Episode
sebelumnya (Episode 7), diakhiri dengan pengakuan Kapten Yoo bahwa ia terus merindukan Dr.
Kang. Apapun yang ia lakukan, ia tetap akan selalu kepikiran akan Dr. Kang.
Pengakuannya itu membuat Dr. Kang terpaku dan tidak mengatakan apa-apa.
Selanjutnya,
dia pun berdiri, mengambil pakaiannya dan meminta Dr. Kang untuk pergi
istirahat. Dia minta maaf tidak bisa mengantarnya pulang karena ia sendiri
harus kembali ke markas untuk briefing.
“Beristirahatlah!
Aku akan mengantarmu, tapi aku harus kembali kerja untuk mengejar waktu. Aku
harus menuju markas dan mengadakan briefing penyelamatan”, pinta Kapten
Yoo pada Dr. Kang.
“Markasmu
bisa melakukan panggilan, kan?”, tanya Dr. Kang. “Karena aku ingin melakukan
panggilan untuk seseorang.”
Keduanya
kemudian terlihat sudah tiba di markas militer. Kapten Yoo melihat Dr. Kang
sedang memegangi sebuah alat komunikasi sebelum seorang prajurit lain
memberitahu Kapten Yoo kalau jaringan
komunikasi sedang terputus dan butuh 2-3 hari untuk proses perbaikannya. Meski
demikian, Dr. Kang tetap menggunakan alat komunikasi tersebut dan menyampaikan
sesuatu kepada seseorang. Dalam pikirannya, terlintas perkataan manajer Go saat
dia memeriksanya sebelum mengambil keputusan. Dia menyampaikan semua perkataan
manajer Go. Kapten Yoo pun hanya bisa memandangi Dr. Kang saat melakukan
tindakan pura-pura menelpon tersebut.
Di
sekitar medicube, Dr. Song sedang
duduk sendiri sebelum Suster Ha Jae Ah menghampirinya. Dia memuji kerja keras
Dr. Song dalam melakukan operasinya. Dr. Song yang lagi memikirkan cincin yang
ia dapatkan dari seorang pasien yang telah ia operasi, ia perlihatkan kepada
Suster Ha Jae Ah. Selanjutnya, keduanya, mengembalikannya ke pasien tersebut.
Sementara,
Ye Hwa sedang menyinari Dr. Daniel yang tengah memperbaiki mobil dalam gelapnya
malam. Dia juga memberitahunya bahwa ia telah mengambil donor darah dari
reporter dan sebagai balasannya Dr. Daniel harus melakukan wawancara dengannya.
Namun, Dr. Daniel bukannya menanggapi kekhawatiran Ye Hwa tersebut, dia malah
memintanya mengarahkan cahaya senternya dengan benar agar ia bisa selesai cepat
dan makan. Karena dia sudah lapar. Ye Hwa pun meninggalkannya dan pergi
menyiapkan makanan untuknya.
Saat
Ye Hwa memasuki ruang dapur, tim medis keluar dari pintu yang berbeda dan
melintas di dekat Dr. Daniel. Tiba, di medicube,
Suster Min Ji bertanya tentangnya kepada tim medis yang bersamanya. Yang
ditanya pun menanggapi dengan mengatakan kalau dia itu adalah dokter pembantu PBB.
Dr. Lee pun menebak kalau itu adalah Dr. Daniel. Temannya pun membenarkan
dugaan Dr. Lee tersebut dan bertanya bagaimana dia bisa mengenalnya. Dr. Lee
pun mengaku sebagai fansnya dan menjelaskan kepada tim medis yang ada disitu tentang
siapa sebenarnya Dr. Daniel itu. Dr. Song dan Suster Ha Jae Ah yang baru bergabung
dengan mereka juga mendengarkan penjelasan Dr. Lee tersebut. Suster Min Ji pun
bertanya, kenapa dia harus menjadi relawan seperti itu setelah memiliki latar
belakang keluarga yang luar biasa dan kaya. Dr. Song pun berkata ngasal kalau
itu karena dia adalah seorang bocah kaya yang tidak punya kerjaan dan tak
mengkhawatirkan apapun. Selanjutnya, Dr. Song bertanya balik mengenai keberadaan
Dr. Kang.
Ternyata,
Dr. Kang masih di markas militer. Dia terlihat berjalan sambil menangis. Di
belakangnya, terlihat Kapten Yoo sedang mengikuti langkahnya. Dia pun meminta
Kapten Yoo untuk tidak melihatnya begitu ia sadari kalau ia sedang diikuti
olehnya. Namun Kapten Yoo malah melangkah ke depannya dan menghiburnya.
“Apa
tak ada tempat gelap atau semacamnya di sini?” tanya Dr. Kang.
“Prialah
yang seharusnya mengatakan hal itu”, balas Kapten Yoo lalu bertanya
balik, “Kalau begitu, apa kau mau aku menjadi “tempat gelap” mu itu?”
Dr.
Kang pun terlihat sedikit terhibur dengan perkataan Kapten Yoo tersebut.
“Kau
sudah memberikan keputusan yang baik hari ini”, kata Kapten Yoo.
Namun,
bukannya ditanggapi, Dr. Kang malah menjatuhkan air mata. Melihatnya menangis,
Kapten Yoo pun memintanya menghapus air mata dan menjawab pertanyaannya.
