Langsung ke konten utama

Descendants of the Sun Episode 6



Pada akhir episode sebelumnya (Episode 5), Kapten Yoo mengajukan sebuah pertanyaan kepada Dr. Kang terkait dengan ciuman mereka.

About that kiss, should I apologize or confess my love?


Ditanya seperti itu, Dr. Kang tidak langsung menjawab, melainkan memberikan beberapa pernyataan sambil mengingat beberapa moment kebersamaannya bersama dengan Kapten Yoo.

You are very charming. You’re charming but dangerous. And because you’re dangerous, I don’t like it. Everytime, I catch your eye, I am charmed. I think I have to stand you up this time. I hope there was more time. So, I could simplify my complicated mind. Get rid of fear and take the time to think if I could become a girlfriend of this dangerous, yet charming man. But, you keep on leaving like this. I can’t get angry at you for leaving nor can I ask you not to leave. I feel like a fool for having been complicated all by myself. At the moment, I just simply don’t like you.”

Setelah memberikan pernyataan panjang tersebut yang terdengar seperti alasan, Dr. Kang kemudian menjawab pertanyaan Kapten Yoo. Dia memintanya untuk meminta maaf.

Apologize. I’ll take your apology.”
I am sorry. I hope all is well with you. Salute!” kata Kapten Yoo sebelum pergi meninggalkan Dr. Kang.

Selanjutnya, keduanya terlihat berada di tempat tidur masing-masing. Sebelum tidur, Dr. Kang menyalakan lilin dan duduk termenung. Sementara, Kapten Yoo, sedang memandangi name tagnya sebelum akhirnya dia pulang ke Korea dan meninggalkan Urk.

Esoknya, melihat para tentara sedang jogging, Dr. Kang melamun hingga dia disapa oleh Kim Ki Boem. Dia pun menanyakan keberadaan Kapten Yoo. Yang ditanya pun memberitahukan kalau Kapten Yoo sudah pergi sejak semalam dan kemungkinannya sudah berangkat ke Korea saat itu. Begitu, Kim Ki Boem berlalu, Dr. Kang pun berpikir kalau ternyata dia tidak diberikan kesempatan kedua.

Di Korea, Kapten Yoo terlihat sudah bersama ayahnya dan berbincang sejenak sebelum akhirnya mereka mengambil foto berdua sambil memegang foto ibunya. Meski Kapten Yoo telah menghilangkan kesempatannya untuk bisa dipromosikan (naik jabatan), ayahnya tetap mendukungnya dan mengatakan kalau ia telah melakukan yang terbaik.

Di tempat berbeda, terlihat Sersan Seo tengah melatih para prajurit. Di tengah-tengah latihan tersebut, Kapten Yoo tiba-tiba muncul dan ikut memperlihatkan kemampuannya. Hal itu membuat Sersan Seo meminta para prajurit memperhatikan kemampuannya tersebut. Sersan Seo pun bertanya kenapa dia ada di tempat tersebut.

Aren’t you off duty? What are doing here?” tanya Sersan Seo pada Kapten Yoo.
I had to come. I miss you so much. When are you finished? Lat’s have some drinks after!

Selanjutnya, keduanya terlihat sudah berada di sebuah tempat minum. Mereka ngobrol sambil minum.

“Did the discharge ceremony for your father go well?” tanya Sersan Seo.
It was so touching that I almost cried when he got a flower bouquet”, balas Kapten Yoo.
It’s good to see you again being healthy. Salute!

Di saat keduanya tengah menikmati minumannya, beberapa orang prajurit tiba-tiba memasuki tempat tersebut. Sersan Seo pun memalingkan wajahnya agar tidak terlihat oleh prajurit tersebut karena ternyata dia adalah pelatih yang mereka takuti. Sayangnya, wajahnya tetap dikenali oleh prajurit tersebut. Keduanya pun berniat kabur. Setelah menanggapi beberapa pertanyaan prajurit tersebut, Kapten Yoo meminta Sersan Seo untuk berdiri dalam hitungan ketiga. Lucunya, Kapten Yoo baru mengatakan “Satu”, Sersan Seo sudah angkat kaki dari tempat tersebut sampai membuat Kapten Yoo kaget. Namun sial bagi keduanya, bukannya mereka keluar, keduanya malah terjebak di tengah kerumunan prajurit yang lagi makan. Keduanya pun melawan puluhan prajurit tersebut dan saling kejar-kejaran. Hahahaha!

