Episode
sebelumnya (Episode 4) berakhir dengan adegan kiss
antara Kapten Yoo and Dr. Kang di ruang makan. Terlihat Dr. Kang tidak menolak
saat Kapten Yoo tiba-tiba menciumnya di saat dia menawarinya wine. Namun, itu tidak berlangsung lama
karena Dr. Kang buru-buru pamit dan mengucapkan selamat malam kepada Kapten
Yoo. Mereka kembali ke ruang tidur mereka masing-masing.
Sebelum
tidur, Dr. Kang memikirkan hari-hari yang telah ia lalui dengan Kapten Yoo. Dia
teringat akan percakapan diantara keduanya sepulang dari pemakaman rekan Kapten
Yoo. Sementara, Kapten Yoo terlihat sedang melepaskan seragamnya sambil
menghembuskan nafas lega. Sepertinya, dia baru bernafas tuh! Hehehe!
Di
tempat lain, Dr. Daniel juga sudah tiba di rumah. Kedatangannya membuat Ye Hwa
merasa takut hingga menyodorkannya senjata. Akan tetapi, setelah menjelaskan
dari mana saja dan habis ngapain selama kepergiannya, Ye Hwa pun keluar dari
kamar.
Esoknya,
tim medis sedang berkunjung ke lokasi proyek Tower Haesung dan mereka
mendapatkan penjelasan dari mandor pekerja. Sebelum sang manager datang dengan
sombongnya memperkenalkan diri. Karena bosan mendengarkan ocehannya, tim medis
pun tidak menghiraukannya dan kembali ke aktivitas mereka masing-masing. Tiba-tiba,
Dr. Kang mendapatkan kabar baik dan kabar buruk tentang seorang pasien dari Dr.
Lee melalui telpon.
Tak
lama kemudian, Dr. Kang terlihat sudah tiba di medicube dan menanyakan tentang pasien tersebut. Dia adalah anak
yang dirawat Dr. Lee. Dia sudah sembuh dan kabur dari medicube. Untuk mencari tahu kemana perginya, ternyata Dr. Lee juga
sudah menghubungi Kapten Yoo. Kedatangannya pun membuat Dr. Kang merasa
canggung. Terlebih, setelah Kapten Yoo mengatakan kalau “Blackey” yang Dr. Lee
pikir adalah nama dari pasien tersebut ternyata nama sebuah desa. Dr. Kang
hampir saja memukulnya. Akan tetapi, demi memberikan perawatan lebih lanjut,
Dr. Kang pun meminta bantuan kepada Kapten Yoo untuk menemaninya ke desa
tersebut. Dia pun setuju.
Dalam
perjalanan, terlihat Dr. Kang masih enggan untuk berbicara. Sambil menyetir,
Kapten Yoo memandanginya. Hingga akhirnya Dr. Kang memintanya untuk fokus agar
tidak kecelakaan.
“Look
ahead. We’d have an accident.”
“This’s
the only way to the village. We’ll find him on the way.”
“Glad
to heard that!”
“Did
you sleep well last night?”
“You
didn’t let me sleep.”
“About
last night, …”
“I’m
trying not to talk about it. Don’t you see that?”
“Why
are you avoiding it?”
“Because
I’m confused. I’ll try to avoid until I get myself sorted.”
“It’s
okay to avoid it or get angry at me, but I don’t want you to feel bad about
last night. I finally did it after hesitating like a thousand times.”
Beberapa
saat setelah pebincangan tersebut, mereka tiba di desa tersebut dan menemukan
anak yang kabur itu. Dr. Kang memberikan obat sambil menjelaskan dengan gesture dan gambar karena dia tidak bisa
berbicara dengan bahasa mereka. Tiba-tiba dia melihat anak-anak bermain dan
teringat kalau sepertinya dia pernah melihat anak tersebut sebelumnya. Kapten
Yoo pun membenarkannya.
“They
are the kids who were picking up scrap metal, right?”
“You
have a good memory.”
“I
can’t forget things easily.”
“Forget
what?”
“Anything.
So, I don’t want you to do or say something impressive.”