“Hapus
air matamu itu, dan jawab pertanyaanku! Lihat aku!”
Dr.
Kang pun menghapus air matanya dan melihat ke arah Kapten Yoo. Kapten Yoo lalu
menunjuk ke langit. Seketika Dr. Kang melihat ke langit yang penuh dengan
cahaya bintang-bintang. Selanjutnya, mengatakan kalau mereka sungguh kejam karena
tetap bersinar di tengah kekacauan melanda bumi.
“Wah,
bintang-bintang sungguh kejam. Mereka begitu bersinar ditengah kekacauan bumi”,
kata Dr. Kang.
“Padahal
ku pikir kau akan terhibur”, kata Kapten Yoo.
“Kau
telah berhasil menghiburku, Kapten”, balas Dr. Kang sambil melihat
langit sebelum akhirnya dia berkata, “Terima kasih karena sudah kembali. Kau sudah
berhasil menghiburku. Jika kau tak ada di sini, aku mungkin akan lari saja.”
“Jika
kau ingin lari, larilah bersamaku. Lari akan menjadi menyenangkan jika kita
melakukannya bersama”, balas Kapten Yoo.
Dr.
Kang pun mengangguk mengiyakan perkataan Kapten Yoo sambil berusaha tersenyum.
Di
sebuah tempat, terlihat manajer proyek sedang bersama dengan Kapten Argus
beserta anggotanya. Dia menjelaskan kalau berlian tersebut ada di tempat yang
aman, namun karena peristiwa gempa, dia tidak bisa mengambilya. Dia meminta
waktu, namun Kapten Argus malah menyiksanya. Dia tidak butuh alasan, dia butuh
barangnya (berlian). Dia pun memberikannya waktu hingga esok sore.
Esoknya,
di dalam reruntuhan, terlihat masih ada seorang pekerja yang terjebak. Pekerja
itu adalah orang pernah diomeli oleh manajer Go karena tidak memakai helm.
Dalam kesakitan, dia pun mengingat saat manajer Go memarahinya beberapa saat
sebelum gempa itu. Di luar sendiri, tim penyelamat kembali mau memulai proses
penyelamatan karena masih ada 3 orang korban yang hilang. Sersan Seo meminta
tim medis kembali bersiap-siap. Saat itu terjadi, manajer proyek lagi-lagi
mengganggu proses penyelamatan hingga beranggapan kalau orang yang hilang itu
sudah mati. Akhirnya dia pun kembali diseret pergi menjauh dari lokasi.
Selanjutnya,
Sersan Seo menginstruksikan untuk melakukan pencarian terhadap orang yang
hilang tersebut dan beranggapan kalau mereka itu masih hidup. Tim penyelamat
pun siap menjalankan perintah tersebut. Mereka semua pun memasuki reruntuhan.
Setelah berjalan mencari, Dr. Lee menemukan salah satu korban dari kaca yang ia
injak. korban pun meneriakinya meminta diselamatkan. Namun, tiba-tiba kaca yang
diinjak Dr. Lee tersebut retak. Ia pun mencoba menarik pasien tersebut. Akan
tetapi, karena shock melihat
bangunannya terus runtuh, Dr. Lee pun berlari keluar dengan ketakutan dan
meninggalkan pasien tersebut. Oleh karena itu, dia memberitahu keberadaan pasien
yang ia temukan itu kepada prajurit yang mendapatinya saat keluar dengan
ketakutan.
Saat
itu juga, terlihat Sersan Seo memberikan peluit kepada Kim Ki Boem dan
memintanya untuk meniupnya jika bangunannya bergoyang hingga 10 derajat. Selanjutnya,
dia meminta Dr. Yoon untuk terus bersiaga di ruang radio. Yang ditanya malah
menkhawatirkan keadaan Sersan Seo. Meski Sersan mengatakan kalau dia baik-baik
saja, Dr. Yoon tetap meminta tangannya untuk memeriksanya. Saat itu juga,
Sersan Seo terlihat menahan sakit. Dia pun tahu kalau Sersan Seo tidak
baik-baik saja dan memakaikan perban di tangannya itu.
Di
dalam reruntuhan, pasien yang sebelumnya ditinggalkan Dr. Lee mencari tahu dia
ada dimana sebelum akhirnya di melihat tulisan yang menandakan kalau posisinya
sekarang ada di lantai 3 basement.
Dia pun terus teriak meminta bantuan. Lalu kemudian, dia mendengar suara tim
penyelamat dan membalasnya.
Sebelum
memasuki reruntuhan, Kapten Yoo bertanya kepada Dr. Yoon mengenai lokasi
pasien. Dr. Yoon memberitahunya kalau pasien/korban berada di lantai 3 basement, sisi Barat. Melihat Kapten Yoo
bersiap-siap, Dr. Kang minta ikut masuk. Namun, Kapten Yoo memintanya untuk
menunggu di luar dan cukup memberikannya dengan kotak P3K karena dia tidak
ingin Dr. Kang menjadi korban baru nantinya. Saat itu, Wolf yang ada di dalam
reruntuhan melaporkan kalau penyelamatan akan segera dilakukan. Sebelum
memberikan obat-obatan pada Kapten Yoo, Dr. Kang pun memberikan keterangan,
khawatir dia tidak tahu. Kapten Yoo pun protes kalau dia mengerti karena dia
adalah prajurit yang pintar dan mengerti bahasa Inggris. Namun, Dr. Kang tidak
memperdulikannya, dan memintanya untuk melaporkan kepadanya terkait dengan
status pasien nantinya, lalu memberikan kotak P3K padanya.
