Langsung ke konten utama

Perempuan Itu_

Betapa malu dan rumitnya cinta bertepuk sebelah tangan
Meski demikian
Cinta bertepuk sebelah tangan menemukan jalannya sendiri
Itu adalah cinta yang terperangkap, tak bisa menemukan jalan keluar
Meskipun perempuan itu adalah orang yang memulainya
Tanpa tahu apapun jika dia mengacuhkan pandanganku suatu hari nanti
Itu adalah cinta yang berakhir sia-sia tanpa memiliki tujuan
Tidak pernah memiliki kesempatan untuk memekarkan setiap bunga
Sebuah cinta yang tak pernah bisa berbuah
Seperti benih yang terlupakan
Itu adalah cinta tak berbalas


 Mulut perempuan itu seperti keran rusak di desa pegunungan
Tidak pernah sekalipun keluar saat dibutuhkan
Tapi seperti keran rusak yang hanya berfungsi di keheningan malam
Semua kata-kata yang tak mampu terucap saat ini
Akan keluar saat momen itu sudah lewat
Lain kali, akan kupastikan untuk menanggapinya seperti ini
Inilah caranya membalas dengan komentar
Hal ini yang selalu dia janjikan pada dirinya sendiri
Perempuan itu,
Selalu mengatakan kalimat yang paling mengesankan ketika dia sendirian di kamarnya



Orang yang berpikir kalau kebahagiaan adalah sesuatu yang bisa mereka raih setiap saat
Perempuan itu bertanya-tanya apa mereka sungguh bahagia?
Dia selalu gugup setiap kali dia terlalu bahagia
Bagi perempuan itu,
Kebahagiaan layaknya balon tiup yang bisa dimainkan saat kita masih kecil
Di saat dia menyentuh balon yang cerah
Seperti pelangi di sekelilingnya
Balon itu meletus 
Di hadapan kebahagiaan
Perempuan itu, menyerah sebelum dia berusaha meraihnya


Sama seperti kulit yang dibutuhkan untuk melindungi daging dan darah
Kebohongan diperlukan untuk melindungi kebenaran
Daripada menunjukkan lukanya sendiri untuk tetap jujur
Berbohong dengan senyum cerah terselip di wajahnya
Lebih membuatnya merasa aman


Dengar,,,
Tidak peduli seberapa kuat gelombang datang menerjangmu
Jangan sampai hancur dengan mudahnya
Dan kamu harus bertahan selama apapun sebisamu, mengerti?
(Dari Laki-laki Itu)


Laki-laki itu membuat seribu alasan hanya untuk bertemu dengannya secara kebetulan
Kapanpun dia melangkah ke dunia luar
Dia seperti tak terlihat
Dia terdorong pergi dan melangkah
Lalu ketika dia berada di kerumunan
Dia seperti tak terlihat oleh orang-orang
Karena itu
Dia bersembunyi dalam kamarnya
Kamar kecilnya terasa seperti kandang bagi burung yang sayapnya terluka
Dan di kamarnya
Dia bisa bernafas dengan bebas
Dia tidak pernah memimpikan dunia luar atau rindu dengan dunia di luar sana
Setidaknya sampai sekarang
Setidaknya sampai sekarang


Baginya, perempuan yang percaya pada takdir
Ibarat sebuah benang yang diam-diam menghubungkan hatinya pada orang lain
Mengikuti benang yang tak terlihat untuk merasakan sedikit getaran
Menghubungkan orang untuk merasakan dan memahami satu sama lain
Ketika hati seseorang tiba-tiba disatukan dengan hati yang lain
Itu membuat hati perempuan mulai gelisah
Jadi, perempuan itu berkata kepada Takdir
Tolong hentikan perasaan ini dari dalam hatiku!!!


Bagi seorang perempuan itu,
Sebuah luka seperti jatuh ke dalam air yang dalam
Semua penonton yang tidak tahu seberapa dalam luka itu
Terus bertanya kenapa dia tak bisa menarik dirinya keluar dari air itu
Ada banyak orang yang tidak menyadari dan meremehkan luka orang lain
  Perempuan itu tidak ingin mendengar omong kosong
Setidaknya satu orang
Setidaknya dari satu orang


Bagi beberapa orang
Cinta seperti sebuah tanda kemenangan
Seperti piala atau makanan yang ingin mereka gunakan untuk menyombongkan diri
Bagi beberapa orang
Cinta adalah proses menunggu tanpa henti dengan sepenuh hati
Bagi perempuan itu,
Cinta adalah rahasia yang tidak bisa diungkapkan pada orang lain
Bahkan untuk dirinya sendiri


Pintu perempuan itu tidak terbuka untuk waktu yang lama
Di depan pintu yang berdebu
Ia mendapat undangan untuk dua dunia yang sangat berbeda
Satu orang datang ke sisinya seperti hembusan udara segar
Dan orang yang menahan hembusan itu seperti berlindung saat badai
Untuk pertama kalinya
  Perempuan itu mengabaikan rasa takut dalam dirinya untuk membuka pintunya