Di Corps Komandan Taebaek, terlihat Yoon
Myeong Ju sedang berbicara dengan komandan Park Byung Soo. Tiba-tiba, Letnan
Yoon mendapatkan telpon dari seorang prajurit yang melaporkan tentang aktivitas
Sersan Seo selama di Korea. Namun sialnya, di depan ruangan dimana prajurit
tersebut melapor, Sersan Seo melintas dan mendengarnya. Prajurit tersebut pun
mengatakan apa yang sedang terjadi saat itu juga dengan detail. Hingga
akhirnya, sang prajurit kebingungan dengan apa yang akan dia lakukan dan
bertanya pada Letnan Yoon. Bukannya Letnan Yoon, pertanyaan tersebut malah di
jawab oleh Sersan Seo. Secara tidak langsung, Letnan Yoon mendengarkan suara
Sersan Seo dan itu sudah cukup baginya. Dia pun menutup telpon.
“Apa
yang harus saya lakukan?”, kata sang prajurit.
“Apa
yang kamu ingin saya lakukan?” tanya Sersan Seo pada prajurit. “Tutup
telpon!”
“Letnan
Yoon adalah Letnan. Sersan Seo adalah Sersan Mayor”, jelas sang
prajurit pada Sersan Seo.
“Apa
hal pertama yang akan kamu lakukann ketika kamu tertangkap oleh musuh?”
tanya Sersan Seo.
“Menyerah.”
“Lakukan
apapun yang diperintahkan.”
“Apa
yang kamu perintahkan?” tanya sang prajurit.
“Kim
Boem Rae.”
“Sersan
Kim Boem Rae.”
“Apakah
kamu mau lari atau masak ramen untuk saya?” tanya Sersan Seo.
“Saya
akan memasak ramen untukmu.”
“Lalu
kamu akan membuat kuahnya dengan keringatmu” tambah Sersan Seo. “Lari.”
“Lalu
kemudian, saya sebaiknya mandi.”
Hahaha,,,kasian
sang prajurit. Dia harus menerima sanksi sari seorang Sersan atas apa yang
diperintah oleh seorang Letnan.
Di
sebuah tempat makan di Urk, Kapten Yoo terlihat sedang makan dengan Dr. Kang.
Makanan tersebut dibayar oleh Dr. Kang. Sebelum makan, Dr. Kang bertanya
tentang alasan mengapa Kapten Yoo menjadi tentara. Kapten Yoo pun berpikir
kalau Dr. Kang bingung dengan perasaannya dikarenakan oleh profesi Kapten Yoo
sebagai tentara. Dr. Kang berpikir kalau Kapten Yoo menjunjung tinggi
patriotisme. Namun, pandangan keduanya tentang patriotisme itu sendiri berbeda.
Akhirnya, Kapten Yoo pun bertanya kepada Dr. Kang, “Apakah akan lebih mudah bagimu
jika seandainya saya bukan tentara tapi anak orang kaya?” Dr. Kang pun
mengatakan tidak karena itu terlalu biasa baginya.
Setelah
makan, Kapten Yoo keluar dan melihat dua orang laki-laki yang pernah
mengaku-ngaku sebagai PBB. Begitu Dr. Kang keluar, dia langsung memintanya
untuk ke workshop, mengambil mobil
dan pulang duluan karena dia akan melapor ke Corps Komandan Taebaek. Padahal
nyatanya tidak. Tidak hanya ingin menjauhkan Dr. Kang dari hal-hal yang akan
membuatnya khawatir. Saat Dr. Kang tiba di workshop
dan bertemu dengan Dr. Daniel, Kapten Yoo kembali ke dua orang laki-laki
tersebut dan menodongkan senjata. Untuk menggertaknya, dia menembak ban mobil
yang ada di sekitarnya. Suara tembakan tersebut terdengar oleh Dr. Kang. Dr.
Daniel pun mengkonfirmasinya dan mengatakan kalau itu adalah ulah anak gang.
Sebelum pergi dengan mobil yang diberikan oleh Dr. Daniel, Dr. Kang bertanya
kepadanya, bagaimana dia bertemu dengan Kapten Yoo dan apakah dia tahu apa yang
sebenarnya dilakukan oleh Kpaten Yoo. Dr. Daniel pun menjelaskannya.
