Langsung ke konten utama

Perjuangan di Awal Tahun (Pengurusan Berkas)


Pengurusan Ijazah, AKTA IV, & Trankrip

Setelah menghabiskan waktu selama dua pekan di kampung halaman, pertengahan januari aku kembali ke kota daeng, Makassar. Hal utama yang menjadi alasan aku balik adalah pengurusan ijazah. Yaaa…berdasarkan info dari teman aku yang setia untuk tetap stay di Makassar setelah wisuda, ijazah dan transkrip sudah bisa di urus.  Terlebih lagi pengambilan transkrip tidak bisa diwakili jika tanpa surat kuasa. 

Sampai di Makassar pada tanggal … Januari 2013, esok harinya aku langsung ke BAAK bersama yus. Dia sudah tahu bagaimana seluk beluknya karena dia sudah ambil sebelumnya bersama Gisca. Meski kami berangkat lebih awal, lagi dan lagi, kami harus menunggu karena pegawai yang menangani penerbitan transkrip tidak datang tepat waktu. Sekitar jam 10, pegawai tersebut datang dan kami pun segera mengghadap. Setelah melalui proses yang lumayan ribet, paraf sana paraf sini, pengurusan transkripku bisa selesai pada hari itu juga. 

Menjelang siang, kami melanjutkan perjalanan menuju Kampus Parang Tambung dengan menggunakan jasa ‘bentor”. Kami ke sana untuk mengecek ijazah dan akta IV. Ternyata, ijazah dan akta IV kami sudah selesai. Tanpa menunggu waktu lama, kami pun men-copy-nya di kantin Jerman segera. Tentunya, dengan harapan agar pengurusan ijazah dan akta IV kami bisa kelar pada hari itu juga. Akan tetapi, keinginan kami tidak kesampaian. Hanya ijazah yang bisa kelar pada hari itu, sementara akta IV tidak. Kami diminta untuk mengeceknya dua hari kemudian. Pengurusan kami berakhir sampai di situ.

Dua hari kemudian, aku ke kampus untuk mengeceknya seperti yang pegawainya katakan. Namun, aku sendirian pada hari itu karena yus kebetulan ada urusan lain. Dan apa yang terjadi??? Aku kecewa dengan kinerja pegawai di Fakultas, yang bisanya hanya mengucap janji dan tidak merealisasikannya. Malah sepertinya dia acuhh tak acuh saat aku menanyakan tentang Akta IV tersebut. Ihhh…bisanya Cuma minta dana ini itu dan tau-taunya semua masuk kantong pribadi. Well….dengan beberapa pertimbangan, akhirnya aku memutuskan untuk mengurus sendiri ke FIP. Daripada menunggu dalam waktu yang tidak jelas, ujung-ujungnya bayar dua kali lipat juga. Urus sendiri, bisa menghemat biaya dan kelas tepat waktu. Alhamdulillah, berkat bantuan Uchy, teman KKN-ku di FIP, pengesahan akta IV bisa kelar di akhir pekan tersebut.
 
Melanjutkan Yang Tertunda

Awal pekan berikutnya, aku kembali ke kampus untuk menuntaskan pengurusanku. Alhamdulillah, surat berkelakuan baik aku dan Yus tertandatangani oleh PD III pada hari itu. Namun, aku tidak berhasil mendapatkan satu rekomendasi pun di hari itu. Akhirnya, aku memutuskan untuk ikut Yulinar ke Pasca Sarjana. Sekalian nyebrang ke Rektorat untuk sahkan sertifikatnya  mamaKu. Hanya saja, legalisirnya tidak bisa diambil pada hari itu, kata pegawainya sih, “besok”. Aku pun pulang di tengah derasnya hujan. Alhasil sampai di rumah dalam keadaan basah kuyup. 

Layaknya mahasiswa yang masih aktif kuliah, esok harinya aku kembali ngampus. Sebelum ke kampus, aku memyempatkan diri untuk shalat dhuhah. Hal itu biasa aku lakukan jika waktu memungkinkan, sebagai dasar sebelum aku melangkah. Tentunya, dengan harapan dimudahkan dalam segala urusan dan dibukakan pintu rejeki. Alhmdulillah, dua rekomendasi untuk diriku sendiri berhasil aku dapatkan dapatkan. Berkat bantuan Yani, satu rekomendasi untuk Yus juga sudah kudapatkan. Aku tidak memutuskan untuk menyelesaikan berkas rekomendasi untuk Yus pada harii itu karena sepertinya tidak ada lagi dosen yang memungkinkan. Bersama Yani, aku ke rektorat untuk mengambil legalisir sertifikatnya mamaKu. Setelah mendapatkan leggalisirnya, kami pun berjalan meninggalkan kampus Gunung Sari lewat Psikologi. Namun, sebelum sampai di Jalan Poros Pettarani, tiba-tiba terlintas dibenak Yani untuk hang out. Akhinya, aku pun setuju dan kami menuju ke Mall Panakukkang. Kebetulan juga aku memang ada janji sama Yani untuk berbagi rejeki yang pernah aku dapatkan dari Prof. Heri. 

