Langsung ke konten utama

Descendants of the Sun Episode 5


Episode sebelumnya (Episode 4) berakhir dengan adegan kiss antara Kapten Yoo and Dr. Kang di ruang makan. Terlihat Dr. Kang tidak menolak saat Kapten Yoo tiba-tiba menciumnya di saat dia menawarinya wine. Namun, itu tidak berlangsung lama karena Dr. Kang buru-buru pamit dan mengucapkan selamat malam kepada Kapten Yoo. Mereka kembali ke ruang tidur mereka masing-masing.


Sebelum tidur, Dr. Kang memikirkan hari-hari yang telah ia lalui dengan Kapten Yoo. Dia teringat akan percakapan diantara keduanya sepulang dari pemakaman rekan Kapten Yoo. Sementara, Kapten Yoo terlihat sedang melepaskan seragamnya sambil menghembuskan nafas lega. Sepertinya, dia baru bernafas tuh! Hehehe!

Di tempat lain, Dr. Daniel juga sudah tiba di rumah. Kedatangannya membuat Ye Hwa merasa takut hingga menyodorkannya senjata. Akan tetapi, setelah menjelaskan dari mana saja dan habis ngapain selama kepergiannya, Ye Hwa pun keluar dari kamar.

Esoknya, tim medis sedang berkunjung ke lokasi proyek Tower Haesung dan mereka mendapatkan penjelasan dari mandor pekerja. Sebelum sang manager datang dengan sombongnya memperkenalkan diri. Karena bosan mendengarkan ocehannya, tim medis pun tidak menghiraukannya dan kembali ke aktivitas mereka masing-masing. Tiba-tiba, Dr. Kang mendapatkan kabar baik dan kabar buruk tentang seorang pasien dari Dr. Lee melalui telpon.

Tak lama kemudian, Dr. Kang terlihat sudah tiba di medicube dan menanyakan tentang pasien tersebut. Dia adalah anak yang dirawat Dr. Lee. Dia sudah sembuh dan kabur dari medicube. Untuk mencari tahu kemana perginya, ternyata Dr. Lee juga sudah menghubungi Kapten Yoo. Kedatangannya pun membuat Dr. Kang merasa canggung. Terlebih, setelah Kapten Yoo mengatakan kalau “Blackey” yang Dr. Lee pikir adalah nama dari pasien tersebut ternyata nama sebuah desa. Dr. Kang hampir saja memukulnya. Akan tetapi, demi memberikan perawatan lebih lanjut, Dr. Kang pun meminta bantuan kepada Kapten Yoo untuk menemaninya ke desa tersebut. Dia pun setuju.

Dalam perjalanan, terlihat Dr. Kang masih enggan untuk berbicara. Sambil menyetir, Kapten Yoo memandanginya. Hingga akhirnya Dr. Kang memintanya untuk fokus agar tidak kecelakaan.

Look ahead. We’d have an accident.”
This’s the only way to the village. We’ll find him on the way.”
Glad to heard that!
Did you sleep well last night?
You didn’t let me sleep.
About last night, …
I’m trying not to talk about it. Don’t you see that?
Why are you avoiding it?
Because I’m confused. I’ll try to avoid until I get myself sorted.
It’s okay to avoid it or get angry at me, but I don’t want you to feel bad about last night. I finally did it after hesitating like a thousand times.

Beberapa saat setelah pebincangan tersebut, mereka tiba di desa tersebut dan menemukan anak yang kabur itu. Dr. Kang memberikan obat sambil menjelaskan dengan gesture dan gambar karena dia tidak bisa berbicara dengan bahasa mereka. Tiba-tiba dia melihat anak-anak bermain dan teringat kalau sepertinya dia pernah melihat anak tersebut sebelumnya. Kapten Yoo pun membenarkannya.

They are the kids who were picking up scrap metal, right?
You have a good memory.
I can’t forget things easily.
Forget what?
Anything. So, I don’t want you to do or say something impressive.