Untungnya, lari keduanya lebih cepat dan segera melompat pagar saat mendapati tempat yang baik untuk bersembunyi. Prajurit tersebut pun akhirnya kehilangan jejak keduanya. Begitu prajurit tersebut melewatinya, Kapten Yoo pun menanggapi cara menghitung Sersan Seo.

You count numbers in a weird way” kata Kapten Yoo sambil ngos-ngosan. “Is it 3 after 1?
I am not good at mathematics. You should have counted if you were at good at it” balas Sersan Seo.
I am tired. Oh no. It seems the rigid instructor is getting old, too. Maybe this is the perfect time to pick a fight with you. When I was a Military Academy cadet, you were very harsh on me as a drill instructor. Do you remember?
I remember that, do you want to fight now?” balas Sersan Seo yang menanggapi ajakan berkelahi Kapten Yoo. Namun, tiba-tiba Kapten Yoo berkata kalau dia tidak ingat karena yang dia ingat adalah kenangan yang menyenangkan.

I don’t remember. All I have is happy memory. I just got sober all of sudden.”

Selanjutnya, Sersan Seo menanyakan tentang wine yang dia berikan kepadanya sebelum dia pulang ke korea. Juga, membahas tentang hubungan asmara mereka yang tidak berjalan dengan baik.

Did you drink the wine I left for you?
I just tasted it.”
Did you drink it alone?
I drink it with Dr. Kang.”
Did it go well?
It didn’t go well. It feels like I get dumped by a girl whenever I am on vacation. I still miss her, but I think it will be fine pretty soon.
Little strokes fell great oaks.”
You can’t say that. You don’t make even one little stroke. It’s not convincing.”
It’s not that I didn’t make a stroke. The problem is that I made a stroke on myself.
I think we are stupid.”
It creates a synergy effect when we are together.

Usai mengatakan hal itu, Sersan Seo pun pamit pergi. Tepatnya, dia akan pulang ke rumahnya karena rumahnya sudah dekat dari tempat dimana mereka bersembunyi itu. Mendengar hal tersebut, Kapten Yoo pun berpikir kalau Sersan Seo lari ke daerah tersebut dengan maksud tertentu, yaitu karena rumahnya berada di daerah tersebut. Jahatnya lagi, dia tidak mengajak Kapten Yoo ke rumahnya.

Di tengah perjalanan ke rumahnya tersebut, tiba-tiba HP Sersan Seo berdering dan itu adalah panggilan dari Dr. Yoon. Dia langsung berhenti tapi tidak langsung mengangkat telpon tersebut. Saking lamanya baru dia angkat, Dr. Yoon yang menelpon kaget saat menyadari kalau telponnya sudah diangkat. Namun, saat Dr. Yoon mengajukan beberapa pertanyaan, Sersan Seo tidak menjawab apa-apa melainkan hanya mendengarkan.

He..Hello. Hello!” kata Dr. Yoon dalam telpon. “Seo Dae Young, did you just answer my call? You answered the phone! Why did you answer my call? Is everything okay? Tell me everything! I know you are there.

Sersan Seo, tak kunjung menjawab pertanyaan Dr. Yoon. Akhirnya, Dr. Yoon pun berbicara sendiri, bagaikan melaporkan situasi, kondisi dan perasaannya pada Sersan Seo.

It’s okay. Just listen to me then! Just don’t hang up the phone. Okay? I am doing fine here. I am wearing my combat uniform, so I didn’t get a mosquito’s bite. And, I am in good health here. I miss Seo Dae Young a lot. Do you meet Shi Jin? He made fun of me a lot when he was here. He kidded about me coming here just to see you. He said that I’m pretty but I look prettier when I put away my pride. I don’t care about my pride. I know how much Seo Dae Young loves me.”

Mendengar apa yang dikatakan Dr. Yoon, Sersan Seo tiba-tiba teringat akan moment kebersamaan mereka dan langsung mengangguk saat Dr. Yoon kemudian bertanya, “Are you listening to me?

Let me hear at least your breathing if you are listening to me!” tanya Dr. Yoon yang tidak mendapatkan tanggapan apa-apa dari Sersan Seo.

Di tempat lain, di Urk, Dr. Kang sibuk chatting dengan sahabatnya, Dr. Pyo.