Sementara,
Kapten Yoo yang telah menyebabkan suara tembakan, membuat Kapten Argus sebagai
bos kedua orang laki-laki tersebut, keluar dan menyapa Kapten Yoo. Hal itu
membuatnya kaget. Kapten Yoo tidak menyangka kalau Kapten Argus telah keluar
dari tentara dan menjalani profesi lain. Katanya, profesinya tersebut bisa
membuatnnya bebas memanjangkan rambut dengan tetap menembakkan senjata dan
tentunya menghasilkan uang. Menjadi lagendaris baginya tidaklah berbayar. Dia
lebih memilih profesi tersebut yang tidak harus melayani Negara. Terakhir, dia
meminta Kapten Yoo untuk mengurus urusannya sendiri dan tidak mengganggunya.
Mendengar perkataannya tersebut, Kapten Yoo pun mengacamnya untuk tidak lagi
berkeliaran dan muncul di sekitarnya, jika itu terjadi maka Kapten Argus harus
terima konsekuensinya.
Dalam
perjalanan pulang, sepertinya Dr. Kang memikirkan apa yang dikatakan Dr.
Daniel. Hal itu membuatnya tidak begitu konsen menyetir dan kaget saat di
depannya muncul mobil truk. Hal itu membuatnya banting stir dan membawanya ke
tepi jurang. Mobilnya tergantung dan nyaris terjung ke laut. Sekali dia angkat
kaki dari rem, mobilnya akan terjung ke laut. Dia pun bingung mau ngapain.
Kapten
Yoo yang sebelumnya dia telpon, sudah mengangkat telponnya. Dia tahu kalau Dr.
Kang sedang di jalan dan menanyakan posisinya dimana. Karena telpon tersebut
jatuh ke bawah, Dr. Kang pun harus bergerak untuk mengambilnya dan itu membuat
mobil semakin maju. Diapun berteriak sambil menangis meminta diselamatkan.
Kapten Yoo pun bertanya dia berada dimana,
ada apa, dan memintanya untuk menunggunya.
“Save
me! Help!”
“Where
are you? What do you see? Tell me what do you see!”
“The
car’s hanging off the cliff.”
“Do
you hear me?”
“Yes.”
“Hang
in there. I’m coming. I’ll find you.”
Karena
berpikir dia akan mati, Dr. Kang merekam suaranya sambil menangis. Rekaman
tersebut ditujukan kepada ibunya yang berisi permintaan maaf dan wasiat. Tak
lama kemudian, Kapten Yoo datang dan meminta Dr. Kang membuka jendela mobil.
Setelah itu, dia berkata bahwa batu tersebut tidak akan mampu menahannya dan
dia akan menerjungkan mobil ke laut. Mendengar hal tersebut, Dr. Kang kaget dan
tidak setuju. Meski Kapten Yoo memintanya untuk percaya kepadanya, Dr. Kang
tetap tidak mau melepaskan kakinya dari rem mobil.
“The
rocks won’t hold us. I’m going to drop the car” kata Kapten Yoo.
“What?
No way!”
“Look
at me!”
“I
can’t do that.”
“Look
at me, Dr. Kang!” pinta Kapten Yoo. “Look at into my eyes. You can
trust me. Hold tight my hands. Close your eyes. I will get you out of here.”
“No.”
“Let
go off the brakes!”
“No, I
won’t.”
Melihat
Dr. Kang tidak berani melepaskan kakinya dari rem mobil, Kapten Yoo pun
melakukan sesuatu yang membuatnya kaget dan melepaskan kakinya dari rem mobil.
Seketika mobil terjun ke laut.
Melihat
scene tersebut, saya kagum dengan jiwa heroic
Kapten Yoo. Betapa beruntungnya orang yang bisa mendapatkan pendamping seperti
Kapten Yoo yang berani mengambil resiko demi menyelamatkan nyawa seseorang.
Eitsss, back to the story!
Begitu
tiba di daratan, Kapten Yoo berusaha membuat Dr. Kang sadar. Tak lama kemudian,
Dr. Kang terbatuk dan sadar. Dia pun bertanya apakah dia baik-baik saja ataukah
dia terluka. Bukannya menjawab, Dr. Kang malah marah-marah dan memukul Kapten
Yoo yang sudah gila karena menerjunkan mobil begitu saja. Lalu, dia memeriksa
denyut nadinya yang menurutnya berdetak tak beraturan dan berkata, “My
heart is beating erratically”, keluh Dr. Kang sambil menangis.