Selanjutnya,
terlihat Kapten Yoo sudah bersama dengan pasien tersebut dan Sersan Seo. Pasien
tersebut pun meminta makanan karena Sersan Seo hanya memberinya air minum. Namun,
sebelum mendengarkan jawaban Kapten Yoo, dia melihat tangan kapten Yoo kosong,
pertanda kalau dia tidak membawa apa-apa. Sersan Seo pun berkomentar.
“Tubuh
dan mulutnya baik-baik saja. Tapi, masalahnya ada di sana. Kita harus
memperluas ruang agar bisa menggunakan pompa hidrolik. Tapi, mungkin akan
membutuhkan waktu karena ruangan ini sempit.”
“Tapi,
kenapa kau bisa ada di sini”, tanya Kapten Yoo pada pasien tanpa
mengomentari perkataan Sersan Seo dulu. “Bukannya kau pekerja dari bangunan timur?”
“Ini
bangunan barat? Aku hanya melihat lubang dan terus merangkak ke sini. Aku
harusnya merangkak ke atas dan bukannya ke samping, ya? Tapi, terserahlah.
Tolong keluarkan aku cepat! Aku lapar dan kesakitan”, jelas pasien
tersebut.
“Bagian
apa yang sakit?”, tanya Kapten Yoo.
Selanjutnya,
Kapten Yoo pun melaporkan status pasien pada Dr. Kang melalui walkie-talkie. Dr. Kang pun memberikan
instruksi kepada Kapten Yoo. Saat, Kapten Yoo memasukkan sebuah cairan ke infus
pasien, Sersan Seo mengatakan kalau mereka memerlukan satu lagi pompa hidrolik.
Kapten Yoo pun memintanya keluar untuk mengambilnya. Dia ingin tinggal di dalam
karena lorongnya sempit. Sersan Seo pun tidak punya pilihan lain selain
mengikuti instruksi bosnya itu dan keluar. Sementara, Kapten Yoo sedikit
tersenyum melihat Sersan Seo berjalan keluar. Huhhh, dasar Big Boss rese’!
Begitu
Sersan Seo keluar, pasien pun bertanya pada Kapten Yoo.
“Sudah
berapa lama aku terjebak di sini?”
“Sudah
3 hari. Sudah lebih dari 90 jam”, jawab Kapten Yoo.
“Berapa
banyak korban yang meninggal?”
“Banyak
korban yang meninggal dan juga banyak korban yang selamat. Kau juga akan
selamat”, jelas Kapten Yoo.
“Kita
masih belum bisa memastikannya. Tapi, kenapa aku gatal sekali?”, tanya
pasien itu lagi.
Kapten
Yoo pun langsung memeriksa badannya dan melaporkan kepada Dr. Kang. Dia pikir
salah menggunakan obat namun ternyata menurut penjelasan Dr. Kang itu biasa
terjadi. Hanya butuh diberikan cairan dan dia akan menjadi baik-baik saja.
Namun, karena cairan yang ia bawa tidak cukup, dia pun memerintahkan Sersan Seo
untuk membawakannya juga cairan yang Dr. Kang maksud. Saat Sersan Seo keluar,
Dr. Yoon menanyakan kondisi di dalam reruntuhan. Sersan Seo pun menjelaskan
kalau kondisinya tidak baik dan bisa runtuh kapan saja. Dr. Kang pun memberikan
obat kepada Sersan Seo sebelum mereka mendengar suara reruntuhan.
Setelah
diperiksa oleh Dr. Yoon, itu bukanlah gempa susulan. Sersan Seo pun
memerintahkan timnya untuk memeriksa pembangkit listriknya. Di dalam
reruntuhan, Kapten Yoo juga bertanya tentang apa yang sedang terjadi ke ruang
kontrol, namun tidak mendapatkan balasan. Pasien yang bersamanya khawatir kalau
kalau dia tidak akan selamat. Melihat, bangunannya runtuh, Kapten Yoo pun
langsung melindungi tubuh pasien tersebut.
Dari
ruang kontrol, Dr. Yoon pun tidak terhubung lagi dengan Kapten Yoo. Dr. Kang
yang ada di dekatnya jadi ikut khawatir dengan kondisi Kapten Yoo karena
jaringan terputus. Begitupun dengan Sersan Seo, panggilannya pada Big
Boss/Kapten Yoo tidak mendapatkan jawaban. Lalu, seorang prajurit melaporkan
kalau itu adalah ulah sang manajer Jin yang menggali menggunakan excavator.
Sersan Seo pun marah mendengar hal itu dan memeritahkan untuk menyeretnya.
Setelah Snoopy dan Piccolo berhasil menangkapnya, Sersan Seo memerintahkan
untuk menahannya agar dia tidak bisa lari. Lalu, bersiap lagi untuk masuk ke
dalam reruntuhan. Begitu ia hendak masuk, langkahnya dihentikan oleh Dr. Yoon.
Namun, dia tetap melangkah masuk.
Di
dalam reruntuhan, pasien sudah sadar dan menanyakan kondisi Kapten Yoo. Karena
lama tidak ada jawaban, dia sempat berpikir kalau Kapten Yoo sudah meninggal
sebelum akhirnya Kapten Yoo bersuara.