 Di Corps Komandan Taebaek, terlihat Yoon Myeong Ju sedang berbicara dengan komandan Park Byung Soo. Tiba-tiba, Letnan Yoon mendapatkan telpon dari seorang prajurit yang melaporkan tentang aktivitas Sersan Seo selama di Korea. Namun sialnya, di depan ruangan dimana prajurit tersebut melapor, Sersan Seo melintas dan mendengarnya. Prajurit tersebut pun mengatakan apa yang sedang terjadi saat itu juga dengan detail. Hingga akhirnya, sang prajurit kebingungan dengan apa yang akan dia lakukan dan bertanya pada Letnan Yoon. Bukannya Letnan Yoon, pertanyaan tersebut malah di jawab oleh Sersan Seo. Secara tidak langsung, Letnan Yoon mendengarkan suara Sersan Seo dan itu sudah cukup baginya. Dia pun menutup telpon.

Apa yang harus saya lakukan?”, kata sang prajurit.
Apa yang kamu ingin saya lakukan?” tanya Sersan Seo pada prajurit. “Tutup telpon!
Letnan Yoon adalah Letnan. Sersan Seo adalah Sersan Mayor”, jelas sang prajurit pada Sersan Seo.
Apa hal pertama yang akan kamu lakukann ketika kamu tertangkap oleh musuh?” tanya Sersan Seo.
Menyerah.
Lakukan apapun yang diperintahkan.
Apa yang kamu perintahkan?” tanya sang prajurit.
Kim Boem Rae.
Sersan Kim Boem Rae.”
Apakah kamu mau lari atau masak ramen untuk saya?” tanya Sersan Seo.
Saya akan memasak ramen untukmu.
Lalu kamu akan membuat kuahnya dengan keringatmu” tambah Sersan Seo. “Lari.”
Lalu kemudian, saya sebaiknya mandi.

Hahaha,,,kasian sang prajurit. Dia harus menerima sanksi sari seorang Sersan atas apa yang diperintah oleh seorang Letnan.

Di sebuah tempat makan di Urk, Kapten Yoo terlihat sedang makan dengan Dr. Kang. Makanan tersebut dibayar oleh Dr. Kang. Sebelum makan, Dr. Kang bertanya tentang alasan mengapa Kapten Yoo menjadi tentara. Kapten Yoo pun berpikir kalau Dr. Kang bingung dengan perasaannya dikarenakan oleh profesi Kapten Yoo sebagai tentara. Dr. Kang berpikir kalau Kapten Yoo menjunjung tinggi patriotisme. Namun, pandangan keduanya tentang patriotisme itu sendiri berbeda. Akhirnya, Kapten Yoo pun bertanya kepada Dr. Kang, “Apakah akan lebih mudah bagimu jika seandainya saya bukan tentara tapi anak orang kaya?” Dr. Kang pun mengatakan tidak karena itu terlalu biasa baginya.

Setelah makan, Kapten Yoo keluar dan melihat dua orang laki-laki yang pernah mengaku-ngaku sebagai PBB. Begitu Dr. Kang keluar, dia langsung memintanya untuk ke workshop, mengambil mobil dan pulang duluan karena dia akan melapor ke Corps Komandan Taebaek. Padahal nyatanya tidak. Tidak hanya ingin menjauhkan Dr. Kang dari hal-hal yang akan membuatnya khawatir. Saat Dr. Kang tiba di workshop dan bertemu dengan Dr. Daniel, Kapten Yoo kembali ke dua orang laki-laki tersebut dan menodongkan senjata. Untuk menggertaknya, dia menembak ban mobil yang ada di sekitarnya. Suara tembakan tersebut terdengar oleh Dr. Kang. Dr. Daniel pun mengkonfirmasinya dan mengatakan kalau itu adalah ulah anak gang. Sebelum pergi dengan mobil yang diberikan oleh Dr. Daniel, Dr. Kang bertanya kepadanya, bagaimana dia bertemu dengan Kapten Yoo dan apakah dia tahu apa yang sebenarnya dilakukan oleh Kpaten Yoo. Dr. Daniel pun menjelaskannya.