Melihatnya seperti itu, Kapten Yoo memegang pundaknya dan mengatakan kalau dia
baik-baik saja.
“I’m
fine. You manage to hit me, so you’re fine, too” kata Kapten Yoo. “Let’s
go!”
“Wait!
I can’t get up. I’m not a soldier. Do you know how scare I was? I thought I was
going to die.”
“I just
can’t leave you alone. When I did, you ended up on a cliff. What will you do if
I put you on a train alone?” kata Kapten Yoo.
“No
more jokes. I’m too weak to laugh.”
Kapten
Yoo hanya bisa tersenyum mendengar Dr. Kang yang tidak mampu lagi menanggapi candaanya.
Beberapa
saat kemudian, mereka tiba di markas. Begitu Dr. Kang keluar dari mobil, Kapten
Yoo memakaikan bajunya pada Dr. Kang agar orang lain tidak melihat tubuhnya
dengan pakaian transparan akibat basah.
“Take
this!. Your shirt is see-through now.”
“Why
didn’t you give me this sooner?”
“Because
I saw everything already. And, I don’t want anyone else to. Get some rest!”
jelas Kapten Yoo.
Mendengar
perkataan Kapten Yoo, Dr. Kang merasa jengkel dan meneriakinya yang telah
beranjak pergi.
Di
tempat lain, sang manajer dari proyek tower Haesung lagi berbisnis dengan
Kapten Argus. Terlihat sang manajer memberikan sebungkus berlian kepada Kapten
Argus yang selajutnya dibayar dengan seikat uang tunai. Untuk transaksi
selanjutnya, Kapten Argus memberinya jangka waktu satu minggu. Saat sang maajer
meminta waktu 10 hari, Kapten Argus beserta anggotanya menembakkan senjata
pertanda permintaan tersebut tidak disetujui. Sang manajer pun kembali ke
proyek. Saat kembali, terlihat mandor pekerja lagi memarahi seorang pekerja
yang seenaknya istirahat di jam kerja.
Kembali
ke markas, terlihat Dr. Kang sudah menjemur pakaiannya dan duduk termenung. Dia
kembali teringat dengan suara tembakan yang ia dengar saat berada di workshop Dr. Daniel. Lalu, tiba-tiba ia
dikagetkan dengan kedatangan Kapten Yoo yang masuk membawa dua gelas kopi
instan. Keduanya pun menikmati kopi tersebut sambil cerita. Saat itu, Dr. Kang
bertanya tentang luka tembak Kapten Yoo yang pernah ia obati yang kemudian
membuat Kapten Yoo teringat bagaimana ia mendapatkan luka tersebut. Kapten Yoo
kemudian mengungkapkan kepada Dr. Kang kalau hari itu adalah untuk pertama
kalinya dia menyesal pernah menyelamatkan seorang teman dan mendapatkan luka
tersebut.
Keesokan
harinya, Kapten Yoo dan Dr. Kang pergi ke workshop
Dr. Daniel. Mobil yang telah mereka terjungkan ke laut, tengah dievakuasi dan
sudah tiba di tempat tersebut. Melihat kondisi mobil tersebut, Dr. Kang
menyesal dan berjanji akan memberikan kompensasi atas kerusakan mobil tersebut.
Lalu, bertanya kepada Kapten Yoo apakah mobil tersebut masih bisa diperbaiki
atau tidak. Mendengar pertanyaan tersebut, Kapten Yoo memintanya untuk
mempercayakan semuanya kepada Dr. Daniel karena tidak ada yang tidak bisa
diperbaiki olehnya. Namun, Dr. Kang masih tetap khawatir. Dia pun kembali
bertanya tentang hal tersebut kepada Dr. Daniel saat dia memberikan mereka
sekotak talkie-walkie yang diminta
sebelumnya oleh Kapten Yoo. Menanggapi pertanyaan Dr. Kang, Dr. Daniel berkata
kalau ia tidak yakin mobil tersebut akan baik seperti sebelumnya meski begitu
dia akan tetap memperbaikinya karena dia akan menyesal jika tidak melakukan
apa-apa atau tidak memperbaikinya. Kapten Yoo kemudian memita Dr. Kang untuk
semangat dan tidak memikirkan hal tersebut.
