Langsung ke konten utama

From BTP to NTI [Pindah Rumah]

Sabtu-Minggu, 8-9 Maret 2014 

Sekitar jam 7, saya bangun dan prepare to go bersama adek saya, wiwi. Kami mau ke rumah keluarga yang beralamat di Perumnas Antang dan setelah itu akan ke Alaska membeli piring. Namun, karena hujan, rencana untuk keluar pagi-pagi terhambat. Kami baru keluar sekitar jam setengah 10 pagi.

Kami menuju perumnas Antang dan Alhamdulillah karena jalanan tidak terlalu macet. Sebenarnya, saya tidak ingat secara pasti alamat rumah tersebut. Akan tetapi, saya masih ingat, berapa kali harus belok. Hingga akhirnya, saya stuck dan menelpon orang yang bersangkutan. Ternyata, dia lagi tidak ada di Makassar. Dia keluar kota dan mengatakan kalau adek dan istrinya ada di rumah. Jadi, saya disuruh langsung ke rumahnya saja. Setelah memperjelas arah jalan ke rumahnya, saya pun lanjut dan tak lama setelahnya  kami pun sampai di rumahnya.

Saya singgah, mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Namun, tak jua ada jawaban dari dalam. Entahlah, apa ada orang di dalam atau tidak. Di luar sih, ada motor terparkir tapi rumahnya terasa sunyi. Beberapa menit kemudian, Om menelpon dan mengatakan kalau sepertinya tidak ada orang di dalam rumah tersebut. Dia menanyakan ada keperluan apa. Setelah memberitahukan apa tujuan saya, dia meminta saya menghubungi adeknya, yang mengajar di UNM. Dia memberikan saya nomor HP’nya. setelah itu, saya pun pulang.

Kami meninggalkan perumnas Antang dan menuju Alaska di pengayoman melalui jalur borong raya. Setelah sampai di depan Alaska, kami tidak langsung masuk, akan tetapi mutar balik lagi mencari ATM. Saya ingin menarik uang untuk membeli “piring”. Saya pun singgah di ATM “Computer City”. Setelah itu, kami kembali menuju ke Alaska. Kami pun masuk dan mencari piring. Setelah mendapatkan apa yang kami cari, kami pun ke kasir dan keluar. namun, karena hujan lagi, kami berteduh di depan Alaska, di parkiran motor.

Kurang lebih satu jam kami menunggu hujan reda. Setelah agak reda, kami pun pulang dan langsung menuju rumah A. Edy untuk menyimpan piring yang telah kami beli. Menjelang dhuhur, kami kembali ke BTP. Bagitu kami sampai di BTP, hujan kembali turun. Hmmm,,,,cuaca hari itu memang sangat tidak bersahabat.

Sekitar jam 2 lewat, saya mengajak kiki ke NTI untuk pergi mengepel rumah karena adek saya, wiwi sudah ke kampus untuk latihan inagurasi. Kiki pun mengiyakan. Kami menuju NTI dan membersihkan rumah sampai ashar. Setelah selesai, kami kembali ke BTP dan istirahat.

Menjelang magrib, saya membersihkan kamar mandi di rumah di BTP karena katanya sebagian keluargaku akan ke BTP. Beberapa saat setelah selesai membersihkan kamar mandi, Yus pun datang dan lanjut memebersihkan rumah. Saya pun mandi dan kembali istirahat. Malam itu, saya bersama kiki tidak tidur karena menunggu keluargaku datang dari Bone. Kiki menunggu sambil menonton film “Lord of The Ring”. Sedangkan saya, menunggu sambil mengutak-atik netbook.