Sementara, Kapten Yoo yang telah menyebabkan suara tembakan, membuat Kapten Argus sebagai bos kedua orang laki-laki tersebut, keluar dan menyapa Kapten Yoo. Hal itu membuatnya kaget. Kapten Yoo tidak menyangka kalau Kapten Argus telah keluar dari tentara dan menjalani profesi lain. Katanya, profesinya tersebut bisa membuatnnya bebas memanjangkan rambut dengan tetap menembakkan senjata dan tentunya menghasilkan uang. Menjadi lagendaris baginya tidaklah berbayar. Dia lebih memilih profesi tersebut yang tidak harus melayani Negara. Terakhir, dia meminta Kapten Yoo untuk mengurus urusannya sendiri dan tidak mengganggunya. Mendengar perkataannya tersebut, Kapten Yoo pun mengacamnya untuk tidak lagi berkeliaran dan muncul di sekitarnya, jika itu terjadi maka Kapten Argus harus terima konsekuensinya.

Dalam perjalanan pulang, sepertinya Dr. Kang memikirkan apa yang dikatakan Dr. Daniel. Hal itu membuatnya tidak begitu konsen menyetir dan kaget saat di depannya muncul mobil truk. Hal itu membuatnya banting stir dan membawanya ke tepi jurang. Mobilnya tergantung dan nyaris terjung ke laut. Sekali dia angkat kaki dari rem, mobilnya akan terjung ke laut. Dia pun bingung mau ngapain.

Kapten Yoo yang sebelumnya dia telpon, sudah mengangkat telponnya. Dia tahu kalau Dr. Kang sedang di jalan dan menanyakan posisinya dimana. Karena telpon tersebut jatuh ke bawah, Dr. Kang pun harus bergerak untuk mengambilnya dan itu membuat mobil semakin maju. Diapun berteriak sambil menangis meminta diselamatkan. Kapten Yoo pun bertanya dia berada dimana,  ada apa, dan memintanya untuk menunggunya.

Save me! Help!
Where are you? What do you see? Tell me what do you see!
The car’s hanging off the cliff.
Do you hear me?
Yes.
Hang in there. I’m coming. I’ll find you.

Karena berpikir dia akan mati, Dr. Kang merekam suaranya sambil menangis. Rekaman tersebut ditujukan kepada ibunya yang berisi permintaan maaf dan wasiat. Tak lama kemudian, Kapten Yoo datang dan meminta Dr. Kang membuka jendela mobil. Setelah itu, dia berkata bahwa batu tersebut tidak akan mampu menahannya dan dia akan menerjungkan mobil ke laut. Mendengar hal tersebut, Dr. Kang kaget dan tidak setuju. Meski Kapten Yoo memintanya untuk percaya kepadanya, Dr. Kang tetap tidak mau melepaskan kakinya dari rem mobil.

The rocks won’t hold us. I’m going to drop the car” kata Kapten Yoo.
What? No way!
Look at me!
I can’t do that.”
Look at me, Dr. Kang!” pinta Kapten Yoo. “Look at into my eyes. You can trust me. Hold tight my hands. Close your eyes. I will get you out of here.”
No.
Let go off the brakes!
No, I won’t.

Melihat Dr. Kang tidak berani melepaskan kakinya dari rem mobil, Kapten Yoo pun melakukan sesuatu yang membuatnya kaget dan melepaskan kakinya dari rem mobil. Seketika mobil terjun ke laut.

Melihat scene tersebut, saya kagum dengan jiwa heroic Kapten Yoo. Betapa beruntungnya orang yang bisa mendapatkan pendamping seperti Kapten Yoo yang berani mengambil resiko demi menyelamatkan nyawa seseorang. Eitsss, back to the story!