Setiba
di markas, Kapten Yoo mengajarkan tata cara penggunaan walkie-talkie kepada Dr. Kang. Di saat keduanya tengah asyik
memilih nama kode panggilan, Big Boss untuk Kapten Yoo and Beauty untuk Dr.
Kang, Letnan Yoon melihatnya. Lalu, dia mengetuk pintu dan meminta maaf karena
mengganggu keseruan mereka. Kapten Yoo pun bertanya kenapa dia datang karena ia
berpikir kalau ia ditugaskan di Corps Komandan Taebaek. Letnan Yoon pun
bercanda kalau ia datang untuk menikah dengannya sebelum melapor kalau ia
ditugaskan di Markas Mowuru.
“Could
I interrupt your pleasant time for a minute?” kata Letnan Yoon.
“Why
did you come here? Weren’t you deployed to the Corps Command?” tanya
Kapten Yoo.
“I’m
here to marry you.”
“Don’t
even joke about that.”
“Did I
make you nervous?” tanya Letnan Yoon pada Kapten Yoo. “I’m
officially reporting to you. I, Letnan Yoon Myeong Ju, have been ordered to
join medicube of Mowuru Company as of May 28, 2015. I’m here to report for
duty. Salute!” lapor Letnan Yoo.
“It
feels like you’ve abused your power in this transfer” kata Kapten Yoo
setelah menerima laporan Letnan Yoon.
“My
life isn’t easy being in conflict over favorable unjustness.”
Merasa
tidak nyaman menjadi pendengar diantara keduanya, Dr. Kang pun minta pamit dan
keluar. Namun, Letnan Yoon menghentikan langkahnya, mengajaknya salaman dan
memintanya melupakan masa lalu dan tidak terganggu dengan kehadirannya.
Sayangnya, Dr. Kang mengabaikannya yang membuat Kapten Yoo penasaran dengan apa
yang telah terjadi diantara keduanya.
“I’ll
leave you to catch up then” kata Dr. Kang sambil mengankat kotak
talkie-walkie.
“You
should at least say hello. Let’s make this work. Let bygones be bygones”
kata Letnan Yoo sambil mengajak salaman.
“I
don’t have any spare hands to shake not willing to forget about the past”,
balas Dr. Kang yang kemudian melangkah keluar ruangan.
“I’ve
been curious what’s between you and Dr. Kang” kata Kapten Yoo sambil
tersenyum penasaran.
“Did
you happen to meet Kang Mo Yeon here by coincidence? Or were you seeing her and
reunited here, feigning coincidence?” tanya Letnan Yoon pada Kapten
Yoo.
“Do
you think I’m like you? And why are you calling her like that? She’s older than
you and a senior of yours”, tanya balik dari Kapten Yoo.
“Whose
side are you taking?”
“Stop
changing the subject. What’s between the two of you?”
“Don’t
think that you are a match. I object her to her becoming my sister-in-law.”
“What
are you talking about? I thought you came here to marry me.”
“You
are right. Anyways.”
Saat
keduanya lagi berbicara seperti itu, ternyata Dr. Kang berusaha menguping
pembicaraan mereka dengan menggunakan stetoskop. Dr. Lee yang baru masuk dan
melihat apa yang dilakukan Dr. Kang tersebut, ikut menggunakan stetoskopnya dan
bertanya, “Is the door not well?” Dr. Kang kaget dengan pertanyaan
tersebut karena ia tidak menyadari kedatangan Dr. Lee sebelumnya. Dia pun
akhirnya menarik Dr. Lee dan pergi menjauh dari pintu tersebut. Di dalam,
Kapten Yoo dan Letnan Yoon lanjut membicarakan tentang kepulangan Kapten Yoo
untuk menghadiri acara upacara pensiunan ayahnya. Keduanya juga membicarakan
Sersan Seo.