You’re coming back to Korea soon, aren’t you?” tanya Dr. Pyo. “I’ve got good wine for you.”
I don’t drink with a woman. Prepare a man for me instead. A good man.”
What about the man you met on the other side of the world? He is not your type as you see him again?

Terlihat Dr. Kang melamun sebelum menuliskan pesan untuk menjawab pertanyaan Dr. Pyo tersebut.

That’s not it. He was the best. I shouldn’t have received an apology. I should have held him. And I should have confessed my love. I’m the one who missed all the opportunities. How could he has liked me?

Saat Dr. Kang menulis pesannya tersebut, terlihat Kapten Yoo di Korea, lagi menunggu bus dan akhirnya menaiki bus dimana ada foto Dr. Kang tertempel tanpa ia sadari. Dan ternyata, pesan yang ditulis Dr. Kang tersebut tidak jadi ia kirim ke Dr. Pyo. Dia menghapusnya.

Esoknya, Kapten Yoo terlihat lagi main bilyard. Tiba-tiba, Sersan Seo datang dan keduanya pun bingung kenapa baju mereka bisa kembaran. Karena rese’, Kapten Yoo pun langsung mengambil foto Sersan Seo yang lagi memperhatikan bajunya sendiri dan langsung dikirimkan ke Dr. Yoon di Urk. Tampang Sersan yang difoto candid membuat Dr. Yoon yang saat itu lagi mengobati pasien, tidak konsen karena lebih fokus ke HPnya.

Di tempat berbeda, Dr. Kang bersama tim medis lagi mengurusi anak-anak sebelum akhirnya dia mengingat moment kebersamaanya dengan Kapten Yoo karena melihat sebuah gambar.

Malam harinya, terlihat Kapten Yoo lagi kesepian dan menghubungi Sersan Seo. Sayangnya, Sersan Seo yang lagi sibuk tidak bisa mengobati rasa bosannya itu dan langsung menutup telpon dari Kapten Yoo. Mau tidak mau, dia kembali teringat momen kebersamaannya dengan Dr. Kang saat di pantai perahu karam sambil memandangi batu yang mereka ambil saat itu.

Sama halnya dengan Kapten Yoo, Dr. Kang pun mengingat kenangan tersebut. Bedanya, Dr. Kang berdiri dan memandangi langsung pantai tersebut di keesokan harinya.  Saat dia tengah melamun di tempat tersebut, Dr. Daniel datang menggunakan mobil yang sudah dirusak oleh Dr. Kang. Dia tidak percaya dengan apa yang ia lihat dan selanjutnya memuji keahlian Dr. Daniel dalam memperbaiki mobil.

It can’t be”, kata Dr. Kang.
Yes. It’s the same car.”
You’re too good to be a doctor.”
Maybe that’s why I make money at the store” balas Dr. Daniel yang membuat Dr. Kang tersenyum. “I heard that you are leading today.”
Yes. Thank you for everything” kata Dr. Kang sebelum ia mengeluarkan amplop dari tasnya untuk membayar Dr. Daniel. Namun, Dr. Daniel menolak dan selanjutnya dia menawarkan pada Dr. Kang untuk mendonasikan uangnya untuk hal berbeda jika dia memang ingin membayarnya. Dr. Kang pun setuju.

If that’s the case, could you donate $ 10 a month long-term?
Very well. I’ll pay you back in instalments.”
Thank You. Call me if you get bored and really want to work.”
I think I had enough of volunteering for the rest of my life. I must go back to where I belong. Will you be staying here?
I think so because this year is my sabbatical. You never know, today’s plans might change tomorrow. Take care!
Look after yourself”, balas Dr. Kang sambil bersalaman dengan Dr. Daniel. “Give Ye Hwa my regards!

Saat itu, ternyata Ye Hwa lagi di padang rerumputan detemani kupu-kupu dan kicauan burung. What a beautiful view of Urk!

Sepulang dari tempat tersebut, Dr. Kang lagi mengecek persedian obat di medicube yang kemudian diganggu oleh Dr. Yoon.

What are you doing? Everyone is waiting” tanya Dr. Yoon.
I’ll be done in five minutes”, balas Dr. Kang.
You should have started earlier.”

Dr. Kang tidak menanggapi perkataan Dr. Yoon tersebut dan melanjutkan apa yang sedang ia kerjakan. Lalu, Dr. Yoon mengajukan pertanyaan lain.

