnya, bangun shalat subuh bergantian. Setellah itu, kami juga mandi dan siap-siap. Kami dandan sendiri sebisa kami, alias belajar make-up sendiri. hehehe!

Dress up done. Make up done.
Take a pictures!
Tadaaa.....

Tepat jam 9 pagi, semuanya beres. Rina sebagai MUA di pagi itu menjadi orang yang paling terakhir berpakaian. Setelah pakaian, kami pun diminta keluar makan di gedung pernikahan. Saat kami memasuki gedung, sudah banyak orang yang berdatangan, baik itu tamu maupun keluarga Saree yang lainnya. Setelah sarapan, kami siap berangkat ke rumah pengantin perempuan di Tajuncu. Kami keluar dari gedung membawa seserahan yang akan diberikan kepada keluarga mempelai perempuan. Karena ada begitu banyak mobil, kami pun memilih mobil yang kosong sehingga kami semua bisa berada dalam satu mobil. Saree memilih mobil yang dikemudikan oleh perempuan. Kalau tidak salah namanya Nining. Bersama dengan dua orang yang sudah ikut dengan Nining, kami berenam (Yuzi, Fia, Rina, Saree, Rahma dan Saya) masuk ke mobil tersebut.

Setelah semuanya naik ke mobil, satu persatu mobil meninggalkan gedung pernikahan menuju Tajuncu lewat kota Watansoppeng. Setengah jam kemudian, kami tiba di sana. Acara akad nikah segera berlangsung di mesjid yang ada di dekat pelaminan. Nama mesjidnya saya lupa. hehehe. Setelah akad, mempelai laki-laki ke rumah mempelai perempuan, yang berada di tempat berbeda dengan pelaminan. Kami tidak ikut ke sana, melainkan hanya menunggu di depan pelaminan. Kami duduk di teras rumah keluarga Andi Ainul Warnida, nama dari pada mempelai perempuan. Beberapa menit kemudian, kedua mempelai tiba di depan pelaminan. Keduanya memasuki pelaminan setelah dijemout dengan Tari Padduppa.

Rangkaian acara pernikahan pun dimulai, yang diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an, khutbah pernikahan, sambutan keluarga, khutbah pernikahan dan diakhiri dengan doa. Setelah acara ditutup, tibalah saatnya menikmati hidangan yang telah disediakan. Kami yang berada di luar pelaminan dipanggil masuk untuk makan. Yup,,,itu adalah lunch karena bertepatan dengan jam makan siang. Menunya ada dua jenis, bakso + lontong dan nasi + lauk. Kami tinggal memilih. Kami semua memilih Bakso, akan tetapi saya hanya mengambil lontong+mie+kuah, tanpa bakso. hehehe :)

Setelah makan, kami pun pulang. Kami memilih mobil yang berbeda karena Saree berencana untuk mengajak kami singgah di Taman Kota untuk melihat kelelawar plus foto-foto. Hahaha,,,lagi lagi salah kostum. Hmmm, ini biasa terjadi!


Setelah puas berfoto-foto, kami pun kembali melanjutkan perjalanan menuju gedung pernikahan. Saat kami sampai, semua orang sudah tiba. Kami pun langsung masuk ke kamar untuk istirahat sejenak. Namun, karena kami mendapati anak-anak yang lain lagi foto-foto di kamar, kami pun ikutan.

Tak lama kemudian, kami diminta keluar lagi ke gedung pernikahan untuk menjemput kedatangan kedua mempelai beserta keluarga mempelai perempuan. Sekitar 30 menit kami menunggu, rombongan dari Tanjuncu pun datang. Seketika, gedung dipenuhi dengan orang-orang. Kami pun duduk di pintu masuk gedung bak penjemput sebagaimana mestinya. Begitu semuanya mendapatkan tempat duduk, acara pernikahan seperti yang terjadi di Tajuncu sebelumnya, kembali terulang di gedunng tersebut. Dari awal hingga akhir. Susunan acaranya pun sama. Setelah menikmati hidangan yang  telah disediakan, mereka pun kembali, kecuali kedua mempelai dan sebagian keluarga yang ikut acara maduppa beseng atau mammatoa. Begitu semuanya kembali, gedung hanya diisi oleh tamu yang datang silih berganti. Acara sesi foto keluarga dan kerabat pun dimulai. Kami juga dipanggil Saree untuk foto.
Saat kami sedang foto di panggung, Kak Ippank datang. Kami pun menjemputnya di depan dan langsung naik juga ke panggung. Saya bersama Saree dan Yuzi kembali ikut berfoto.
Setelah itu, kami pun duduk bersama di gedung tersebut bak nonkrong gituuu hahaha. Secara, tamu sudah tidak terlalu banyak. Kami pun leluasa mau duduk bagaimana. Kami duduk cerita-serita juga foto-foto.
Beberapa menit sebelum pukul 17.00, petugas catering sudah sibuk beres-beres. Mereka menyatukan hidangannya dalam satu meja. Saat Tari bersama temannya lagi makan, Kak Ippank pamit pulang. Beberapa menit kemudian, setelah Tari pulang, kami juga masuk ke kamar. Ganti pakaian, shalat dan tidur. Dan, tahu tidak? Saking capeknyaaa, kami semua baru sadar menjelang tengah malam. Mereka bangun shalat, cerita dan makan kue, terkecuali saya. Saya terbangun bahkan lebih awal dari mereka tapi saya memilih untuk tetap dalam selimut karena dingin. Saya baru bangun saat mereka siap tidur kembali sekitar jam setengah 2. Saya melek hingga jam 3 lalu tertidur kembali. Kami semua kembali bangun saat mendengar adzan subuh. Setelah shalat subuh, kami kembali tidur. Hahahaha...malam itu benar-benar hanya untuk tidur. Balas dendam atas kelelahan dan kurangnya tidur sebelumnya :D