Begitu tiba di daratan, Kapten Yoo berusaha membuat Dr. Kang sadar. Tak lama kemudian, Dr. Kang terbatuk dan sadar. Dia pun bertanya apakah dia baik-baik saja ataukah dia terluka. Bukannya menjawab, Dr. Kang malah marah-marah dan memukul Kapten Yoo yang sudah gila karena menerjunkan mobil begitu saja. Lalu, dia memeriksa denyut nadinya yang menurutnya berdetak tak beraturan dan berkata, “My heart is beating erratically”, keluh Dr. Kang sambil menangis. Melihatnya seperti itu, Kapten Yoo memegang pundaknya dan mengatakan kalau dia baik-baik saja.

I’m fine. You manage to hit me, so you’re fine, too” kata Kapten Yoo. “Let’s go!
Wait! I can’t get up. I’m not a soldier. Do you know how scare I was? I thought I was going to die.
I just can’t leave you alone. When I did, you ended up on a cliff. What will you do if I put you on a train alone?” kata Kapten Yoo.
No more jokes. I’m too weak to laugh.

Kapten Yoo hanya bisa tersenyum mendengar Dr. Kang yang tidak mampu lagi menanggapi candaanya.

Beberapa saat kemudian, mereka tiba di markas. Begitu Dr. Kang keluar dari mobil, Kapten Yoo memakaikan bajunya pada Dr. Kang agar orang lain tidak melihat tubuhnya dengan pakaian transparan akibat basah.

Take this!. Your shirt is see-through now.”
Why didn’t you give me this sooner?
Because I saw everything already. And, I don’t want anyone else to. Get some rest!” jelas Kapten Yoo.

Mendengar perkataan Kapten Yoo, Dr. Kang merasa jengkel dan meneriakinya yang telah beranjak pergi.

Di tempat lain, sang manajer dari proyek tower Haesung lagi berbisnis dengan Kapten Argus. Terlihat sang manajer memberikan sebungkus berlian kepada Kapten Argus yang selajutnya dibayar dengan seikat uang tunai. Untuk transaksi selanjutnya, Kapten Argus memberinya jangka waktu satu minggu. Saat sang maajer meminta waktu 10 hari, Kapten Argus beserta anggotanya menembakkan senjata pertanda permintaan tersebut tidak disetujui. Sang manajer pun kembali ke proyek. Saat kembali, terlihat mandor pekerja lagi memarahi seorang pekerja yang seenaknya istirahat di jam kerja.

Kembali ke markas, terlihat Dr. Kang sudah menjemur pakaiannya dan duduk termenung. Dia kembali teringat dengan suara tembakan yang ia dengar saat berada di workshop Dr. Daniel. Lalu, tiba-tiba ia dikagetkan dengan kedatangan Kapten Yoo yang masuk membawa dua gelas kopi instan. Keduanya pun menikmati kopi tersebut sambil cerita. Saat itu, Dr. Kang bertanya tentang luka tembak Kapten Yoo yang pernah ia obati yang kemudian membuat Kapten Yoo teringat bagaimana ia mendapatkan luka tersebut. Kapten Yoo kemudian mengungkapkan kepada Dr. Kang kalau hari itu adalah untuk pertama kalinya dia menyesal pernah menyelamatkan seorang teman dan mendapatkan luka tersebut.