We’ll never meet again, so can I ask you something?
No” balas Dr. Kang sambil terus mengecek persediaan obat.
Do you like Shi Jin?

Dr. Kang kaget dengan pertanyaan Dr. Yoon tersebut dan hanya memandanginya tanpa mengatakan apa-apa. Dr. Yoon menanggapi kalau ekspresi Dr. Kang tersebut telah menjawab segalanya.

That face says everything. Thanks.”
For what? I didn’t answer” tanya Dr. Kang.
You did, with whole your body.”

Di tengah perdebatan tersebut, tiba-tiba HP Dr. Yoon berdering dan ternyata itu adalah Kapten Yoo.

What timing! It’s him” kata Dr. Yoon yang membuat Dr. Kang menganga. “I’m glad you called. Dr. Kang, Ms. Kang or Mo Yeon. I don’t exactly know what to call her yet, but does she like you?” tanya Dr. Yoon pada Kapten Yoo di telpon.

Mendegar hal tersebut, Dr. Kang langsung meneriaki Dr. Yoon.

Myeong Ju!

Kapten Yoo pun mendengar apa yang sedang terjadi diantara keduanya. Lalu, menanyakan hal berbeda.

Shouldn’t you answer the phone with a salute?
What are you calling as? A friend or senior officer?
A neighborhood friend. I’m having coffee with Dae Young. I’m having a latte, he’s having an espresso. I doubt he even knows what he’s drinking.”
He knows. I taught him.”

Kapten Yoo hanya tersenyum mendengarkan tanggapan Dr. Yoon, lalu menanyakan apa yang sedang mereka bicarakan.

What were you talking about?
I just wanted to fluster you a bit. I’m in the middle of a battle of nerves with Mo Yeon.”
What?” kata Dr. Kang.
You shouldn’t bully civilians.”
So, you just changed the topic. Do you want to know how she reacted?
Are you crazy? Hang up!” pinta Dr. Kang sambil berbisik.
What did she do? Is she angry?” tanya Kapten Yoo.
She is. But still looks pretty”, kata Dr. Yoon.

Kapten Yoo hanya tersenyum mendengarkan apa yang dikatakan Dr. Yoon sebelum akhirnya dia menutup telpon. Dr. Yoon pun menceritakan apa tanggapan Kapten Yoo.

I expected him to ask me to put you on. He was flustered” kata Dr. Yoon.
Of course he was” balas Dr. Kang sebelum menambahkan dengan jengkel, “I’m not exactly that forgettable.”
Is this why he likes you?

Belum juga dijawab Dr. Kang, tim medis lainnya memanggilnya untuk keluar berfoto.

Go and join them. That’s what you are here for” kata Dr. Yoon yang mempersilahkannya keluar.
That’s why I’m here, but it’s not the only reason. I couldn’t finish because you interrupted me. Check the inventory, and hand it over to the UN. And, look after yourself until you get back!” kata Dr. Kang sebelum keluar.

Di luar medicube, terlihat tim medis lagi berfoto sebelum mendapatkan arahan dari Sersan Choi. Selanjutnya, terlihat mereka sedang dalam perjalana ke bandara dengan helikopter. Tim medis pun terpesona dengan indahnya pemandangan yang ia lihat.

Sementara di kantor manajer dari pada proyek tower Haesung, sang manajer terlihat sedang mengamankan sebungkus berlian ke dalam brangkasnya. Askinya tersebut, terlihat oleh seorang pekerja yang sedang istirahat di ruangan tersebut. Agar tidak diketahui oleh sang manajer, pekerja tersebut pura-pura tidur dan menutup tubuhnya dengan selimut. Begitu manajer tersebut berlalu, barang-barang yang ada di ruangan tersebut bergoyang. Sementara, di luar para pekerja tengah sibuk bekerja. Di saat pekerja yang sebelumnya pura-pura tidur hendak bekerja, dia bertemu dengan sang mandor tepat di depan cermin. Sang mandor langsung memukul kepalanya karena dia bekerja dengan tidak menggunakan helm keselamatan. Begitu sang mandor memberikan helm yang dipakainya ke pekerja tersebut, tiba-tiba helm yang tergantung di dekatnya berjatuhan. Keduanya pun bengong melihat guncangan tersebut.