Kami bangun mandi dan packing untuk kembali ke Makassar sekitar jam 8 pagi. Setelah pakaian, kami dijemput ke rumahnya Saree untuk sarapan. Setelah sarapan, duduk sebentar dan kembali ke kamar sekitar jam 9 lewat. Saat di kamar, kami diberitahukan bahwa kami akan dijemput lebih lambat sejam dari perjanjian, yaitu jam 11. Kami pun siap-siap jalan dulu sebelum jemputan kami datang. Kami diantar oleh Saree dan Bapaknya ke Waduk dan Villa Yuliana. Kami foto-foto di tempat tersebut. Saat pulang, kami singgah minum-minum di dekat Kantor Polisi. Kami kembali saat mobil jemputan kami sudah ada di depan kamar. Kami langsung diantar ke kamar. Begitu tiba, kami langsung mengankat barang-barang kami dan menuju ke rumahnya Saree untuk pamit. Kami meninggalkan Lolloe sekitar jam setengah 12 siang.
 


 

Sama halnya saat kami berangkat, kami menempuh perjalanan Soppeng-Makassar selama kurang lebih 4 jam. Kami tiba di Makassar jam3 sore. Alhamdulillah! 

Anyway, thanks a lot yaaa +Saree Patmasari fo' the great hospitality ever...Kiss Hug!!! :)
a

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Spend Weekend in Sunset Rumah 40 Villa & Resto, Boneoge

Midday View of Sunset Rumah 40 Villa & Resto, Boneoge - Donggala Time flies so fast. I’ve been staying here for more than 2 years. Yeah, I’m not the local here. I come and stay here for work. If you ask me, “What do you do for a living?”, the answer is “I’m in teaching.” Being a practioner in Education like lecturer, I’m full of works. Many others think that lecturer will be on holiday on the semester break, but FYI it’s not happened on the reality. Semester break is only for students, not lecturers. Final test correction, BKD report, lesson plan, and research proposal are to do lists of lecturers in January. To deal with those activities, of course, I have to be smart in time management. So, I can do relaxation at the end of the month, before coming to the next semester. Unexpectedly, Anna Rufaida, my friend in Tadulako University who works as an operator staff in Language and Art Education Department, invited me to join in her travel plan to Boneoge, Donggala. After knowing whoev

Bits and Pieces of My Life: Hustle Culture and Multitasking

Have you ever heard about hustle culture and multitasking? Hustle culture is a person mentality who thinks work as everything above all. For them, work all day long every day is a must, for the sake of professionality. Until some of them end with burnout - exhaustion of physical or emotional strength or motivation usually as a result of prolonged stress or frustration of work. Sometimes, they are also multitasking - the ability to do multiple tasks at one time. Why do I talk 'bout this?   Hmm...I'm going to share about my activity recently ( in the last three months ).  After re-reading my daily journal, I realize that the rhythm of my life is in contrary with my principle, which is slow living. What I do recently, shows that I'm in hustle culture and a multitasking woman as well. My weekend is always full of workshops or meetings, from one place to another, even from one hotel to another. That's why, some of my friends or colleagues commented by saying:  "

Story of My 18th August

08.18.16 My 26 th Birthday              Bulan Agustus kerap kali menjadi bulan yang paling saya nanti-nanti setiap tahunnya. Itu tidak lain dan tidak bukan hanya karena satu hal, yaitu hari kelahiran. Tiap kali, Bangsa dan orang-orang Indonesia usai merayakan Hari Kemerdekaan, saya pun kembali diingatkan dengan hari dimana saya pertama kali melihat dunia yang fana ini. Tiap kali hari itu datang, saya selalu dan senantiasa bersyukur karena masih dianugrahi umur yang panjang. Namun, di sisi lain, saya pun menyadari bahwasanya saya juga semakin dekat dengan kematian. Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa kehidupan dunia itu fana. Dunia hanyalah tempat persinggahan bagi hamba-Nya, sekaligus tempat untuk menyiapkan bekal untuk kehidupan yang kekal. Dan, kehidupan yang kekal itu adalah akhirat.