Keesokan harinya, Kapten Yoo dan Dr. Kang pergi ke workshop Dr. Daniel. Mobil yang telah mereka terjungkan ke laut, tengah dievakuasi dan sudah tiba di tempat tersebut. Melihat kondisi mobil tersebut, Dr. Kang menyesal dan berjanji akan memberikan kompensasi atas kerusakan mobil tersebut. Lalu, bertanya kepada Kapten Yoo apakah mobil tersebut masih bisa diperbaiki atau tidak. Mendengar pertanyaan tersebut, Kapten Yoo memintanya untuk mempercayakan semuanya kepada Dr. Daniel karena tidak ada yang tidak bisa diperbaiki olehnya. Namun, Dr. Kang masih tetap khawatir. Dia pun kembali bertanya tentang hal tersebut kepada Dr. Daniel saat dia memberikan mereka sekotak talkie-walkie yang diminta sebelumnya oleh Kapten Yoo. Menanggapi pertanyaan Dr. Kang, Dr. Daniel berkata kalau ia tidak yakin mobil tersebut akan baik seperti sebelumnya meski begitu dia akan tetap memperbaikinya karena dia akan menyesal jika tidak melakukan apa-apa atau tidak memperbaikinya. Kapten Yoo kemudian memita Dr. Kang untuk semangat dan tidak memikirkan hal tersebut.

Setiba di markas, Kapten Yoo mengajarkan tata cara penggunaan walkie-talkie kepada Dr. Kang. Di saat keduanya tengah asyik memilih nama kode panggilan, Big Boss untuk Kapten Yoo and Beauty untuk Dr. Kang, Letnan Yoon melihatnya. Lalu, dia mengetuk pintu dan meminta maaf karena mengganggu keseruan mereka. Kapten Yoo pun bertanya kenapa dia datang karena ia berpikir kalau ia ditugaskan di Corps Komandan Taebaek. Letnan Yoon pun bercanda kalau ia datang untuk menikah dengannya sebelum melapor kalau ia ditugaskan di Markas Mowuru.

Could I interrupt your pleasant time for a minute?” kata Letnan Yoon.
Why did you come here? Weren’t you deployed to the Corps Command?” tanya Kapten Yoo.
I’m here to marry you.
Don’t even joke about that.”
Did I make you nervous?” tanya Letnan Yoon pada Kapten Yoo. “I’m officially reporting to you. I, Letnan Yoon Myeong Ju, have been ordered to join medicube of Mowuru Company as of May 28, 2015. I’m here to report for duty. Salute!” lapor Letnan Yoo.
It feels like you’ve abused your power in this transfer” kata Kapten Yoo setelah menerima laporan Letnan Yoon.
My life isn’t easy being in conflict over favorable unjustness.”

Merasa tidak nyaman menjadi pendengar diantara keduanya, Dr. Kang pun minta pamit dan keluar. Namun, Letnan Yoon menghentikan langkahnya, mengajaknya salaman dan memintanya melupakan masa lalu dan tidak terganggu dengan kehadirannya. Sayangnya, Dr. Kang mengabaikannya yang membuat Kapten Yoo penasaran dengan apa yang telah terjadi diantara keduanya.

I’ll leave you to catch up then” kata Dr. Kang sambil mengankat kotak talkie-walkie.
You should at least say hello. Let’s make this work. Let bygones be bygones” kata Letnan Yoo sambil mengajak salaman.
I don’t have any spare hands to shake not willing to forget about the past”, balas Dr. Kang yang kemudian melangkah keluar ruangan.
I’ve been curious what’s between you and Dr. Kang” kata Kapten Yoo sambil tersenyum penasaran.
Did you happen to meet Kang Mo Yeon here by coincidence? Or were you seeing her and reunited here, feigning coincidence?” tanya Letnan Yoon pada Kapten Yoo.
Do you think I’m like you? And why are you calling her like that? She’s older than you and a senior of yours”, tanya balik dari Kapten Yoo.
Whose side are you taking?
Stop changing the subject. What’s between the two of you?
Don’t think that you are a match. I object her to her becoming my sister-in-law.
What are you talking about? I thought you came here to marry me.
You are right. Anyways.

