Langsung ke konten utama

Curhatan Dari Kaum Pria

Kami tahu, kalian para parempuan sungguh sebenarnya menghargai usaha yang kami lakukan. Dan, yang kalian harus tahu, kami selalu bersungguh-sungguh untuk orang yang kami sayangi. Hanya saja kami butuh kalian tersenyum ketika kami merasa lelah, hampir putus asa, dan sungguh kami akan kembali mengerjakan itu untuk kalian. Semua karena kalian. . .



Dan ya, kami pun tahu bahwa ketika kalian hanya diam dan memperlihatkan bahwa kalian bosan, kalian ingin kami tetap sabar. Tapi, kami tidak mau terlihat tidak bisa mengerti kalian dengan mengajukan pertanyaan "jadi maunya gimana?". Kami akan diam sesaat dan berpikir apa yang bisa membuat senyum kalian kembali lagi. Karena sungguh senyum kalian yang menghidupkan kami. Sungguh!!! Semua karena kalian. . .

Kami sebenarnya pun tahu bahwa kalian senang jika kami menuliskan kata-kata romantis seperti di film2 korea yang kalian tonton. Kalian berangan-angan bahwa hal yang terjadi di film itu terjadi dalam kehidupan kalian, iya kan? Tapi justru karena kalian sering mengangan-angankan hal itu, kami tidak melakukan itu untuk kalian. Kami berpikir keras, memutar otak menyiapkan kejutan yang bahkan tak terpikir di angan-angan kalian. Demi membuat kalian tersenyum, sungguh! Semua karena kalian. . .

Kami pun tahu, kalian menerima kami di samping kalian bukan semata-mata kami tampan. Ketika kalian mengidolakan seseorang yang tampan maka kami akan memasang tampang tidak peduli dan mencoba mengalihkan pembicaraan. Bukan kami tak peduli, sebenarnya kami cukup muak dengan cara kalian menyanjung lelaki yang bahkan mengenal kalian saja tidak. Tapi, kami harus menjadi pemimpin yang baik untuk kalian dan bersikap bijaksana di depan kalian, sungguh! Semua karena Kalian. . .

Kami cukup mengerti bahwa kalian menghargai setiap usaha yang kami lakukan untuk membantu kalian mengerjakan tugas kalian. Ketika kalian mengatakan dalam kesulitan, sungguh kami akan berusaha sebisa kami untuk membantu kalian. Dan ketika kami datang ke rumah kalian dengan makanan, tanpa tugas yang kalian butuhkan, artinya kami tidak mendapatkan apa yang kalian cari dan yang ada di pikiran kami saat itu hanyalah bahwa usaha terakhir yang dapat kami lakukan hanya menemani kalian hingga tugas itu selesai. Meyakinkan bahwa kalian tidak lupa untuk mengisi perut kalian. Kami sungguh khawatiir pada kesehatan kalian. Sungguh, Semua itu hanya karena Kalian. . .

Kami pun tahu kalian menilai kami minus ketika tahu kami merokok. Ketika itu juga, kami berusaha menghilangkan kebiasaan kami. Ketika kami tidak berhasil, maka kami akan berusaha menguranginya. Menghilangkan kebiasaan itu sedikit demi sedikit. Namun, ketika kami tidak berhasil juga maka kami tidak akan merokok di depan kalian. Ketika kalian terus menekan kami, maka dengan terpaksa kami akan berbohong pada kalian, walaupun kami tahu kalau hal itu salah. Namun, itu hanya untuk membuat kalian nyaman di samping kami. Sungguh, Semua itu hanya karena Kalian. . .

Kami tahu kalian kesal ketika kami mengacuhkan kalian untuk bermain game bersama teman-teman kami. Tapi, ketika itu, ketika ada sedikit waktu, kami mencari HP kami dan menanyakan kabar kalian karena kami ingin mengetahui kabar kalian. Dan tahukah kalian? Sebelum kami bermain game, kami membicarakan pasangan kami masing-masing, membanggakan bahwa kami memiliki pasangan terbaik di dunia. Atau membicarakan masalah yang timbul pada hubungan kami dan masing-masing memberikan sarannya. Itu kami lakukan hanya karena kami ingin mendengarkan pendapat orang yang dekat dengan kami mengenai keputusan yang akan kami buat. Kadang memang kami mematikan HP kami, namum ketika mengetahui kalian menelpon atau membaca sms dari kalian, maka kami akan meletakkan game itu dan berlari ke pojok kamar menelpon kalian. Tak peduli teman kami bersorak menggoda kami. Sungguh, Semua iti hanya karena Kalian. . .

Kami pun sadar, kami bukan bayi yang harus kalian ingatkan untuk shalat atau makan. Kadang kami akan bersikap tidak peduli, namun ketika kami membaca sms kalian atau mendengarkan suara kalian untuk makan, maka pada saat itu kami pasti tersenyum dan berterima kasih (walaupun tidak kami ucapkan). Dan ketika kami membalas dengan kata-kata "iya, kamu juga ya...." maka kami benar-benar tulus mengatakannya. Sungguh, Semua itu hanya karena Kalian. . .

Ketika kami acuh pada kalian, maka kami pada saat yang sama sedang mempersiapkan kejutan untuk kalian. Dan ketika kami memberikan barang milik kami, maka kalian harus tahu bahwa barang itu adalah barang berharga untuk kami. Walaupun itu terlihat biasa untuk kalian, tolong tersenyumlah untuk kami karena senyum itu yang menghidupkan hidup kami. Sungguh, Semua itu hanya karena Kalian. . .