Berbekal satu payung, kami melangkah masuk MP di tengah derasnya hujan. Pertama-tama, kami ke Studio 21 untuk mengecek apa ada film yang menarik atau tidak. Ternyata tidak ada. Selanjutnya, kami ke area dekat Carefour untuk mencarii salat satu alat kosmetik, juga stoknya lagi kosong. Akhirnya, kami memutuskan untuk menghabiskan waktu di J.CO saja. Aku bersama Yani dan juga pacarnya, nongkrong di J.CO hingga menjelang magrib. Dengan perasaan senang bercampur lelah, aku kembali ke rumah.

Karena cuaca yang buruk, aku baru bisa ke kampus lagi pada hari jumat, tanggal 22 Februari. Dan dengan  rasa kecewa, aku kembali gagal untuk menyelesaikan rekomendasi Yus. Dosen yang bersangkutan tidak bisa memberikan rekomendasi tanpa melihat transkrip. Sementara aku ngak bawa saat itu. Akhirnya, aku ke kozandnya Gisca untuk istirahat. Aku baru pulang setelah shalat ashar.
 
Finally, Done

Hari senin a.k.a monster day, aku kembali melanjutkan pengurusanku yang belum selesai, yaitu minta rekomendasi untuk Yus yang tersisa satu. Aku berangkat dari rumah bersama Hardi sekitar jam 9.30. Sekitar sejam lebih, aku tiba di kampus parang tambung dan langsung ke Fakultas mencari Pak SyarfDol, PD I FBS UNM. Namun, ternyata beliau belum juga datang. Akhirnya, aku naik ke jurusan untuk melihat teman kelasku yang lagi ujian meja. Tapt sekali, saat ak memasuki ruangan Jurusan Bahasa Inggris, mereka berdua, Amri dan Yulinar sementara pembukaan ujian meja. Aku sempat melempar senyum dan memberika semangat dengan gerakan isyarat kepada mereka. melihat dosen2 yang ada di depannya, tiba2 terlintas di benakku untuk minta rekomendasi kepada salah satu dosen tersebut, yaitu Pak Sukardi Weda. Kebetulan beliau juga sudah bergelar Doktor. Well, tanpa menunggu waktu lama, beliau keluar menuju kursinya. Akupun mengikutinya dan mengatakan tujuanku, yang ingin meminta rekomendasi S2. Hanya dengan sedikit pertanyaan, beliau tidak keberatan untuk memberiku rekomendasi. Alhamdulillah….thanks a lot, sir!!!

Begitu urusan dan tujuanku ke kampus kelar, aku bersama Yani menuju ke Fakultas untuk menemaninya mendaftar wisuda. Namun, dia tidak bisa langsung mendaftar saat itu juga karena dia tidak membawa pas foto. Dia hanya mengambil blanko pendaftaran dan mengisinya. Setelah itu, kami kembali naik ke Jurusan. Saat kami di tangga, tiba2 yani meminta aku membalikkan badan untuk melihat seseorang yang dia pikir aku kenali. Ternyata Yani melihat Ridhel di belakang jurusan, bersama dengan beberapa orang temannya. Begitu aku balik, aku langsung meneriakinya dengan memanggil namanya. Dia pun mendengarnya seketika karena jarak kami yang begitu dekat. Dia menjawab panggilanku dengan sebuah pertanyaan, “untuk apa aku ke kampus”. “Untuk menyelesaikan berkas pendaftaran S2”, begitu aku menjawabnya. Berhubung dia yang saat itu lagi ingin pergi makan, aku juga diajak pergi bersama Yani. Akhirnya akju mengiyakan dan segera turun untuk pergi bersama.