“Ahjussi.
Ahjussi. Ahjussi, kau baik-baik saja? Ahjussi, kau tidak mati, kan? Bangunlah,
Ahjussi. Hei? Mungkin dia sudah meninggal. Apa ada orang di luar sana? Ada yang
meninggal di sini”, teriak pasien tersebut.
“Aku
bukan ahjussi”, kata Kapten Yoo.
“Kau
baik-baik saja? Kupikir, kau tadi sudah meninggal”, kata pasien itu
lagi.
“Sudah
kubilang aku bukan ahjussi.”
“Apa
itu penting sekarang?”
“Ya.
Itu selalu penting”, kata Kapten Yoo lalu menggantung kembali selang
infusnya. “Apa kau terluka?”
“Sepertinya,
bukan aku yang harus kau khawatirkan
sekarang. Ahjussi, pergelangan tanganmu berdarah”, kata pasien itu
khawatir.
“Sepertinya
sih begitu. Kakimu sudah terbebas sekarang.” Kata Kapten Yoo.
“Tapi,
apa gunanya itu? Pintu masuknya telah tertutup.”
“Kita
telah terperangkap di sini”, kata Kapten Yoo lalu mencoba menghubungi
ruang kontrol dengan berkata, “Big Boss memanggil. Siapapun, jawab aku! Big
Boss memanggil. Tim Alpha.”
Mendengar
panggilan Kapten Yoo tidak mendapatkan balasan, pasien tersebut pun pasrah
dengan keadaan.
“Sepertinya
aku tidak beruntung sekarang. Aku anggap saja, aku sudah mati sekarang.”
“Jangan
khawatir! Kau tak akan mati”, kata Kapten Yoo.
“Tidak
apanya? Radiomu bahkan tak berfungsi”, balas pasien itu lagi.
“Aku
janji akan keluar dari sini hidup-hidup. Hei bocah, bukannya pacarmu sedang
menunggumu?”
“Aku
tak punya pacar. Apa kau punya?”
“Panggilan
radio yang tadi itu, kau mendengar suara wanita kan? Aku sangat menyukainya,
tapi aku ditolak mungkin sebanyak 3 kali. Apa aku mati saja?” kata
Kapten Yoo.
“Astaga!
Tapi, kau masih hidup? Jika itu aku, aku pasti mati karena malu”, balas
pasien tersebut.
“Tapi,
aku tidak mau menyerah”, kata Kapten Yoo lagi sambil membalut
tangannya.
Di
luar, Dr. Yoon masih berusaha menghubungi Big Boss/Kapten Yoo dan seakan gila
karena tak kunjung mendapatkan balasan dari Big Boss. Sementara, Dr. Kang sibuk
mengikat tali sepatunya. Melihat Dr. Kang, Dr. Yoon menyemangatinya dengan
berkata, “Dia akan baik-baik saja. Kita pasti bisa menyelamatkannya”
sebelum dia bertanya lagi, “Tapi, kau sedang apa?” Dr. Kang pun
menjawabnya, “Aku bersiap untuk lari karena aku tak bisa jatuh” sambil
mengingat saat Kapten Yoo mengikat tali sepatunya.
Kembali
ke dalam, seakan merasakan kekhawatiran Dr. Kang, Kapten Yoo pun berkata, “Tapi,
wanita itu pasti sedang khawatir dan berpikir aku sudah mati. Dan berpikir,
“Jika aku tahu begini, aku terima saja dia kemarin.”” Pasien yang
mendengar perkataannya pun bertanya apakah Kapten Yoo bahagia sekarang yang
kemudian dijawab “Tidak” oleh Kapten Yoo. “Karena aku yang lebih khawatir”,
lanjutnya. Lalu, dia pun menuliskan diagnosis di tangan pasien tersebut.
Saat
Kapten Yoo memintanya untuk semangat dan percaya pada timnya yang akan
menyelamatkan mereka, tiba-tiba terdengar suara pukulan batu. Keduanya pun
melihat ke arah batu yang menutup jalan masuk yang telah dibuat sebelumnya.
Sersan Seo lalu muncul dan berkata, “Di tugas mendatang, jika kau masih hidup,
kau harus berteriak” dan melemparkan obat kepada Kapten Yoo. Pasien
tersebut pun tertawa karena bisa selamat. Selanjutnya, Sersan Seo pun
melaporkan kalau Kapten sudah keluar dan meminta tim medis bersiap.
Melihat
pasien tersebut sudah keluar, Dr. Kang langsung bertanya padanya apakah dia
baik-baik saja. Sementara, Dr. Lee yang juga melihat hal itu, merasa bersalah
dan menghindar. Dr. Kang kembali memberikan pertanyaan, “Siapa namamu?” Bukannya
menjawab, pasien tersebut malah berguman, “Aku masih hidup.” Tiba-tiba, Dr.
Kang melihat tulisan di lengan pasien tersebut, yang menjelaskan tentang
identitas dan status pasien. Dia pun langsung teringat dengan pasien Kim Ki
Boem waktu pertama kali datang ke UGD dengan tulisan yang seperti itu di lengannya.