Karena manusia bukanlah Mesin atau mainan yang dibuat di pabrik
Mereka spesial dan rumit
Kelehihan kita, warna hati kita, dan aromanya
Titik tekanan dan kelemahan kita 
Yakni akan terluka jika disentuh sedikit saja
Setiap orang memiliki perbedaan masing-masing
Seseorang harus melihat untuk waktu yang lain
Hanya untuk mengerti garis besar diri mereka
Itulah sebabnya
Perempuan itu tidak percaya cinta yang ditakdirkan
Dia tidak percaya hal itu


Bunga matahari selalu tersenyum pada mentari setiap hari
Dan pada akhirnya akan berubah menjadi matahari kecil
Di atas cangkang kerang yang bermain di laut sepanjang hari
Susunan gelombang kecil akan terbentuk sedikit demi sedikit
Rasa cinta akan tumbuh dengan sendirinya
Dan perempuan itu
Akhirnya memahaminya


Angin dan ombak meruntuhkan istana pasir
  Laki-laki itu bahkan bisa mencintai angin dan ombak
Dia bilang kalau istana pasir tidak runtuh tapi dihancurkan
Dia tahu cara menyembuhkan


Berapa banyak arti yang dimiliki oleh kata "maaf"?
Kesedihan dan luka
Kesalahpahaman dan perenungan
Penyesalan dan perdamaian
Ada banyak emosi di dalamnya
Dia percaya kalau dia tidak bisa mengekspresikan perasaannya hanya dengan sebuah kata
"Maukah kau pergi denganku"?
Dia bicara cinta padaku


Aku mencoba untuk mengikuti senyumnya
Aku memcoba melihat dunia di matanya
Aku mencoba berpikir dari hatinya
Baginya
Cinta adalah melihat dunia secara dalam dari hati dua orang

Laki-laki itu,
Mengetuk pintunya yang tertutup
Merangkul bahunya yang lelah
Menyeka air matanya dan mendengarkan hatinya
Saling mencintai seperti itu
Seseorang tidak bisa mengubah dunia
Tapi laki-laki itu bisa menjadi dunia untuknya
Sebuah dunia yang hangat, terang, dan damai
Jika setiap orang bisa menjadi dunia tersebut untuk seseorang
Yang satu akan menjadi sepuluh orang
Bahkan ratusan
Lalu dunia akan dipenuhi dengan orang-orang bahagia


Salam Santun,,,,,Love You as Always
IR188

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Spend Weekend in Sunset Rumah 40 Villa & Resto, Boneoge

Midday View of Sunset Rumah 40 Villa & Resto, Boneoge - Donggala Time flies so fast. I’ve been staying here for more than 2 years. Yeah, I’m not the local here. I come and stay here for work. If you ask me, “What do you do for a living?”, the answer is “I’m in teaching.” Being a practioner in Education like lecturer, I’m full of works. Many others think that lecturer will be on holiday on the semester break, but FYI it’s not happened on the reality. Semester break is only for students, not lecturers. Final test correction, BKD report, lesson plan, and research proposal are to do lists of lecturers in January. To deal with those activities, of course, I have to be smart in time management. So, I can do relaxation at the end of the month, before coming to the next semester. Unexpectedly, Anna Rufaida, my friend in Tadulako University who works as an operator staff in Language and Art Education Department, invited me to join in her travel plan to Boneoge, Donggala. After knowing whoev

Bits and Pieces of My Life: Hustle Culture and Multitasking

Have you ever heard about hustle culture and multitasking? Hustle culture is a person mentality who thinks work as everything above all. For them, work all day long every day is a must, for the sake of professionality. Until some of them end with burnout - exhaustion of physical or emotional strength or motivation usually as a result of prolonged stress or frustration of work. Sometimes, they are also multitasking - the ability to do multiple tasks at one time. Why do I talk 'bout this?   Hmm...I'm going to share about my activity recently ( in the last three months ).  After re-reading my daily journal, I realize that the rhythm of my life is in contrary with my principle, which is slow living. What I do recently, shows that I'm in hustle culture and a multitasking woman as well. My weekend is always full of workshops or meetings, from one place to another, even from one hotel to another. That's why, some of my friends or colleagues commented by saying:  "

Story of My 18th August

08.18.16 My 26 th Birthday              Bulan Agustus kerap kali menjadi bulan yang paling saya nanti-nanti setiap tahunnya. Itu tidak lain dan tidak bukan hanya karena satu hal, yaitu hari kelahiran. Tiap kali, Bangsa dan orang-orang Indonesia usai merayakan Hari Kemerdekaan, saya pun kembali diingatkan dengan hari dimana saya pertama kali melihat dunia yang fana ini. Tiap kali hari itu datang, saya selalu dan senantiasa bersyukur karena masih dianugrahi umur yang panjang. Namun, di sisi lain, saya pun menyadari bahwasanya saya juga semakin dekat dengan kematian. Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa kehidupan dunia itu fana. Dunia hanyalah tempat persinggahan bagi hamba-Nya, sekaligus tempat untuk menyiapkan bekal untuk kehidupan yang kekal. Dan, kehidupan yang kekal itu adalah akhirat.