Di
korea, Sersan Seo terlihat sedang melatih para prajurit sebelum dia dipanggil
menghadap ke Komandan Militer. Tidak hanya menyampaikan hal terkait dengan urusan
militer melainkan juga meminta pendapatnya terkait dengan perintah transfernya
tersebut karena Letnan Yoon berpikir kalau itu adalah perintah yang tidak
beralasan. Sersan Seo pun menanggapi dengan berkata kalau ia memiliki pendapat
yang sama dengan Letnan Yoon. Meski demikian, di saat komandan memintanya untuk
melaporkan tindakan tersebut, Sersan Seo menolak dan mengatakan kalau ia tidak
akan melawannya lagi hanya karena Letnan Yoon. Ia memutuskan menyerah atas
Letnan Yoon.
Begitu
keluar dari ruangan komandannya tersebut, ia teringat akan surat yang pernah
dituliskan Letnan Yoon kepadanya.
“I am
writing this letter hoping that you’ll never get to read this. If you’re
reading this letter, that means we have parted again. And, it also means my
father has ordered to leave once again. I am sorry. I’m kind of a woman who
stand in a man’s way. But, I still here and ask how are you doing. And you cannot
find an answer to my question. We are probably far away from each other again.
I am sorry for running to you again knowing this will happen. I am sorry for
running into your arms with all my heart. I am sorry that I regret not holding
your hands enough and not hugging you enough. I am sorry that I still love you.
I’ll be fine if you don’t ever get to read these words. I just wish we could be
together in Urk. So’ what will happened to us? Did we get met? Or did we part
again?”
Lalu,
tiba-tiba ia mendapatkan telpon dari Letnan Yoon. Namun, ia hanya memandangi
telpon tersebut dengan sedih hingga panggilan berakhir tanpa mengangkatnya.
Sama halnya dengan Sersan Seo, di Urk, Letnan Yoon juga terlihat sedih karena
telponnya tidak diangkat. Lalu kemudian, Dr. Lee datang dari belakangnya dan
bertanya beberapa hal.
“Excuse
me, are you the new army doctor?”
“Are
you an inter from Haesung hospital?” tanya balik Letnan/Dr. Yoon.
“I do
look very young, don’t I? I’m a first-year resident”, balas Dr. Lee. “Well,
I have a question because I have to go to the army very soon. Do army doctors
get a gun?”
“Army
doctors are soldiers, too.”
“I
see. What is a war break out? Do we not treat the enemy?”
“Army
doctors are doctors, too.”
“That’s
so cool.”
“Are
you flirting with me?”
“What?
That’s a misunderstanding. I was just saying an army doctor’s dilemma is very
cool. And also, you aren’t that pretty.”
“Are
you talking about me?”
Dr.Lee
hanya tersenyum lucu dan mengangguk saat mendengar pertanyaan terakhir Dr. Yoon
tersebut. Tiba-tiba Dr. Kang datang dan memuji Dr. Lee setelah mendengarkan
akhir perbincangan keduanya. Akhirnya, Dr. Yoon pun terlibat perdebatan
argumentasi dengan Dr. Kang. Dr. Lee hanya berdiri diantara keduanya sambil
mendengarkan. Namun, perdebatan itu tidak berlangsung lama karena Dr. Yoon
pergi. Begitupun dengan Dr. Kang dan Dr. Lee, keduanya juga meninggalkan tempat
tersebut dan pergi rapat.
(Btw,
nama Yoon Myeong Ju, saya ganti dengan Dr. Yoon karena menurut saya, Dokter
adalah profesi dia yang sesungguhnya. Hanya saja, dia berkecimpung di bidang
milliter jadi panggilannya menjadi 2, Dokter dan Letnan)
Tim
medis terlihat rapat di markas militer. Saat Dr. Kang memberikan kesempatan
bertanya, suster Min Ji mempertanyakan kenapa rapat tidak diadakan di medicube. Dr. Kang pun menjawab dengan
sebuah pertanyaan juga sambil menujuk ke atas (kipas angin), “Can
someone take off and put it in the medicube?” Mereka semua pun menjawab
serentak, “No one can.” Lalu, tiba-tiba walkie-talkie yang ada di samping Dr. Kang berbunyi. Dia pun
menjawabnya dengan menggunakan kode panggilan “Beauty”. Tanpa dia ketahui,
Kapten Yoo mendengarnya dan langsung membalasnya juga. Seketika, tim medis yang
lain pamit meninggalkan rapat dan membiarkan keduanya berbicara. Dr. Kang
terlihat malu dan langsung marah kepada Kapten Yoo begitu tim medis sudah tidak
ada di ruang rapat tersebut. Dia juga pergi meninggalkan Kapten Yoo setelah
memperlihatkan kejengkelannya itu. Ternyata, dia jengkel dan tidak mau bicara
dengan Kapten Yoo karena cemburu dengan hubungan antara Kapten Yoo dan Dr. Yoon.