Sama halnya dengan responnya saat itu, Dr. Kang juga bertanya, “Siapa
yang menulis ini?” yang selanjutnya dijawab oleh pasien tersebut dengan
berkata, “Pak tentara yang telah menyelamatkanku. Syukurlah aku bisa keluar dan
masih hidup. Dan, aku bisa melihat dokter yang cantik sepertimu.”
Tiba-tiba
terdengar suara Kapten Yoo dari belakang berkata, “Jadi, ini balasan setelah
menyelamatkan bocah itu? Sudah kubilang aku bukan Ahjusshi.” Melihat
dia keluar, Dr. Kang memerintahkan agar pasien tersebut dibawa ke medicube. Kapten Yoo pun berjalan ke
hadapan Dr.Kang, berdiri saling melihat satu sama lain sebelum Kapten Yoo
selanjutnya berkata, “Masih ada satu pasien lagi.” Dr.
Yoon yang baru tiba langsung bertanya, “Masih ada yang terluka?” yang
selanjutnya dijawab oleh Kapten Yoo dengan mengatakan, “Aku. Aku. Aku juga korbannya.”
Dr. Kang hanya berdiri melihat Kapten Yoo yang langsung berbaring di tandu.
Lalu berkata, “Aku akan mengobati pasien itu.” Mendengar perkatan Dr. Kang
tersebut, Kapten Yoo langsung memegang tangannya dan berkata kepada Dr. Yoon, “Apa
kau sudah lupa?”
“Apa
maksudmu?”, tanya Dr. Yoon.
“Apa
yang ada di benakmu saat kau tahu Sersan Seo keluar tadi? Aku adalah orang yang
memerintahkannya keluar”, kata Kapten Yoo.
“Karena
itulah aku menjadi lebih ramah padamu, kau tak merasakannya? Over. Aku yang
akan mengobati pasien tadi dan Dr. Kang obati “pasien” ini”, kata Dr.
Yoon sambil melihat ke arah Dr. Kang karena memahami apa yang dimaksud Kapten
Yoo. Lalu, berlalu pergi.
Kapten
Yoo pun menjelaskan pada Dr. Kang kalau dia sungguh terluka dan sedang
kesakitan.
“Aku
sungguh terluka, kok. Aku sedang kesakitan.”
“Memangnya
siapa yang bilang tidak? Aku akan mengobatimu. Apa kau mau terus menggenggam
tanganku?”, kata Dr. Kang.
“Kenapa
dia tenang sekali?” kata Kapten Yoo pada dirinya sendiri setelah
melepaskan genggamannya.
Tiba-tiba,
Sersan Seo keluar juga dari dalam reruntuhan. Seorang prajurit langsung
menyambutnya dan bertanya apakah dia baik-baik saja atau tidak. Di saat yang
bersamaan, manajer Jin memaksa untuk dilepaskan oleh Piccolo dan Snoopy dan
terus marah-marah. Hal itu dilihat oleh Sersan Seo yang membuatnya langsung
melayangkan tinju padanya karena sudah sangat emosi melihat ulahnya. Dr. Kang
pun langsung kaget sementara Kapten Yoo malah tertawa dan memuji aksi Sersan
Seo tersebut.
Sesaat
kemudian, Kapten terlihat tengah diobati oleh Dr. Kang. Karena Dr. Kang tidak
mengatakan apa-apa, dia terus mengeluh sendiri. Dr. Kang baru bicara setelah
selesai mengobatinya.
“Rasanya
perish sekali. Apa kau sengaja? Apa kau hanya jago membedah saja? Aduh, sakit.
Bahkan setelah aku selamat, aku tak mendapat jawaban juga”, kata Kapten
Yoo.
“Apa
kau masih bisa melawak? Kau hampir saja mati”, tanya Dr. Kang setelah
ia selesai mengobatinya.
“Aku
kan tadi bilang, suntikanmu sakit.”
“Aku
sangat khawatir jika kau bisa meninggal.”
“Aku
percaya padamu dan masuk ke sana. Kau tak akan membiarkanku mati, kan?”
“Kau
selalu mempertaruhkan nyawamu seperti ini, bukan?”
“Aku
adalah pria yang suka bekerja keras. Dan, bagian dari pekerjaanku adalah,
“untuk tidak mati”.”
Lalu,
Kim Ki Boem datang melapor kalau Komandan datang dan mencarinya. Kapten Yoo pun
langsung bangun dan hendak pergi tapi Dr. Kang melarangnya dan meminta Kim Ki
Boem memberitahukan kepada Letnan Kolonel kalau ia sedang terluka dan tidak
boleh pergi sebelum sembuh.
Tak
lama kemudian, Letnan Kolonel terlihat mendatanginya. Kapten Yoo pun langsung
memberikan hormat. Saat Letnan Park menanyakan keadaannya, Kapten Yoo
mengatakan kalau dia tidak terluka, tapi langsung disanggah oleh Dr. Kang yang
mengatakan kalau dia sedang terluka. Mendengar komentar Dr. Kang, Letnan Park
lalu memberitahukan bahwa pesawat akan datang menjemput tim medis esok lusa dan
meminta mereka untuk bersiap ke bandara jam 1 siang. Dia pun meminta daftar
nama tim medis yang akan pulang pada Dr. Kang. Kapten Yoo terlihat sedih
mendengar berita tersebut.