Dan ketika kalian bersedih, lalu kami melakukan hal konyol, melontarkan lelucon-lelucon yang mungkin tdak lucu. Maka kami sungguh tidak bermaksud memperkeruh suasana, kami ingin melihat kalian tersenyum kembali. Ketika kalian melihat kami dengan pandangan tidak suka, maka ketika itu kami sungguh merasa bersalah. Jalan terakhir yang akan kami lakukan adalah meminta maaf. Berharap itu dapat sedikit mengurangi beban kalian. Sungguh, Semua itu hanya karena Kalian. . .

Sejujurnya kami tidak suka melihat pujaan hati kami menangis. Sungguh itu membuat kami bingung setengah mati. Maka tolong jangan salahkan kami ketika meminta kalian berhenti menangis. Percayalah, kami akan tetap di samping kalian walaupun kalian menangis hingga tertidur di depan kami. Kami akan mengantar kalian ke rumah dan tunggulah ketika kami menelpon kalian keesokan harinya menanyakan kabar kalian. Atau datang ke rumah kalian membawakan coklat untuk melihat senyum kalian lagi. Sungguh, itu hanya karena Kalian.. .

Ketika kalian membutuhkan kami, yakinlah bahwa kami akan selalu ada untuk kalian. Ketika kalian mengatakan "tidak usah" pun, kami akan selalu ada di samping kalian karena kalian adalah orang yang kami sayangi, percayalah...! Sungguh, semua itu hanya karena Kalian. . .

Jika kami sudah memilih kalian, maka yakinlah, kalian adalah peri kecil kami, setidaknya itu yang kami pikirkan saat itu. . .

Ketika kalian (mungkin tanpa kalian sadari) menyakiti hati kami dan meninggalkan kami, kami mungkin akan marah. Tapi itu hanya sesaat dan yang kalian harus tahu, ketika kami benar-benar telah memilih kalian untuk menemani kami, maka walaupun hubungan itu berakhir, separuh ruangan hati kami sudah kalin tulis dan menjadi milik kalian. Maka ketika kami mempunyai kekasih yang lain, maka mereka hanya akan mengisi ruang di sisi yang lain, datang dan pergi pada sisi itu. Ruangan kalian tetap kosong untuk kalian, ketika kalian kembali untuk kami. . .

Tapi, tolong jangan hianati kami dengan lelaki lain! Karena itu akan sangat menyakitkan untuk kami. Dan maaf, mungkin kami akan meninggalkan kalian untuk selamanya_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Spend Weekend in Sunset Rumah 40 Villa & Resto, Boneoge

Midday View of Sunset Rumah 40 Villa & Resto, Boneoge - Donggala Time flies so fast. I’ve been staying here for more than 2 years. Yeah, I’m not the local here. I come and stay here for work. If you ask me, “What do you do for a living?”, the answer is “I’m in teaching.” Being a practioner in Education like lecturer, I’m full of works. Many others think that lecturer will be on holiday on the semester break, but FYI it’s not happened on the reality. Semester break is only for students, not lecturers. Final test correction, BKD report, lesson plan, and research proposal are to do lists of lecturers in January. To deal with those activities, of course, I have to be smart in time management. So, I can do relaxation at the end of the month, before coming to the next semester. Unexpectedly, Anna Rufaida, my friend in Tadulako University who works as an operator staff in Language and Art Education Department, invited me to join in her travel plan to Boneoge, Donggala. After knowing whoev

Bits and Pieces of My Life: Hustle Culture and Multitasking

Have you ever heard about hustle culture and multitasking? Hustle culture is a person mentality who thinks work as everything above all. For them, work all day long every day is a must, for the sake of professionality. Until some of them end with burnout - exhaustion of physical or emotional strength or motivation usually as a result of prolonged stress or frustration of work. Sometimes, they are also multitasking - the ability to do multiple tasks at one time. Why do I talk 'bout this?   Hmm...I'm going to share about my activity recently ( in the last three months ).  After re-reading my daily journal, I realize that the rhythm of my life is in contrary with my principle, which is slow living. What I do recently, shows that I'm in hustle culture and a multitasking woman as well. My weekend is always full of workshops or meetings, from one place to another, even from one hotel to another. That's why, some of my friends or colleagues commented by saying:  "

Story of My 18th August

08.18.16 My 26 th Birthday              Bulan Agustus kerap kali menjadi bulan yang paling saya nanti-nanti setiap tahunnya. Itu tidak lain dan tidak bukan hanya karena satu hal, yaitu hari kelahiran. Tiap kali, Bangsa dan orang-orang Indonesia usai merayakan Hari Kemerdekaan, saya pun kembali diingatkan dengan hari dimana saya pertama kali melihat dunia yang fana ini. Tiap kali hari itu datang, saya selalu dan senantiasa bersyukur karena masih dianugrahi umur yang panjang. Namun, di sisi lain, saya pun menyadari bahwasanya saya juga semakin dekat dengan kematian. Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa kehidupan dunia itu fana. Dunia hanyalah tempat persinggahan bagi hamba-Nya, sekaligus tempat untuk menyiapkan bekal untuk kehidupan yang kekal. Dan, kehidupan yang kekal itu adalah akhirat.