Sekitar jam 2 subuh, mereka pun datang. Saya bersama kiki berangkat dari rumah menuju NTI untuk menunjukkan jalan sekaligus membawakan kunci rumah. Begitu sampai di NTI, mereka semua “mabuk”. Hanya beberapa orang yang tidak mabuk selama dalam perjalanan. Setelah menurunkan semua barang bawaan di rumah, mereka pun berpencar untuk mencari tempat tidur karena berhubung air PDAM juga tidak mengalir. Jadi, akan kesulitan jika harus stay di rumah semua. Rombongan Pak Amin dan K Bahar, menuju rumahnya Pak Amin di Antang. Sementara, Anto bersama sepupu dan kakekku ke rumahnya Yus. Mereka berangkat bersama mamai’nya Yus yang juga ikut dari Bone. Hanya beberapa orang yang tinggal di rumah menunggu prosesi pindah rumah.

Saya bersama kiki, tinggal di NTI sampai pagi. Kami beres dan mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan. Saya keluar bersama kiki untuk membeli apa saja yang dibutuhkan beberapa kali. Setelah shalat subuh, prosesi pindah rumah pun berlangsung. Pg. tere sebagai orang yang memimpin acara. Setelah selesai, kami pun mempersiapkan segala hal untuk acara “Barazanji”. Beberapa menu sederhana mulai di racik oleh Pg.Tua bersama yang lainnya.

Sekitar jam 7 lewat, saya bersama kiki kembali ke BTP untuk mandi. Begitu saya ingin berangkat. Rombongan yang ke rumah Pak Amin pun datang. Namun, begitu saya sampai di BTP, saya tidak langsung mandi. Saya tidur terlebih dahulu. Kiki pun demikian. Jam 8:30, saya baru bangun dan mandi. Setelah itu, saya siap-siap ingin kembali ke NTI. Namun karena kiki tertidur dengan nyenyak, saya pun menghubungi wiwi untuk menjemput saya di BTP.

Saya menunggu wiwi sampai datang kurang lebih sejam. Begitu dia sampai, dia juga ingin mandi. Yaaaa,,,,semakin lama deh! Saya baru berangkat ke NTI sekitar jam 11. Begitu saya sampai di NTI, acara “Barazanji” sudah selesai dan sebagian keluarga malah sudah pulang ke Bone kembali. Mereka buru-buru karena K Bahar ada acara.

Saya pun menunggu Yus dan Ayus bersama mammi’nya datang. Juga menghubungi kembali sahabat-sahabat saya yang telah saya panggil agar segera datang karena acara sudah selesai. Tak lama kemudian Yus pun datang. Beberapa menit setelahnya, istri Pak Amin pun datang. Mereka pun makan bersamaan.

Setelah makan, kami pun bercerita-cerita tentang apa saja. Tak lama kemudian, Yani pun SMS dan mengatakan kalau dia sudah ada di gerbang NTI. Dia minta dijemput. Wiwi pun keluar menjemputnya. Begitu Yani sampai, keluarga yang tinggal pun akan segera pulang. Rombongan pak Amin bersama keduan sepupu saya bersama istri’nya masing-masing tidak langsung pulang. Mereka ke kota terlebih dahulu. Nanti setelah keliling, mereka akan langsung pulang lewat tol. Sedangkan, rombongan Anto bersama bapak-bapak perokok, langsung pulang.

Begitu mereka semua pulang, saya bersama Yani makan bersama. Setalah itu, kami kembali bercerita tentang kuliah dan hal-hal lain yang berhubungan dengan kuliah. Menjelang ashar, Yus, Ayus dan mammi’nya pamit karena akan ke sentral untuk mencari kain. Kebetulan, diluar, Ira bersama K Nia juga juga sudah datang. Jadi, sekalian menjemput Ira dan K Nia, Wiwi keluar mengantar Yus dan Ayus mengantar mammi’nya.

Beberapa menit kemudian, Wiwi datang di ikuti oleh Ira bersama K Nia di belakang. Setelah makan, saya bersama Ira, K Nia dan Yani, bercerita tentang tugas-tugas kuliah di pasca. Mama dan bapakku sibuk diluar. Wiwi hanya duduk, terkadang juga ngakak mendengar keseruan kami bercerita panjang lebar tentang tugas dan dosen-dosen. Hahaha

Sekitar jam setengah 4, wiwi bersama Yani keluar bersama menuju “Rumahku” untuk membeli beberapa keperluan mendesak. Yani memakai helm’nya K nia. Jadi, Ira dan K Nia masih tinggal menunggu mereka berdua kembali. Sekitar jam 5, mereka pun datang. Awalnya, Yani ingin langsung pulang ke Abdesir. Namun karena dia tidak tega melihat wiwi kerepotan membawa semuanya. Dia pulang bersama wiwi lagi.