Sebelum
Letnan Park beranjak dari tempat tersebut, tiba-tiba manajer Jin datang dan
memberitahu Letnan Park kalau dia telah dipukul oleh anggota timnya. Dia tidak
rela membayar pajak untuk menggaji tentara yang hanya melukainya itu.
Selanjutnya, dia tidak akan memaafkannya prajurit dan mengancam akan menuntutnya. Mendengar hal
itu, Letnan Kolonel Park juga mengancamnya balik kerena telah mamasuki area
penyelamatan dan melakukan percobaan pembunuhan. Selanjutnya, Letnan Park
memberikan sanksi kepada Kapten Yoo, Sersan Seo dan Sersan Choi karena telah
mebiarkan warga sipil memasuki area penyelamatan.
Melihatnya
sedang berlari, Dr. Yoon berkata kalau hukumannya itu tidak sepadan dengan
pukulan ringan yang ia berikan kepada manajer Jin. Dan, berharap mereka
memukulnya lagi agar dia tidak bisa bicara lagi. Tak lama kemudian, Kapten Yoo
melihat Dr. Kang sedang berdiri melihatnya. Dia pun ngeles mau konsultasi pada
Dr. Kang dan keluar dari barisan. Dr. Kang pun langsung bertanya padanya saat
dia sudah dihapannya.
“Kau
melepas infusmu? Aku tak berbohong bahwa kau itu membutuhkan istirahat yang
lebih.”
“Kalau
begitu, kau tak seharusnya di sini. Kaulah yang bisa menjadi alasanku untuk
bisa beristirahat nanti.”
“Apa
salahmu hingga kau harus dihukum berlari begini?”
“Aku
tak melakukan sesuatu yang salah.”
“Tapi,
ini adalah perintah, kan? Pekerjaanmu sungguh terasa tidak adil dan tak
fleksibel.”
“Inilah
yang namanya aturan.”
“Lupakan
aturan itu, aku hanya berharap kau tetap hidup. Makanlah ini 30 menit setelah
makan”, kata Dr. Kang sambil memberikan obat pada Kapten Yoo.
“Terima
kasih karena telah menyelamatkanku.”
“Aku
akan memberikanmu daftar tim medis yang akan diberangkatkan”, kata Dr.
Kang kemudian berlalu pergi.
“Apa
daftar itu sudah diputuskan?” tanya Kaptenn Yoo.
“Kami
baru saja mau merapatkannya”, kata Dr. Kang lalu berbalik. Akan tetapi,
Kapten Yoo langsung menarik tangannya dan bertanya, “Apa kau masuk dalam daftar juga?
Apa kau juga akan pulang?” Dr. Kang pun menjawab, “Ini adalah kesempatanku untuk
meninggalkanmu.”
Mendengar
perkataan Dr. Kang tersebut, Kapten Yoo pun melepaskan genggamannya dan
membiarkan Dr. Kang berlalu pergi.
Tim
medis pun terlihat sedang mengadakan rapat. Dr. Kang memberitahukan kalau
mereka akan dijemput dua hari lagi. Masa relawan mereka sudah berakhir dan
mereka sudah bisa kembali atau memilih tinggal di Urk. Jika sebelumnya mereka
bertahan karena tidak punya pilihan, sekarang mereka sudah punya pilihan. Dr.
Kang pun meminta mereka yang ingin pulang untuk angkat tangan. Sesaat tidak ada
suata hingga Suster Ha Jae Ah berkata bahwa ia akan memberikan kursinya untuk seorang pasien yang
butuh MRI dan memilih tinggal. Begitupun dengan Suster Min Ji. Melihat keduanya
memilih untuk tinggal, Dr. Song pun bingung. Tiba-tiba, ada tim medis yang
meminta maaf kepada Dr. Kang karena ia ingin pulang. Dr. Kang pun memintanya untuk
tidak meminta maaf atau merasa tidak enak. Karena kehadirannya di tempat itu
sudah sangat membantu. Dia pun kembali meminta tim medis yang ingin pulang
untuk angkat tangan. Beberap tim medis pun angkat tangan, kecuali Dr. Song. Dia
memilih tinggal dan memberikan kursinya pada jiwanya. Lalu berlalu pergi. Saat
itu juga, Dr. Kang pun menyadari kalau Dr. Lee tidak ikut rapat.
Dr.
Lee terlihat di medicube memandangi
pasien yang sudah ia tinggalkan dari jauh. Saat pasien tersebut melihatnya, dia
pun segera berlalu dan ingin keluar. Namun, langkahnya dihentikan oleh pasien
tersebut. Dia memberitahunya kalau dirinya itu bukanlah seorang dokter karena
telah meninggalkan pasiennya. Dia pun memikirkan perkataan pasien tersebut
hingga terkejut saat Dr. Kang memukul pundaknya. Selanjutnya, dia minta maaf
pada Dr. Kang. Berbeda dengan pasien tersebut, Dr. Kang malah memujinya karena
dialah yang telah menemukan pasien tersebut sebelum memberitahukannya tentang
keberangkatan tim medis kembali ke korea. Dr. Kang telah memasukkannya dalam
daftar tim medis yang akan pulang karena berpikir Dr. Jang (pacarnya)
membutuhkannya saat mau melahirkan. Dr. Lee pun mengiyakan keputusan Dr. Kang
dengan wajah yang terlihat terpukul hingga dia tidak menyadari kalau tangannya
terluka dan belum dia obati.