Di markas Mowuru, terlihat Kim Ki Boem sedang mencari piring di ruang dapur. Saat itu juga, lemari tempat dimana ia akan mengambil piring berguncang dan semua isinya berjatuhan. Dia pun ikut terjatuh. Para tentara yang lain pun berlarian dan berterik bahwa itu adalah gempabumi. Mereka pun berlarian menyelamatkan diri. Hal itu juga terjadi di medicube. Dr. Yoon yang sedang ada di medicube kaget saat barang-barang berjatuhan. Lalu kemudian, dia berlari dan membantu pasien menyelamatkan diri. Keadaan sudah kacau. Baik masyarakat luar maupun pekerja di proyek berlarian menyelamatkan diri. Kondisi Urk yang kacau itu, terlihat oleh tim medis dan tentara yang mengantarnya ke Bandara. Mereka pun shock dan khawatir melihat gempa tersebut dari udara.

Di korea, Kapten Yoo sedang dalam perjalanan dan berhenti saat dia melihat berita yang mengabarkan bahwa sedang terjadi gempa bumi di Urk. Tak lama kemudian, dia menerima laporan dari channel militer. Dia pun langsung mengatakan kalau dia adalah Kapten Tim Alpha dan meminta laporan detail tentang situasi Kompi Mowuru. Lalu kemudian, dia memutar balik.

Di RS Haesung sendiri, pacar Dr. Lee, Dr. Pyo dan tim medis lainnya yang bekerja di RS tersebut, juga tengah melihat berita tentang gempa bumi di Urk. Pacar Dr. Lee shok dan mengkhawatirkan Dr. Lee saat melihat berita tersebut. DR.Pyo pun menenangkannya dengan mengatakan kalau mereka semua akan baik-baik saja. Sementara Kepala RS tengah sibuk berkomunikasi dengan pihak militer.

Komandan militer pun menerima laporan yang mengatakan kalau tim penyelemat sudah siap berangkat. Dia pun menginstruksikan agar memasukkan nama Sersan Seo untuk diberangkatkan karena dia tidak melihat namanya dalam daftar. Namun ternyata, menurut sekertaris tersebut, Sersan Seo sudah siap berangkat juga sebagai relawan.

Di bandara Urk sendiri, Dr. Kang tengah berdebat dengan Sersan Choi karena mereka tidak ingin naik ke pesawat. Dr. Kang beserta Dr. Song bersikeras ingin kembali ke Kompi Mowuru karena mengkhawatirkan temannya yang masih ada di sana. Di saat yang bersamaan, di Blue House, tengah terjadi pertemuan darurat yang membahas tentang peristiwa tersebut. Pertemuan itu dihadiri oleh pihak Blue House, Militer dan RS Haesung. Terlihat pihak RS Haesung sangat mengkhawatirkan tim medis mereka. Menanggapi kekhawatirannya itu, Komandan militer pun memberitahunya bahwa Tim Pasukan sudah diterbangkan ke lokasi dan akan segera sampai dalam 30 menit.

Sebagaimana yang dikatakan Komandan Militer, Tim Pasukan Khusus terlihat sudah dalam perjalanan menuju Urk. Sersan Seo pun sempat berbincang dengan Kapten Yoo.

Did you give up on your vacation?” tanya Sersan Seo.
I did what I had to do” balas Kapten Yoo. “But, you can still admire me.”

Sersan Seo pun tidak menanggapi lagi dan hanya tersenyum. Mereka saling berpandangan dan menikmati perjanan darurat mereka itu.

Di Urk, Dr. Kang bersama ti medis lainnya yang sebelumnya berangkat ke bandara, sudah tiba kembali di Kompi Mowuru. Mereka langsung masuk ke medicube dan mencari tim medis lainnya, yang sebelumnya menunggu pemberangkatan kedua ke bandara. Melihat Kepala Suster Ha Hae Ah dan Suster Min Ji dalam keadaan baik-baik saja dan tengah sibuk mengurus pasien, mereka pun lega.

It’s a relief to see you are fine” kata Dr. Song pada Ha Jae Ah.
Are you all alright? Did anyone get hurt?’ tanya Dr. Kang.
There’s quite a shake, but everyone is fine”, balas Ha Jae Ah.
The phone got disconnected and we couldn’t get to anyone. I was scared to death” kata Suster Min Ji yang terlihat seperti ingin menangis.
It’s all right. Don’t cry!” kata Dr. Kang. “Thank goodness, everyone is fine. Don’t go anywhere. Wait here! I’ll try to contact Seoul.
Let’s go!” kata Dr. Song sambil mengajak Ha Jae Ah mengobati pasien.
How is he?” tanya Dr. Kang pada Dr. Lee.
He dislocated his shoulder. But the army surgeon put it back” jelas Dr. Lee sambil melihat Dr. Yoon.
It’s nothing. I’m fine” kata Kim Ki Boem.