Saat keduanya lagi berbicara seperti itu, ternyata Dr. Kang berusaha menguping pembicaraan mereka dengan menggunakan stetoskop. Dr. Lee yang baru masuk dan melihat apa yang dilakukan Dr. Kang tersebut, ikut menggunakan stetoskopnya dan bertanya, “Is the door not well?” Dr. Kang kaget dengan pertanyaan tersebut karena ia tidak menyadari kedatangan Dr. Lee sebelumnya. Dia pun akhirnya menarik Dr. Lee dan pergi menjauh dari pintu tersebut. Di dalam, Kapten Yoo dan Letnan Yoon lanjut membicarakan tentang kepulangan Kapten Yoo untuk menghadiri acara upacara pensiunan ayahnya. Keduanya juga membicarakan Sersan Seo.

Di korea, Sersan Seo terlihat sedang melatih para prajurit sebelum dia dipanggil menghadap ke Komandan Militer. Tidak hanya menyampaikan hal terkait dengan urusan militer melainkan juga meminta pendapatnya terkait dengan perintah transfernya tersebut karena Letnan Yoon berpikir kalau itu adalah perintah yang tidak beralasan. Sersan Seo pun menanggapi dengan berkata kalau ia memiliki pendapat yang sama dengan Letnan Yoon. Meski demikian, di saat komandan memintanya untuk melaporkan tindakan tersebut, Sersan Seo menolak dan mengatakan kalau ia tidak akan melawannya lagi hanya karena Letnan Yoon. Ia memutuskan menyerah atas Letnan Yoon.

Begitu keluar dari ruangan komandannya tersebut, ia teringat akan surat yang pernah dituliskan Letnan Yoon kepadanya.

I am writing this letter hoping that you’ll never get to read this. If you’re reading this letter, that means we have parted again. And, it also means my father has ordered to leave once again. I am sorry. I’m kind of a woman who stand in a man’s way. But, I still here and ask how are you doing. And you cannot find an answer to my question. We are probably far away from each other again. I am sorry for running to you again knowing this will happen. I am sorry for running into your arms with all my heart. I am sorry that I regret not holding your hands enough and not hugging you enough. I am sorry that I still love you. I’ll be fine if you don’t ever get to read these words. I just wish we could be together in Urk. So’ what will happened to us? Did we get met? Or did we part again?

Lalu, tiba-tiba ia mendapatkan telpon dari Letnan Yoon. Namun, ia hanya memandangi telpon tersebut dengan sedih hingga panggilan berakhir tanpa mengangkatnya. Sama halnya dengan Sersan Seo, di Urk, Letnan Yoon juga terlihat sedih karena telponnya tidak diangkat. Lalu kemudian, Dr. Lee datang dari belakangnya dan bertanya beberapa hal.

Excuse me, are you the new army doctor?
Are you an inter from Haesung hospital?” tanya balik Letnan/Dr. Yoon.
I do look very young, don’t I? I’m a first-year resident”, balas Dr. Lee. “Well, I have a question because I have to go to the army very soon. Do army doctors get a gun?
Army doctors are soldiers, too.”
I see. What is a war break out? Do we not treat the enemy?
Army doctors are doctors, too.”
That’s so cool.”
Are you flirting with me?
What? That’s a misunderstanding. I was just saying an army doctor’s dilemma is very cool. And also, you aren’t that pretty.”
Are you talking about me?

Dr.Lee hanya tersenyum lucu dan mengangguk saat mendengar pertanyaan terakhir Dr. Yoon tersebut. Tiba-tiba Dr. Kang datang dan memuji Dr. Lee setelah mendengarkan akhir perbincangan keduanya. Akhirnya, Dr. Yoon pun terlibat perdebatan argumentasi dengan Dr. Kang. Dr. Lee hanya berdiri diantara keduanya sambil mendengarkan. Namun, perdebatan itu tidak berlangsung lama karena Dr. Yoon pergi. Begitupun dengan Dr. Kang dan Dr. Lee, keduanya juga meninggalkan tempat tersebut dan pergi rapat.

