Langsung ke konten utama

Angin yang Meyedihkan

SAD WIND
Makassar, Sat, Dec 5th, 2015

Rasanya seperti musim semi tidak akan datang
Kalaupun datang, waktuku yang dingin telah membeku
Kau seperti itu, kau seperti angin
Semakin aku mencoba untuk menggapaimu
Semakin kau menjauh

Aku terus memikirkan alasan mengapa aku tidak bisa melepaskanmu
Hatiku yang keras kepala tidak akan membiarkanmu pergi
Aku tidak bisa meninggalkanmu
Aku tidak bisa menghapusmu
Sekarang aku hanya memiliki air mata ini yang dengan mudah mengalir


Setiap tetes air mataku
Itu adalah kerinduan
Aku tidak punya tempat untuk menempatkannya
Mereka mengalir dari mataku
Jadi, bahkan aku tahu aku tidak bisa memilikimu
Aku menunggu dengan sedih seperti kemarin

Aku mencoba menghapus kerinduan yang mendalam di hatiku
Air mataku tetap membawamu padaku
Karena aku tahu perpisahan ini tidak akan menyembuhkan
Aku hanya bisa menghela napas dalam-dalam

Kata-kata yang tidak bisa aku ungkapkan
Kata-kata yang bersembunyi di dalam bibirku
Aku menelan mereka
Dan mereka hidup sebagai air mata
Bahkan jika aku hidup seperti ini
Bahkan jika aku tersakiti seperti ini
Tersenyumlah,
Maka aku juga akan tersenyum

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Story of August: My 25th Birthday

Officially, turns 25 yo HAPPY BIRTHDAY On August 18, 2015 at 00.30 am Wakin' up by Candle-Ligth Oreo Cheese Cake which brought by  +Yuzi Nyha   +Saree Patmasari   +Ayusti Dirga and Kiki Fatmala Sari. What a really surprise fo' me!!! Behind the scene:

Fun WeekEnd-Date in Phinisi Point Makassar

Hi,,, Lemmi share my fun weekend-date story! *** By finishin’ my duty as lecturer delegate to attend an International Conference in Swiss-BelHotel, I headed out to Phinisi Point with three girls. I’d invited them to be my window-shoppin’ companion a night before. Due to traffic jam, we took almost half-hour to get there in which only ‘bout 3 km. Plus, it’s truly sunny day. Can you imagine! Fortunately, inside atmosphere of Phinisi Point as a lifestyle mall successfully change the mood. Feel cool immediately. Then, we strolled around the entire available zone. Up and down through escalator. Window-shopped in some tenants. Took photos while we got gorgeous spot to be an amateur model, heh! And after watched dance performance, I felt tired and looked for an area to respite.

Tiga Langkah Terbaik Dalam Mengatasi Kebencian

Tentang kebencian itu... Selalu menyakitkan saat kita membenci. Apalagi jika itu ternyata membenci orang yang seharusnya disayangi. Itu mungkin kebencian yang luar biasa. Membenci karena rasa sakit yang terlalu dalam dan karena perbuatan yang memang tidak bisa kita terima. Lantas bagaimana mengatasinya? Setelah terlalu lama racun kebencian itu mengendap di seluruh tubuh kita, bagaimana membersihkannya?