Melihat Dr. Kang sibuk menanyakan kondisi tim medis dan para tentara, Dr. Yoon pun bertanya kenapa dia kembali.

The people near the barrack weren’t severely injured. But, why did you come back? Is it worse at the airport?” tanya Dr. Yoon pada Dr. Kang.
Really? Have flight been cancelled?” tanya tim medis lain.
No. It’s not like that. There wasn’t much damage at the airport. We couldn’t just leave without knowing you were all right. So, we turned the helicopter around” jelas Dr. Song.
 It’s relief. I thought I would never go back home again” kata Suster Min Ji.

Saat mereka sudah merasa lega, tiba-tiba terdengar panggilan untuk medicube, Army Surgeon. Panggilan tersebut diterima oleh Dr. Yoon yang selanjutnya menanyakan apa yang sedang terjadi. Terdengar orang yang menghubungi Dr. Yoon tersebut melaporkan kalau bangunan di proyek Haesung runtuh. Para tim medis dan pasien yang ada di medicube pun shok mendengarkan berita tersebut.

Tak lama kemudian, mereka sudah tiba di lokasi kejadian dan speechless melihat situasi yang ada di depan mereka. Sesuai dengan instruksi Dr. Kang, para tim medis pun, bertindak segera untuk melakukan penyelamatan. Mereka menggunakan seragam tim penyelamat dan membawa ransel yang berisis peralatan medis mereka masing-masing. Sebelum memulai tindakan penyelamatan, Dr. Kang yang memakai sepatu hal tinggi, mematahkan sol heelsnya tersebut untuk bisa berjalan dengan bebas.

Di situasi genting tersebut, sang manajer terlihat mendatangi Sersan Choi, membujuknya untuk masuk ke kantornya. Tentunya hal itu dikarenakan oleh kekhawatirannya terhadap berliannya yang ia simpan di brangkasnya sebelumnya. Namun, Sersan Choi tidak memperdulikannya. Dia malah menanyakan tentang jumlah pekerja yang tengah bekerja saat sebelum gempa terjadi.

Di dalam gedung yang runtuh itu, terlihat sang mandor terjebak di dalamnya dan berteriak minta diselamatkan. Suaranya terdengar oleh seorang pekera yang juga terjebak. Pekerja tersebut berada di atasnya. Dia tertusuk kayu dan merasa sangat kesakitan, sementara sang mandor tertimpuk batu. Keduanya tidak bisa bergerak. Sang mandor pun  terus berterik minta pertolongan.

Dalam proses penyelamatan tersebut, tim medis mengalami kejadian yang menyedihkan. Pasien yang ditangani suster Min Ji tiba-tiba kejang-kejang dan jatuh dari tempat tidurnya. Suster Ha Jae Ah pun meneriaki Dr. Lee. Melihat hal itu, Dr. Lee kaget dan langsung menangani pasien tersebut. Hal itu juga diketahui oleh Dr. Yoon dan meminta Dr. Kang untuk pergi melihatnya. Begitu tiba di depan pasien yang dimaksud, Dr. Kang menanyakan kondisinya. Suster Ha Jae Ah menggelengkan kepala kepada Dr. Kang yang secara tidak langsung memberitahukan Dr. Kang bahwa pasien tersebut sudah tidak tertolong. Namun, Dr. Lee masih tetap berusaha untuk membuatnya tersadar. Dr. Kang pun lalu memeriksa denyut nadinya dan mengganti pita di tangan pasien tersebut dengan pita hitam yang berarti bahwa pasien tersebut sudah meninggal. Dr. Kang pun menjelaskan kondisi pasien kepada Dr. Lee dan meminta maaf karena pasien tersebut sudah meninggal. Namun, lagi lagi, Dr. Lee tidak mampu menerima kenyataan dan terus menekan dadanya sambil menangis. Saat Dr. Kang memberitahukan waktu kematiannya, Dr. Lee menghentikannya dan mengatakan kalau dia masih bisa menyelamatkannya. Dalam situasi ini, terlihat Dr. Lee sangat tidak rela dan tidak terima kalau pasien sudah tidak bisa diselamatkan. Akhirnya, Dr. Song pun menamparnya. Lalu kemudian menasehatinya.