Bersama dengan beberapa orang temannya, kami berjalan menuju salah satu warung makan, yang ada di depan kampus, melintasi gerbang Fakultas Seni dan Desain. Kami makan di salah satu warung ayam goreng crispy. Sambil menikmati ayam yang kami pesan, mereka semua tiada henti-hentinya bercerita. Aku hanya mendengar dengan sekali-sekali tersenyum bersama Yani. Begitu selesai makan, satu persatu kami berdiri dari kursi. Aku dan yani, berdiri belakangan. Tau-taunya saat aku ingin bayar, ternyata makanan aku bersama Yani sudah dibayar oleh Ridel. Yaaa….aku di traktir lagi. Alhmdulillah sih, tapi aku merasa ngak enak. Kenapa mesti dibayarin lagi. Dasar…Ridel memang selalu saja melakukan hal yang tidak pernah aku duga. Sekali lagi, thanks in advance, adek…!!!

Hanya beberapa menit saja, kami sudah sampai di belakang jurusan. Akupun mengucapakan “terima kasih” kepada Ridel. Setelah itu, aku bersama Yani, berjalan menuju Jurusan kami kembali. Kami naik ke atas untuk melihat dan mengucapkan “selamat” kepada kedua teman kami yang mungkin sudah selesai ujian meja. Ternyata benar, Amri sudah kelar, sementara Yulinar tinggal menunggu salah satu pengujinya datang. Ujian mereka juga berjalan lancar. Syukur walhamdulillah, bahagia rasanya melihat keberhasilan temanku menyelesaikan studinya seperti aku. Seperti biasanya, di saat ada teman kami yang lagi ujian, entah itu proposal, hasil, maupun meja, pasti kami bisa makan-makan. Yaaa…kami ditawari buah dan jeruk. Meski sudah kenyang habis makan, kami pun tidak menolak pemberian mereka. walau hanya bisa menerima sedikit, itu ngak masalah bagi mereka. Berbagi memang adalah suatu moment yang indah. Hehehe

Urusan kelar, makan siang juga sudah, ngemil kue dan buah jugaa… Aku bersama Yani pun meninggalkan kampus bersama lewat belakang. Alhamdulillah yaaa,,,,aku suka hari ini,,, senin, 22 Februari 2013.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Spend Weekend in Sunset Rumah 40 Villa & Resto, Boneoge

Midday View of Sunset Rumah 40 Villa & Resto, Boneoge - Donggala Time flies so fast. I’ve been staying here for more than 2 years. Yeah, I’m not the local here. I come and stay here for work. If you ask me, “What do you do for a living?”, the answer is “I’m in teaching.” Being a practioner in Education like lecturer, I’m full of works. Many others think that lecturer will be on holiday on the semester break, but FYI it’s not happened on the reality. Semester break is only for students, not lecturers. Final test correction, BKD report, lesson plan, and research proposal are to do lists of lecturers in January. To deal with those activities, of course, I have to be smart in time management. So, I can do relaxation at the end of the month, before coming to the next semester. Unexpectedly, Anna Rufaida, my friend in Tadulako University who works as an operator staff in Language and Art Education Department, invited me to join in her travel plan to Boneoge, Donggala. After knowing whoev

Bits and Pieces of My Life: Hustle Culture and Multitasking

Have you ever heard about hustle culture and multitasking? Hustle culture is a person mentality who thinks work as everything above all. For them, work all day long every day is a must, for the sake of professionality. Until some of them end with burnout - exhaustion of physical or emotional strength or motivation usually as a result of prolonged stress or frustration of work. Sometimes, they are also multitasking - the ability to do multiple tasks at one time. Why do I talk 'bout this?   Hmm...I'm going to share about my activity recently ( in the last three months ).  After re-reading my daily journal, I realize that the rhythm of my life is in contrary with my principle, which is slow living. What I do recently, shows that I'm in hustle culture and a multitasking woman as well. My weekend is always full of workshops or meetings, from one place to another, even from one hotel to another. That's why, some of my friends or colleagues commented by saying:  "

Story of My 18th August

08.18.16 My 26 th Birthday              Bulan Agustus kerap kali menjadi bulan yang paling saya nanti-nanti setiap tahunnya. Itu tidak lain dan tidak bukan hanya karena satu hal, yaitu hari kelahiran. Tiap kali, Bangsa dan orang-orang Indonesia usai merayakan Hari Kemerdekaan, saya pun kembali diingatkan dengan hari dimana saya pertama kali melihat dunia yang fana ini. Tiap kali hari itu datang, saya selalu dan senantiasa bersyukur karena masih dianugrahi umur yang panjang. Namun, di sisi lain, saya pun menyadari bahwasanya saya juga semakin dekat dengan kematian. Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa kehidupan dunia itu fana. Dunia hanyalah tempat persinggahan bagi hamba-Nya, sekaligus tempat untuk menyiapkan bekal untuk kehidupan yang kekal. Dan, kehidupan yang kekal itu adalah akhirat.