Langsung ke konten utama

Sad Alone Inside of Heart

"Sedih Sendiri Dalam Hati"

Itu adalah update status dari salah satu sahabat saya di pagi ini, Musfirah Maharajuddin. Status sahabat saya itu, membuat saya terpaku. Kenapa??? Saya merasa kalau itu "Saya Bangeettt". Oh dear, It's Me. Yaaa,,,itu adalah rangkaian kata yang menggambarkan perasaan saya terhadap seseorang.

Hmmm,,,,Memang tak ada yang tahu kalau saya merasakan hal seperti itu. Saya selalu terlihat happy dihadapan sahabat, teman atau siapapun itu. Saya tidak pernah bisa mengungkapkan apa yang saya rasakan. Saya hanya bisa menyimpannya sendiri dalam hati atau menuliskannya di blog pribadi saya ini. Entah kenapa bisa seperti itu, but It's me, introvert person.

Sebagaimana yang Marshanda katakan, "If it's hard for you to say,,,then write your heart out. It'll make you happy deeply from within". Yeahh,,,,bagi saya, hal itu benar banget. Saya sangat sulit untuk mengungkapkan sesuatu yang ada dalam hati saya. Saya hanya menuliskan apa isi hati saya. Dan, ketika saya usai menuliskannya, saya akan merasa sedikit lega. Inilah saya yang mungkin agak berbeda dengan kebanyakan orang. Hehehe :)


Anyway,,,,Let's back to the first topic,,,about "That Statement"

Yaaa,,,,saya akhir-akhir ini sulit konsentrasi saat melakukan apapun itu. Saya kepikiran terus dengan perasaan saya terhadap seseorang, bagaimana perasaan saya yang sesungguhnya kepadanya, bagaimana perasaan dia kepada saya, dianggap saya olehnya, dan akan bagaimana saya kedepannya dengannya. Aigooo, that's makes me like crazy,,,,:( :'(

Kenapa saya demikian???
Hal itu muncul sejak komunikasi saya dengannya perlahan hilang dan tiba-tiba muncul sembari mengungkapkan hal yang membuat saya sedikit "surprise and shock". Sesaat saya bahagia mendengarnya, namun ada juga beberapa hal yang mengganjal di hati saya. Saya teringat bagaimana dia pernah menyakiti saya dan bagaimana dia menjalani hari-harinya yang seakan tidak menyadari kalau saya sakit karenanya. Hal itu semakin mengganggu saya ketika beberapa hari yang lalu dua orand teman kelas saya, yang salah satunya juga sahabat dekat saya, bercerita tentang kisah cinta seorang cowok sekelas saya di S2. Mendengar mereka bercerita, seakan cowok itu menggambarkan sosok seseorang yang saya maksud sebelumnya. 

Kata mereka, classmate saya itu cowok "PHP" yang dengan gampangnya menjalin hubungan dengan cewek lain, yang bisa meluluhkan dan memperlakukan cewek dengan baik. Tetapi, disisi lain, dia juga tidak bisa melepaskan cewek yang sudah dijodohkan dengannya oleh orang tuanya. Everyday, dia habiskan dengan cewek lain dan dia seakan lupa dengan siapa yang telah dijodohkan dengannya. Kedua teman saya itu mengatakan, "Betapa sakitnya berada di posisi cewek tunangannya itu!!!"

Mmmm,,,,seketika saya merasakan sakit yang mereka bayangkan itu. Saya diperlakukan seperti itu oleh orang yang saya anggap sebagai cinta pertama saya, yang pernah menyakiti saya, dan kemungkinan besarnya akan menjadi jodoh saya. Jujur, sampai saat ini saya masih sangat bingung dengannya. Saya tidak munafik kalau saya sakit ketika membaca komen-komennya dengan temannya yang membahas tentang cewek lain. Dia meminta saya untuk tidak menjalin hubungan dengan siapapun, namun dia tidak memperdulikan saya. Tidak mengerti dengan perasaan saya sebagai cewek. Sakit itu pasti. Siapa yang tidak sakit ketika diperlakukan seperti itu. 

But,,,so far, I can't tell anybody. 
"Sad Alone Inside of Heart"
I can't share this feeling,,,,I just can write this feeling here, in my blog.

God,,,,Makes me strong for this feeling, please!!!!
Open our heart and show me on how to understand each other!!!


Love You as Always,
IR188

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Spend Weekend in Sunset Rumah 40 Villa & Resto, Boneoge

Midday View of Sunset Rumah 40 Villa & Resto, Boneoge - Donggala Time flies so fast. I’ve been staying here for more than 2 years. Yeah, I’m not the local here. I come and stay here for work. If you ask me, “What do you do for a living?”, the answer is “I’m in teaching.” Being a practioner in Education like lecturer, I’m full of works. Many others think that lecturer will be on holiday on the semester break, but FYI it’s not happened on the reality. Semester break is only for students, not lecturers. Final test correction, BKD report, lesson plan, and research proposal are to do lists of lecturers in January. To deal with those activities, of course, I have to be smart in time management. So, I can do relaxation at the end of the month, before coming to the next semester. Unexpectedly, Anna Rufaida, my friend in Tadulako University who works as an operator staff in Language and Art Education Department, invited me to join in her travel plan to Boneoge, Donggala. After knowing whoev

Bits and Pieces of My Life: Hustle Culture and Multitasking

Have you ever heard about hustle culture and multitasking? Hustle culture is a person mentality who thinks work as everything above all. For them, work all day long every day is a must, for the sake of professionality. Until some of them end with burnout - exhaustion of physical or emotional strength or motivation usually as a result of prolonged stress or frustration of work. Sometimes, they are also multitasking - the ability to do multiple tasks at one time. Why do I talk 'bout this?   Hmm...I'm going to share about my activity recently ( in the last three months ).  After re-reading my daily journal, I realize that the rhythm of my life is in contrary with my principle, which is slow living. What I do recently, shows that I'm in hustle culture and a multitasking woman as well. My weekend is always full of workshops or meetings, from one place to another, even from one hotel to another. That's why, some of my friends or colleagues commented by saying:  "

Story of My 18th August

08.18.16 My 26 th Birthday              Bulan Agustus kerap kali menjadi bulan yang paling saya nanti-nanti setiap tahunnya. Itu tidak lain dan tidak bukan hanya karena satu hal, yaitu hari kelahiran. Tiap kali, Bangsa dan orang-orang Indonesia usai merayakan Hari Kemerdekaan, saya pun kembali diingatkan dengan hari dimana saya pertama kali melihat dunia yang fana ini. Tiap kali hari itu datang, saya selalu dan senantiasa bersyukur karena masih dianugrahi umur yang panjang. Namun, di sisi lain, saya pun menyadari bahwasanya saya juga semakin dekat dengan kematian. Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa kehidupan dunia itu fana. Dunia hanyalah tempat persinggahan bagi hamba-Nya, sekaligus tempat untuk menyiapkan bekal untuk kehidupan yang kekal. Dan, kehidupan yang kekal itu adalah akhirat.