Snap out of it. Would you? Not now. Stop acting like a child, if you’re a doctor, act like one” kata Dr. Song.
What kind of doctor am I? I can’t even put the band on properly. What kind of a doctor is that?” tanya Dr. Lee.
You are a doctor. A person who is needed on this site. You’re that doctor. So, announce your patient’s time of death and go to where you are needed. Go to the patients that you can save. Can’t you hear them crying for help?” jelas Dr. Song pada Dr. Lee.
                                                                                             
Dr. Lee pun terus menangis sambil memegangi pasien tersebut. Rekan tim medis lainnya pun larut dalam kesedihan tersebut. Hingga akhirnya, dengan suara tangisan dan cucuran air mata, Dr. Lee mengumumkan waktu kematian pasien. Selanjutnya, Dr. Lee mennutup mata paseien tersebut yang kemudian dievakuasi oleh prajurit tentara.

Di RS Haesung, Korea, Dr. Pyo berusaha menghubungi Dr. Kang sambil memantau perkembangan berita secara online. Dia mengirimkan pesan suara dan chat. Namun, tak kunjung mendapatkan balasan.

Hey, Mo Yeon, Is everything all right? Please, give me a call, okay? I bought some wine, so come back and drink it.”

Kembali ke Urk, Dr. Kang, Dr. Yoon, dan segenap tim medis dan para tentara, tengah sibuk melakukan penyelamatan. Tak pandang waktu, siang atau malam, saat mereka lagi makan atau istirahat, jika ada panggilan darurat, mereka langsung berlari dan meninggalkan aktivitasnya demi menyelamatkan pasien. Saat itu Dr. Kang pun bergumam dalam hatinya.

I have been granted the permission to become a doctor. I faithfully bow to give all my life to serve humanity. The half and life of my patient will be my priority. I will faithfully carry out my duties towards my patients regardless of their race, religion or nationality. I will not use my knowledge inhumanely even when I am under threat. I hereby take this oath on my account and on behalf of my honor.”

Di malam harinya itu, di saat mereka masih tengah sibuk dalam operasi penyelamatan, Tim Pasukan Khusus yang terbang dari Korea, sduah tiba di lokasi dengan menggunakan helikopter. Satu persatu dari mereka terjung dari helikopter tersebut dan langsung berjalan menuju tempat dimana para tentara sudah berdiri untuk menyambutnya. Dr. Kang yang tengah melayani pasien pun berbalik melihat kedatangan pasukan tersebut. Dia pun melihat kedatangan Kapten Yoo. Walau terhalang barisan tentara, dia tetap memandangi Kapten Yoo dengan tidak berkedip, begitupun dengan Kapten Yoo. Hal itu terjadi hingga seseorang tiba-tiba memegang lengan Dr. Kang dan memintanya pergi menyelamatkan pasien. Begitu Dr. Kang berlalu, Kapten Yoo pun mengalihkan perhatiannya kepada tentara yang sudah berbaris di depannya.

Selanjutnya, Sersan Choi sebagai Komandan Sementara langsung memberikan instruksi penghormatan.

Attention. To Captain! Salute!” kata Sersan Choi sebagai pemimpin.
Salute!” kata Kapten Yoo yang menerima penghormatan mereka. “Great job, everyone. Is anyone hurt?” tanya Kapten Yoo.
No, Sir” jawab pasukan tentara dengan serentak.
Good.  I heard everything on my way here, so no repport needed. We will begin our rescue on the power plant. Is there anyone who needs to be excused?” tanya Kapten Yoo.
No, Sir” jawab pasukan tentara dengan serentak.
Good. There is only one thing you shoul look out for. Do not get hurt! If we get hurt, we can not save the people who need to be rescued. Do you understand?” tanya Kapten Yoo.
Yes, Sir” jawab seluruh pasukan.
That’s all. Return to your post!” pinta Kapten Yoo.
To our post” kata pasukan dengan serentak lalu kemudian meninggalkan barisan.