Pasien
yang tadi berlalu setelah mengatakan hal yang menyakitkan pada Dr. Lee, pergi
mencari manajer Go pada pasien lain yang selamat. Salah satu diantara mereka
pun bingung harus mengatakan apa, hingga akhirnya dia menunjuk kertas yang
tertempel di kaca. Itu adalah daftar korban yang meninggal. Pasien tersebut
menangis dan marah tidak terima kenyataan kalau manajer Go telah meninggal.
Esoknya,
Kapten Yoo, sebagai Komandan dari Markas Mowuru, memberikan laporan terkait
dengan penyelamatan pada hari itu. Satu korban selamat dan dua lainnya telah
diberikan status meninggal. Korban hilang juga telah ditemukan semuanya. Maka,
pada hari itu juga, gerakan penyelamatan Mowuru telah resmi berakhir. Baik
tentara Tae Baek maupun Tim Medis RS. Haesung, mereka telah bekerja keras.
Kapten Yoo pun mengucapkan terima kasih atas hal tersebut.
Tiba-tiba,
manajer Jin pun kembali mengoceh-ngoceh tanpa seorang pun menanggapinya hingga
terdengar bunyi sirine. Dia pun langsung berhenti sendiri mengoceh. Kapten Yoo
mengatakan kalau itu pertanda bahwa 4 hari yang lalu, pada jam yang sama telah
terjadi gempa. Sirine tersebut akan terus dibunyikan untuk memperingati bencana
tersebut. Kemudian, meminta semuanya untuk berhenti beraktivitas dan
mengheningkan cipta dan mendoakan korban saat sirine tersebut berbunyi. Mereka pun, memberikan penghormatan dan
mengheningkan cipta bersama.
Setelah
itu, tim medis terlihat sedang makan bersama dan mengungkapkan perasaan mereka
setelah melalui hari-hari yang panjang tersebut. Suster Ha Jae Ah berpikir
kalau itu akan meninggalkan trauma bagi para korban. Tak lama kemudian, mereka
langsung fokus pada HP masing-masing karena jaringan telekomunikasi telah
kembali normal. Kim Ki Boem yang masuk untuk memberitahu mereka terkait dengan
hal tersebut, kecewa saat melihat semuanya sudah memegang dan sibuk dengan HP
masing-masing. Dia pun langsung hormat kemudian keluar. Tiba-tiba Dr. Kang
menerima telpon dan keluar untuk mengangkatnya. Yang menghubunginya, adalah
sahabatnya, Dr. Pyo. Dia pun meminta sahabatnya itu untuk menangani lebih
lanjut pasien yang ia kirim menggantikan kursi mereka. Dr. Pyo pun protes.
“Kenapa
kau malah mengkhawatirkan mereka? Pesawat itu dikirim untuk menjemput kalian.
Stasiun penyiaran sedang panik karena kau belum pulang, dan juga bangsal VIP
sedang kacau. Kau mau apa sekarang? Kita membutuhkan idola kami.”
Dr.
Kang pun tersenyum mendengar sahabatnya itu mengoceh panjang lebar dan berkata,
“Ya,
kau benar. Aku memang dokter idola.”
“Tak
usah sok pahlawan dan pulanglah saat pesawat itu datang!” kata Dr. Pyo.
“Karena
kau adalah orang yang paling penting bagiku.”
“Jangan
khawatir! Tugas berbahayaku ini hampir selesai”, balas Dr. Kang sambil
tersenyum.
Selanjutnya,
Dr. Pyo mempertanyakan tentang Dr. Lee karena Dr. Jang terus merengek padanya
dikarenakan suaminya tidak pernah menelponnya. Saat itu juga, di Urk, telpon
Dr. Lee berdering. Namun, dia tidak mengangkatnya. Dr. Lee masih terlihat sedih
dan terus menangis.
Di
tempat lain, Dr. Daniel tengah sibuk memperbaiki alat elektronik sebelum Suster
Ha Jae Ah dan Suster Min Ji membawakannya sound
system padanya untuk dia perbaiki juga. Keduanya terpesona dengan
ketampanan Dr. Daniel. Terlebih, saat Dr. Daniel mengatakan, “Aku
jago dalam mmengobati manusia dan juga mesin. Aku bisa memperbaiki semuanya.
Satu-satunya yang tak bisa kuperbaiki mungkin hati seorang wanita.”
Mereka langsung tertawa yang membuat Dr. Song datang menghampirinya dan meminta
mereka untuk bubar.
Sementara,
Sersan Seo sibuk menstempel laporan yang dibantu oleh Kapten Yoo. Sersan Seo
bertanya kepada Kapten Yoo apakah dia sudah menelpon ayahnya atau belum. Namun,
ternyata Kapten Yoo sendiri malah mengungkapkan kalau ia lebih suka kalau
ayahnya tidak menelponnya. Saat Kapten Yoo hendak bertanya balik, dia pun
tersadar kalau Sersan Seo tidak perlu menelpon siapapun karena orang itu berada
di tempat dimana mereka berada dan berpikir kalau tagihan telpon Sersan Seo
tidak membengkak. Sersan Seo pun menanggapinya.
“Aku
juga tak menyangka kami bekerja dalam area yang sama. Mungkin karena bencana
gempa bumi inilah yang mempertemukan kami.”