(Btw, nama Yoon Myeong Ju, saya ganti dengan Dr. Yoon karena menurut saya, Dokter adalah profesi dia yang sesungguhnya. Hanya saja, dia berkecimpung di bidang milliter jadi panggilannya menjadi 2, Dokter dan Letnan)

Tim medis terlihat rapat di markas militer. Saat Dr. Kang memberikan kesempatan bertanya, suster Min Ji mempertanyakan kenapa rapat tidak diadakan di medicube. Dr. Kang pun menjawab dengan sebuah pertanyaan juga sambil menujuk ke atas (kipas angin), “Can someone take off and put it in the medicube?” Mereka semua pun menjawab serentak, “No one can.” Lalu, tiba-tiba walkie-talkie yang ada di samping Dr. Kang berbunyi. Dia pun menjawabnya dengan menggunakan kode panggilan “Beauty”. Tanpa dia ketahui, Kapten Yoo mendengarnya dan langsung membalasnya juga. Seketika, tim medis yang lain pamit meninggalkan rapat dan membiarkan keduanya berbicara. Dr. Kang terlihat malu dan langsung marah kepada Kapten Yoo begitu tim medis sudah tidak ada di ruang rapat tersebut. Dia juga pergi meninggalkan Kapten Yoo setelah memperlihatkan kejengkelannya itu. Ternyata, dia jengkel dan tidak mau bicara dengan Kapten Yoo karena cemburu dengan hubungan antara Kapten Yoo dan Dr. Yoon.

Di medicube, terlihat Dr. Song membicarakan hubungan Dr. Kang dan Kapten Yoo. Namun, karena tidak mendapatkan tanggapan baik dari kepala suster Ha Jae Ah, Dr. Song pun menghancurkan barang yang telah disusun oleh kepala suster lalu keluar.

Di workshop, terlihat Ye Hwa meminta Dr. Daniel untuk berhenti untuk memperbaiki mobil yang telah dirusak Kapten Yoo dan Dr. Kang karena menurutnya itu tidak akan bisa dikendarai lagi. Namun, yang diminta tidak menghiraukan melainkan terus memperbaikinya. Ye Hwa pun berkata kalau dia pantas menjadi pemilik workshop tersebut. Dan juga mengungkapkan bahwa sebenarnya dia juga terlihat sexy dengan pisau bedah ditangannya. Yang dipuji hanya menanggapi santai lalu naik ke mobil untuk mengetesnya dan berhasil. Mobilnya bisa menyala. Dia pun meminta Ye Hwa memberinya pintu karena ia akan memasangnya.

Saat Kapten Yoo sedang packing, terdengar olehnya tim medis lagi berakting menggunakan walkie-talkie. Dia hanya tersenyum mendengarnya sebelum ia termenung setelah melihat batu yang ia bawa dari pantai perahu karam.

Keesokan harinya, dia mengawasi para tentara menyisir sebuah lokasi. Lalu, terlihat para tentara dan tim medis sedang makan bersama. Dr. Kang yang baru datang bertanya kenapa ada kue, apa yang dirayakan. Suster Min Ji pun menjelaskan kalau itu adalah pesta perpisahan. Ia pun mengerti dan langsung bertanya lagi, “Who are sending off?” yang selanjutnya dijawab oleh Snoopy dengan mengatakan, “We’re sending off our captain.” Seketika, dia tersadar dan bertanya apakah yang dimaksud itu adalah Kapten Yoo. Snoopy pun membenarkan hal tersebut. Dia pun terlihat sedih dan bingung.

Malam harinya, dia ngomel-ngomel sendiri karena tidak diberitahu tentang hal tersebut oleh Kapten Yoo. Karena kejengkelannya itu, secara tidak sadar dia melampiaskan kemarahannya menggunakan channel militer. Kapten Yoo yang mendengar hal itu, meminta diberitahu jika ada yang melihat keberadaan Dr. Kang. Namun, sebelum ada yang memberitahu, Dr. Kang kembali menggunakan walkie-talkie tersebut dan memberitahukan dimana dia berada.