Begitu sampai di rumah, dia pun pamit untuk yang kedua kalinya. Hehehe!!! Ira bersama K Nia juga pamit pulang karena helm’nya juga sudah datang. Mereka semua pulang. Tinggal saya bersama keluarga saya, Bapak-Mama-Adek. Kami membersihkan rumah.

Malam pertama di rumah baru bersama keluarga. Alhamdulillah.
Puji syukur, saya haturkan kepadaNya atas segala karuniaNya. Juga terima kasih kepada semua keluarga saya yang telah menyempatkan diri untuk datang ke Makassar dan kepada sahabat karib saya (Yus dan keluarga), Yani, Ira dan K Nia, yang telah meluangkan waktunya untuk datang. Kepada Kiki dan Yani, terima kasih sudah banyak membantu. Thanks in Advance All. :):)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Spend Weekend in Sunset Rumah 40 Villa & Resto, Boneoge

Midday View of Sunset Rumah 40 Villa & Resto, Boneoge - Donggala Time flies so fast. I’ve been staying here for more than 2 years. Yeah, I’m not the local here. I come and stay here for work. If you ask me, “What do you do for a living?”, the answer is “I’m in teaching.” Being a practioner in Education like lecturer, I’m full of works. Many others think that lecturer will be on holiday on the semester break, but FYI it’s not happened on the reality. Semester break is only for students, not lecturers. Final test correction, BKD report, lesson plan, and research proposal are to do lists of lecturers in January. To deal with those activities, of course, I have to be smart in time management. So, I can do relaxation at the end of the month, before coming to the next semester. Unexpectedly, Anna Rufaida, my friend in Tadulako University who works as an operator staff in Language and Art Education Department, invited me to join in her travel plan to Boneoge, Donggala. After knowing whoev

Bits and Pieces of My Life: Hustle Culture and Multitasking

Have you ever heard about hustle culture and multitasking? Hustle culture is a person mentality who thinks work as everything above all. For them, work all day long every day is a must, for the sake of professionality. Until some of them end with burnout - exhaustion of physical or emotional strength or motivation usually as a result of prolonged stress or frustration of work. Sometimes, they are also multitasking - the ability to do multiple tasks at one time. Why do I talk 'bout this?   Hmm...I'm going to share about my activity recently ( in the last three months ).  After re-reading my daily journal, I realize that the rhythm of my life is in contrary with my principle, which is slow living. What I do recently, shows that I'm in hustle culture and a multitasking woman as well. My weekend is always full of workshops or meetings, from one place to another, even from one hotel to another. That's why, some of my friends or colleagues commented by saying:  "

Story of My 18th August

08.18.16 My 26 th Birthday              Bulan Agustus kerap kali menjadi bulan yang paling saya nanti-nanti setiap tahunnya. Itu tidak lain dan tidak bukan hanya karena satu hal, yaitu hari kelahiran. Tiap kali, Bangsa dan orang-orang Indonesia usai merayakan Hari Kemerdekaan, saya pun kembali diingatkan dengan hari dimana saya pertama kali melihat dunia yang fana ini. Tiap kali hari itu datang, saya selalu dan senantiasa bersyukur karena masih dianugrahi umur yang panjang. Namun, di sisi lain, saya pun menyadari bahwasanya saya juga semakin dekat dengan kematian. Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa kehidupan dunia itu fana. Dunia hanyalah tempat persinggahan bagi hamba-Nya, sekaligus tempat untuk menyiapkan bekal untuk kehidupan yang kekal. Dan, kehidupan yang kekal itu adalah akhirat.