“Ya,
karena itulah, sebaiknya kalian membuat keturunan di sini.”
Belum
juga Sersan Seo menanggapi perkataan Kapten Yoo, tiba-tiba Dr. Yoon masuk dan
mengatakan kalau Komandan ingin bicara kepadanya.
“Sunbae,
Komandan ingin berbicara dengan “menantu kesayangannya”.”
Melihat,
Sersan Seo ada bersama Kapten Yoo, mereka pun langsung terdiam. Sersan Seo
melirik Kapten Yoo. Yang membuatnya memberikan kode yang mengatakan “tidak”.
Dr. Yoon pun bingung dan langsung menutup telpon ayahnya, yang membuat Kapten
Yoo protes.
“Hei,
kenapa kau bisa menutup telpon Komandan seperti itu?”
“Itu
kan hanya telpon dari ayahku”, kata Dr. Yoon balik protes.
“Menantu,
ya?” kata Sersan Seo tanpa melirik siapapun, yang membuat Kapten Yoo
langsung berbalik melihatnya.
“Kau
mungkin salah dengar. Dia bilang “kapten””, kata Kapten Yoo pada Sersan
Seo berusaha menjelaskan.
“Jangan
percaya pada siapapun di dunia. Apakah kalian menusukku dari belakang”,
tanya Sersan Seo pada keduanya.
“Kami
tak pernah menusukmu”, jawab Kapten Yoo.
“Apa
dia sedang cemburu sekarang?” tanya Dr. Yoon pada Kapten Yoo.
“Dan,
kau bicara apa sih?”, sanggah Kapten Yoo seketika. Lalu kemudian
berkata pada Sersan Seo, “Letnan Yoon yang bilang “menantu” tapi
kenapa kau malah menyalahkanku? Kenapa kau tak memarahi Letnan Yoon saja? Dasar
pengecut. Aku pergi saja lah. Aku mau berobat dulu. Hatiku sakit, sakit sekali.”
Lalu keluar meninggalkan keduanya.
Begitu,
Kapten Yoo berlalu, Sersan Seo bertanya pada Dr. Yoon.
“Apa
kau suka masuk ke ruangan pria sendirian begini?”
“Jadi,
benar kau memang cemburu, ya? Lanjutkanlah!”
“Bagaimana
jika aku memang cemburu?”
“Aku
akan memberikanmu hadiah. Kau pasti akan menyesal”, kata Dr. Yoon
sambil tersenyum manis.
Percakapan
keduanya terhenti saat mendengarkan suara Dr. Daniel yang lagi mengetes sound system yang sudah selesai ia
perbaiki. Ternyata, Dr. Kang ada bersama dengan Dr. Daniel. Melihat Dr. Daniel
sudah berhasil memperbaikinya, dia pun meminta untuk memilih lagu yang akan
diputar melalui HPnya. Dr. Daniel pun setuju. Lagu yang dipilih Dr. Kang pun
terdengar ke hingga ke medicube dan
markas militer. Termasuk tempat dimana Dr. Yoon dan Sersan Seo berada. Dr. Yoon
pun melangkah lebih dekat kea arah Sersan Seo, namun Sersan Seo malah melangkah
mundur dan pamit keluar dengan alasan untuk melakukan sebuah tugas,
meninggalkan Dr. Yoo yang terlihat kecewa.
Begitu
lagu tersebut berakhir, terlihat Kapten Yoo memasuki ruangan dimana Dr. Daniel
berada dan bertanya lagu apa berikutnya. Dr. Daniel pun mengatakan kalau ia
juga tidak tahu karena Dr. Kang yang yang telah memilih lagunya. Dan ternyata,
pada playlist selanjutnya, terdengar
suara Dr. Kang yang lagi menangis. Baik Kapten Yoo maupun Dr. Daniel bingung
dengan apa yang sedang mereka dengarkan. Terlebih, setelah mendengar namanya
disebutkan oleh Dr. Kang dalam rekaman tersebut.
“Aku
tahu, keadaan seperti ini pasti akan terjadi di sini. Aku harusnya tidak ke
sini. Kau akan menyelamatkanku kan, Yoo Shi Jin? Kau tak datang, ya? Sepertinya
aku akan jatuh sebelum kau sampai di sini. Meskipun begitu, Yoo Shi Jin, kau
adalah orang pertama yang akan menemukan jasadku nanti. Tapi, jika aku tahu aku
akan mati seperti ini, harusnya aku memberitahumu perasaanku yang sebenarnya.
Aku merasa bahagia disa dicium oleh pria yang sangat tampan. Hatiku merasa
sangat bahagia.”
Ternyata,
itu adalah rekaman suara Dr. Kang saat dia terjebak dengan mobil di ujung
jurang dan berpikir kalau dia akan meninggal saat itu juga. Di episode
sebelumnya, memang terlihat Dr. Kang merekam suaranya untuk ibunya. Namun,
selain untuk ibunya, dia juga ternyata merekam suaranya untuk Kapten Yoo, yang
kemungkinan akan menjadi orang yang menemukannya setelah meninggal dan juga menyamppaikan
perasaannya kepada Kapten Yoo lewat rekaman tersebut. Mendengar rekamannya itu,
Kapten Yoo pun terlihat langsung tersenyum bahagia. Hehehehe!
To be continued in the next episode (Episode 9)...!!!
Komentar
Posting Komentar