Di
medicube, terlihat Dr. Song
membicarakan hubungan Dr. Kang dan Kapten Yoo. Namun, karena tidak mendapatkan
tanggapan baik dari kepala suster Ha Jae Ah, Dr. Song pun menghancurkan barang
yang telah disusun oleh kepala suster lalu keluar.
Di
workshop, terlihat Ye Hwa meminta Dr.
Daniel untuk berhenti untuk memperbaiki mobil yang telah dirusak Kapten Yoo dan
Dr. Kang karena menurutnya itu tidak akan bisa dikendarai lagi. Namun, yang
diminta tidak menghiraukan melainkan terus memperbaikinya. Ye Hwa pun berkata
kalau dia pantas menjadi pemilik workshop
tersebut. Dan juga mengungkapkan bahwa sebenarnya dia juga terlihat sexy dengan
pisau bedah ditangannya. Yang dipuji hanya menanggapi santai lalu naik ke mobil
untuk mengetesnya dan berhasil. Mobilnya bisa menyala. Dia pun meminta Ye Hwa
memberinya pintu karena ia akan memasangnya.
Saat
Kapten Yoo sedang packing, terdengar
olehnya tim medis lagi berakting menggunakan walkie-talkie. Dia hanya tersenyum mendengarnya sebelum ia
termenung setelah melihat batu yang ia bawa dari pantai perahu karam.
Keesokan
harinya, dia mengawasi para tentara menyisir sebuah lokasi. Lalu, terlihat para
tentara dan tim medis sedang makan bersama. Dr. Kang yang baru datang bertanya kenapa
ada kue, apa yang dirayakan. Suster Min Ji pun menjelaskan kalau itu adalah
pesta perpisahan. Ia pun mengerti dan langsung bertanya lagi, “Who
are sending off?” yang selanjutnya dijawab oleh Snoopy dengan
mengatakan, “We’re sending off our captain.” Seketika, dia tersadar dan
bertanya apakah yang dimaksud itu adalah Kapten Yoo. Snoopy pun membenarkan hal
tersebut. Dia pun terlihat sedih dan bingung.
Malam
harinya, dia ngomel-ngomel sendiri karena tidak diberitahu tentang hal tersebut
oleh Kapten Yoo. Karena kejengkelannya itu, secara tidak sadar dia melampiaskan
kemarahannya menggunakan channel
militer. Kapten Yoo yang mendengar hal itu, meminta diberitahu jika ada yang
melihat keberadaan Dr. Kang. Namun, sebelum ada yang memberitahu, Dr. Kang
kembali menggunakan walkie-talkie
tersebut dan memberitahukan dimana dia berada.
“I’m
here. What’s this?”
“Dr.Kang?
why are listening in to the military channel? Are you a spy? I’ll go see you.
Where is “here”?” balas Kapten Yoo.
Tak
lama kemudian, Kapten Yoo tiba di tempat dimana Dr. Kang berada dan menjelaskan
kalau dia akan pulang besok.
“I’m
going back home tomorrow. I heard that you already know.”
“Right.
I was the last one to know that among everyone in this camp.”
“I
tried to tell you yesterday afternoon but you run away from me. Do you remember
that?”
“You
should have run after me. If you can save Private Ryan, you could have caught
me.”
“I am
not so sure, but being so angry at me does seem to give me the upper hand. Am I
right?”
“You
are wrong.”
“Is
your mind still complicated?” tanya Kapten Yoo yang tidak ditanggapi
lagi oleh Dr. Kang. Dia pun mengerti dan menanyakan satu pertanyaan lagi.
“Let
me ask you a question. This maybe the last time we see each other. About that kiss,..”
“Don’t
bring that until I …” potong Dr.Kang sebelum Kapten Yoo melanjutkan apa
yang dia akan katakan.
“What
should I do about it? Should I apologize or confess my love?”
To be continued in the next episode (Episode 6)...!!!
Komentar
Posting Komentar