Saat Sersan Seo hendak mengambil peralatan dan melakukan penyelamatan, ia berbalik dan tiba-tiba Dr. Yoon datang berlari menghampirinya. Keduanya pun saling memandang satu sama lain, hingga akhirnya Sersan Seo berkata, “It’s good to see that you are okay. I was very worried about you. Alright then.” Kemudian, berlalu pergi. Namun, langkahnya dihentikan oleh Dr. Yoon yang memanggil namanya. Yang dipanggi pul berbalik. Dr. Yoon pun berkata, “Do not get hurt! This is an order. Keep that order with your life. Do you get it?” Sersan Seo berdiri dengan tegap dan hormat kepada Dr. Yoon yang selanjutnya di terima Dr. Yoon dengan hormat, juga.

Sementara, Dr. Kang yang baru selesai menangani pasien sedang berjalan. Namun, dia berhenti saat melihat tali sepatunya lepas. Sepatu itu sebelumnya diberikan oleh seorang pasien yang sudah ia selamatkan karena melihatnya menggunakan heels. Saat dia berjongkok hendak mengikat tali sepatunya itu, tiba-tiba seseorang meletakkan helm di depannya dan mengambil alih tali sepatu tersebut. Dia pun melihatnya, Kapten Yoo yang sedang mengikat tali sepatunya. Begitu selesai, Dr. Kang pun berdiri, begitupun dengan Kapten Yoo. Keduanya sailing berpandangan sebelum akhirya Kapten Yoo berkata, “Thankfuly, you aren’t hurt. I have been regretting  not saying goodbye to you before I left on that day. I can’t be with you. So, please be careful.” Mendengar hal itu, Dr. Kang yang terlihat sedih berkata, “You, too.” Kapten Yoo pun memperlihatkan ekspresi yang menandakan “Okay” lalu berlalu. Keduanya berjalan berlwanan arah.

To be continued in the next episode (Episode 7)…!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Spend Weekend in Sunset Rumah 40 Villa & Resto, Boneoge

Midday View of Sunset Rumah 40 Villa & Resto, Boneoge - Donggala Time flies so fast. I’ve been staying here for more than 2 years. Yeah, I’m not the local here. I come and stay here for work. If you ask me, “What do you do for a living?”, the answer is “I’m in teaching.” Being a practioner in Education like lecturer, I’m full of works. Many others think that lecturer will be on holiday on the semester break, but FYI it’s not happened on the reality. Semester break is only for students, not lecturers. Final test correction, BKD report, lesson plan, and research proposal are to do lists of lecturers in January. To deal with those activities, of course, I have to be smart in time management. So, I can do relaxation at the end of the month, before coming to the next semester. Unexpectedly, Anna Rufaida, my friend in Tadulako University who works as an operator staff in Language and Art Education Department, invited me to join in her travel plan to Boneoge, Donggala. After knowing whoev

Bits and Pieces of My Life: Hustle Culture and Multitasking

Have you ever heard about hustle culture and multitasking? Hustle culture is a person mentality who thinks work as everything above all. For them, work all day long every day is a must, for the sake of professionality. Until some of them end with burnout - exhaustion of physical or emotional strength or motivation usually as a result of prolonged stress or frustration of work. Sometimes, they are also multitasking - the ability to do multiple tasks at one time. Why do I talk 'bout this?   Hmm...I'm going to share about my activity recently ( in the last three months ).  After re-reading my daily journal, I realize that the rhythm of my life is in contrary with my principle, which is slow living. What I do recently, shows that I'm in hustle culture and a multitasking woman as well. My weekend is always full of workshops or meetings, from one place to another, even from one hotel to another. That's why, some of my friends or colleagues commented by saying:  "

Story of My 18th August

08.18.16 My 26 th Birthday              Bulan Agustus kerap kali menjadi bulan yang paling saya nanti-nanti setiap tahunnya. Itu tidak lain dan tidak bukan hanya karena satu hal, yaitu hari kelahiran. Tiap kali, Bangsa dan orang-orang Indonesia usai merayakan Hari Kemerdekaan, saya pun kembali diingatkan dengan hari dimana saya pertama kali melihat dunia yang fana ini. Tiap kali hari itu datang, saya selalu dan senantiasa bersyukur karena masih dianugrahi umur yang panjang. Namun, di sisi lain, saya pun menyadari bahwasanya saya juga semakin dekat dengan kematian. Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa kehidupan dunia itu fana. Dunia hanyalah tempat persinggahan bagi hamba-Nya, sekaligus tempat untuk menyiapkan bekal untuk kehidupan yang kekal. Dan, kehidupan yang kekal itu adalah akhirat.