I’m here. What’s this?
Dr.Kang? why are listening in to the military channel? Are you a spy? I’ll go see you. Where is “here”?” balas Kapten Yoo.

Tak lama kemudian, Kapten Yoo tiba di tempat dimana Dr. Kang berada dan menjelaskan kalau dia akan pulang besok.

I’m going back home tomorrow. I heard that you already know.”
Right. I was the last one to know that among everyone in this camp.”
I tried to tell you yesterday afternoon but you run away from me. Do you remember that?
You should have run after me. If you can save Private Ryan, you could have caught me.”
I am not so sure, but being so angry at me does seem to give me the upper hand. Am I right?
You are wrong.”
Is your mind still complicated?” tanya Kapten Yoo yang tidak ditanggapi lagi oleh Dr. Kang. Dia pun mengerti dan menanyakan satu pertanyaan lagi.

Let me ask you a question. This maybe the last time we see each other. About that kiss,..
Don’t bring that until I …” potong Dr.Kang sebelum Kapten Yoo melanjutkan apa yang dia akan katakan.
What should I do about it? Should I apologize or confess my love?

To be continued in the next episode (Episode 6)...!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Spend Weekend in Sunset Rumah 40 Villa & Resto, Boneoge

Midday View of Sunset Rumah 40 Villa & Resto, Boneoge - Donggala Time flies so fast. I’ve been staying here for more than 2 years. Yeah, I’m not the local here. I come and stay here for work. If you ask me, “What do you do for a living?”, the answer is “I’m in teaching.” Being a practioner in Education like lecturer, I’m full of works. Many others think that lecturer will be on holiday on the semester break, but FYI it’s not happened on the reality. Semester break is only for students, not lecturers. Final test correction, BKD report, lesson plan, and research proposal are to do lists of lecturers in January. To deal with those activities, of course, I have to be smart in time management. So, I can do relaxation at the end of the month, before coming to the next semester. Unexpectedly, Anna Rufaida, my friend in Tadulako University who works as an operator staff in Language and Art Education Department, invited me to join in her travel plan to Boneoge, Donggala. After knowing whoev

Bits and Pieces of My Life: Hustle Culture and Multitasking

Have you ever heard about hustle culture and multitasking? Hustle culture is a person mentality who thinks work as everything above all. For them, work all day long every day is a must, for the sake of professionality. Until some of them end with burnout - exhaustion of physical or emotional strength or motivation usually as a result of prolonged stress or frustration of work. Sometimes, they are also multitasking - the ability to do multiple tasks at one time. Why do I talk 'bout this?   Hmm...I'm going to share about my activity recently ( in the last three months ).  After re-reading my daily journal, I realize that the rhythm of my life is in contrary with my principle, which is slow living. What I do recently, shows that I'm in hustle culture and a multitasking woman as well. My weekend is always full of workshops or meetings, from one place to another, even from one hotel to another. That's why, some of my friends or colleagues commented by saying:  "

Story of My 18th August

08.18.16 My 26 th Birthday              Bulan Agustus kerap kali menjadi bulan yang paling saya nanti-nanti setiap tahunnya. Itu tidak lain dan tidak bukan hanya karena satu hal, yaitu hari kelahiran. Tiap kali, Bangsa dan orang-orang Indonesia usai merayakan Hari Kemerdekaan, saya pun kembali diingatkan dengan hari dimana saya pertama kali melihat dunia yang fana ini. Tiap kali hari itu datang, saya selalu dan senantiasa bersyukur karena masih dianugrahi umur yang panjang. Namun, di sisi lain, saya pun menyadari bahwasanya saya juga semakin dekat dengan kematian. Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa kehidupan dunia itu fana. Dunia hanyalah tempat persinggahan bagi hamba-Nya, sekaligus tempat untuk menyiapkan bekal untuk kehidupan yang kekal. Dan, kehidupan yang kekal itu adalah akhirat.