Langsung ke konten utama

Merasa Diabaikan? Introspeksi Diri!

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Hi, everybodyyy.....!
Morning en' happy mon(ey) day :)

Well,,,
Today I'll share something that we need to think. It's 'bout "Introspection".

Pernahkah anda merasa bingung dengan apa yang terjadi pada diri anda sendiri? Merasa diperlakukan dengan cara yang berbeda oleh orang-orang disekitar anda? Merasa diabaikan, dicuekin atau bahkan diisolasi? 

Jika YA, anda sebaiknya atau semestinya mempertanyakannya.


Namun, sebelum anda melangkah terlalu jauh untuk bertanya, orang pertama yang harus anda tanya adalah diri anda sendiri. Mengapa demikian?

Yeah,,,tentu demikian. Anda harus ingat satu hal bahwa anda adalah orang yang paling tahu akan diri anda sendiri. Orang lain hanya bisa menilai anda dari apa yang mereka lihat, dengar dan rasakan. Namun, anda lah yang lebih tahu yang sebenar-benarnya. Dan, anda tidak bisa mengabaikan hal tersebut. Terkait dengan masalah yang terjadi dengan yang anda alami, langkah itu lebih tepatnya disebut dengan “Introspeksi Diri”.

Dan apakah itu INTROSPEKSI DIRI?
Secara ilmiah, instrospeksi diri itu sendiri sudah diuraikan secara menyeluruh oleh beberapa pakar di bidangnya. Dan, saya tidak perlu lagi menguraikannya di sini. Anda bisa menggunakan search engine GOOGLE untuk membantu anda dalam mencarinya. Saya pikir, di sini bukanlah tempat yang tepat bagi saya untuk membahas pendapat orang lain. Sekiranya kami semua sudah memahami bahwa setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam memaknai sesuatu. Meskipun pada dasarnya, kami memiliki inti yang sama untuk kami ungkapkan.

So, mungkin di sini cukup bagi saya untuk hanya mengungkapkan pemahaman singkat saya terkait dengan hal itu. So far, yang saya pahami tentang introspeksi diri adalah upaya untuk memahami diri sendiri, baik itu kelebihan ataupun kekurangan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Dengan kata lain, upaya perbaikan dan pengembangan diri dari segala hal negatif atau yang tidak berkenan.

Maka dari itu, ketika anda berada dalam kebingungan akan apa yang anda alami, anda sebaiknya melakukan instrospeksi diri. Cari tahu apa sesungguhnya yang telah anda lakukan. Apa yang salah dengan sikap, tindakan atau perilaku anda. Hal apa yang tidak berkenan dari anda untuk orang di sekeliling anda. Karena tidak mungkin orang lain bersikap berbeda dengan anda jika tidak ada hal yang tidak berkenan. Sebagaimana pepatah mengatakan “Tidak mungkin ada asap jika tidak ada api.”

Setelah anda menyadari semua itu, kiranya anda mampu berpikir mengenai hal apa yang sebaiknya untuk anda lakukan. Tindakan apa yang seharusnya anda ambil. Hal apa yang pantas untuk anda kerjakan untuk memperbaiki diri. Ubahlah segala hal yang tidak berkenan itu. Misalnya saja, jika selama ini anda merokok saat anda duduk dalam suatu pertemuan. Cobalah untuk tidak melakukan hal demikian dan lihatlah apakah anda mendapatkan perlakuan yang berbeda atau tidak. Sekiranya, YA.

Jikalaupun anda sudah melakukan hal yang seperti itu dan TIDAK ada yang berbeda. Dan, anda masih saja mendapati diri anda diabaikan. Tibalah saatnya bagi anda untuk melangkah lebih jauh dalam mencari tahu. Entah itu kepada pihak lain yang tidak bersangkutan atau dengan orang yang bersangkutan sekalipun. Itu sudah sewajarnya bagi anda. Anda patut mempertanyakan hal-hal yang terkait dengan kebingungan anda. Anda pantas untuk mengetahui dimana letak kesalahan anda. Ungkapkan rasa penyesalan anda. Tunjukkan sikap atau tekad anda untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Insya’ Allah, jalan untuk menjadi pribadi yang lebih baik akan selalu ada dan terbuka untuk setiap hamba-Nya yang senantiasa berusaha dengan teguh dalam mencarinya. Believe it!

Okay, thanks.
I think that’s enough fo’ this time. Simple sharing ‘bout “INTROSPEKSI DIRI”.

Mari menjadi pribadi yang lebih baik, guyssss…..!!!!!!!!!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Spend Weekend in Sunset Rumah 40 Villa & Resto, Boneoge

Midday View of Sunset Rumah 40 Villa & Resto, Boneoge - Donggala Time flies so fast. I’ve been staying here for more than 2 years. Yeah, I’m not the local here. I come and stay here for work. If you ask me, “What do you do for a living?”, the answer is “I’m in teaching.” Being a practioner in Education like lecturer, I’m full of works. Many others think that lecturer will be on holiday on the semester break, but FYI it’s not happened on the reality. Semester break is only for students, not lecturers. Final test correction, BKD report, lesson plan, and research proposal are to do lists of lecturers in January. To deal with those activities, of course, I have to be smart in time management. So, I can do relaxation at the end of the month, before coming to the next semester. Unexpectedly, Anna Rufaida, my friend in Tadulako University who works as an operator staff in Language and Art Education Department, invited me to join in her travel plan to Boneoge, Donggala. After knowing whoev

Bits and Pieces of My Life: Hustle Culture and Multitasking

Have you ever heard about hustle culture and multitasking? Hustle culture is a person mentality who thinks work as everything above all. For them, work all day long every day is a must, for the sake of professionality. Until some of them end with burnout - exhaustion of physical or emotional strength or motivation usually as a result of prolonged stress or frustration of work. Sometimes, they are also multitasking - the ability to do multiple tasks at one time. Why do I talk 'bout this?   Hmm...I'm going to share about my activity recently ( in the last three months ).  After re-reading my daily journal, I realize that the rhythm of my life is in contrary with my principle, which is slow living. What I do recently, shows that I'm in hustle culture and a multitasking woman as well. My weekend is always full of workshops or meetings, from one place to another, even from one hotel to another. That's why, some of my friends or colleagues commented by saying:  "

Story of My 18th August

08.18.16 My 26 th Birthday              Bulan Agustus kerap kali menjadi bulan yang paling saya nanti-nanti setiap tahunnya. Itu tidak lain dan tidak bukan hanya karena satu hal, yaitu hari kelahiran. Tiap kali, Bangsa dan orang-orang Indonesia usai merayakan Hari Kemerdekaan, saya pun kembali diingatkan dengan hari dimana saya pertama kali melihat dunia yang fana ini. Tiap kali hari itu datang, saya selalu dan senantiasa bersyukur karena masih dianugrahi umur yang panjang. Namun, di sisi lain, saya pun menyadari bahwasanya saya juga semakin dekat dengan kematian. Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa kehidupan dunia itu fana. Dunia hanyalah tempat persinggahan bagi hamba-Nya, sekaligus tempat untuk menyiapkan bekal untuk kehidupan yang kekal. Dan, kehidupan yang kekal itu adalah akhirat.