Langsung ke konten utama

Tiga Langkah Terbaik Dalam Mengatasi Kebencian

Tentang kebencian itu...

Selalu menyakitkan saat kita membenci. Apalagi jika itu ternyata membenci orang yang seharusnya disayangi. Itu mungkin kebencian yang luar biasa. Membenci karena rasa sakit yang terlalu dalam dan karena perbuatan yang memang tidak bisa kita terima.

Lantas bagaimana mengatasinya?
Setelah terlalu lama racun kebencian itu mengendap di seluruh tubuh kita, bagaimana membersihkannya?


Bagian pertama,,,
Sesungguhnya, di kala kau sedang membenci orang lain, kau sebenarnya sedang membenci dirimu sendiri. Ketika ada orang jahat membuat kerusakan di muka bumi, apakah Allah akan mengirimkan petir untuk menyambar orang itu? Nyatanya tidak. Bahkan dalam beberapa kasus, orang-orang itu justru diberikan begitu banyak kemudahan, bahkan jalan hidupnya terbuka lebar. Lantas, kenapa Allah menangguhkannnya? Itu hak mutlak Allah. Keadilan Allah selalu mengambil bentuk terbaiknya, yang kita tidak selalu paham. Bahkan, sulit bagi kita untuk memahaminya.

Ada orang-orang yang kita benci. Ada pula orang-orang yang kita sukai. Hilir-mudik datang dalam kehidupan kita. Tapi apakah kita berhak membenci orang lain? Sedangkan Allah sendiri tidak mengirimkan petir segera kepada hambaNya yang berbuat jahat? Coba pikirkan hal tersebut! Pikirkan dalam-dalam, kenapa kita harus benci? Kenapa? Padahal kita bisa saja mengatur hati kita, bilang saya tidak akan membencinya. Toh, itu hati kita sendiri. Kita berkuasa penuh mengaturnya. Kenapa kita tetap memutuskan membenci? Karena boleh jadi, saat kita membeci orang lain, kita sebenarnya sedang membenci diri sendiri.

Kau membencinya karena kau tak kuasa mencegahnya. Kau membenci dirimu sendiri yang tidak mampu menghentikannya, bahkan mengubah perilakunya. Dan, yang menariknya orang lain tidak membencinya seperti yang kau lakukan. Dia ternyata memilih tidak. Dia memilih tetap setia berada disisinya. Sementara kau? Kau tidak bisa memahami jalan pemikirannya karena bertolak belakang dengan pemikiranmu. Kenapa kau memilih benci, sedangkan dia tidak? Kenapa kau memilih benci sedangkan dia memilih berdamai dengan situasi tersebut. Pikirkanlah!

Bagian yang kedua,,,
Terkait dengan berdamai tadi. Maafkanlah orang yang kau benci itu. Hanya dengan itu, kau bisa merengkuh kedamaian. Dalam agama, kita banyak sekali perintah agar kita senantiasa memaafkan. Diwasiatkan oleh Nabi bahwasanya keburukan bisa dibalas dengan keburukan, tapi alangkah besar balasan Allah jika kita memilih memaafkan. Lihatlah, Allah tidak serta merta mengirimkan azab bagi dia, boleh jadi Allah masih memberikan maaf di dunia ini, menangguhkan hukumannya. Maafkanlah dia sebagaimana orang lain memaafkannya.

Bagian ketiga,,,
Ini adalah bagian yang sangat penting karena kau punya perangai keras kepala, tidak mudah menyerah, dan selalu menyimpan sendirian semuanya. Maka ketahuilah, kesalahan itu ibarat halaman kosong. Tiba-tiba ada yang mencoretnya dengan keliru. Kita bisa memaafkannya dengan menghapus tulisan tersebut, baik dengan penghapus biasa, atau dengan penghapus canggih apapun. Tapi tetap tersisa bekasnya. Tidak akan hilang. Agar semuanya benar-benar bersih, hanya satu jalan keluarnya, bukalah lembaran kertas baru yang benar-benar kosong.

Buka lembaran baru, tutup lembaran yang pernah tercoret. Jangan diungkit-ungkit lagi. Jangan ada tapi, tapi dan tapi. Tutup lembaran tidak menyenangkan itu. Apakah mudah melakukannya? Tidak mudah. Tapi jika kau sungguh-sungguh, jika kau berniat teguh, kau  pasti bisa melakukannya. Mulailah hari ini. Mulailah detik ini. Berpuluh-puluh tahun kau terlambat melakukannya. Berpuluh tahun kau justru berrkutat membolak-balik halaman itu. Tidak pernah maju. Berjanjilah untuk menutup halaman tersebut. Mulai membuka halaman baru yang benar-benar kosong. Butuh waktu untuk melakukannya. Tapi aku percaya, suatu hari nanti, kau akan berdiri dengan hati yang lapang seperti halaman baru. Kau tidak lagi membawa kebencian itu.

Pikirkanlah tiga hal itu. Berhenti membenci orang lain karena kau sedang membeci dirimu sendiri. Berikanlah maaf karena kau berhak atas kedamaian dalam hati. Tutup lembaran lama yang penuh coretan keliru dan bukalah lembaran baru. Semoga kau memiliki lampu kecil di hatimu!

Komentar

  1. Mungkin sekarang benci sama orang
    Dianalogikan dengan iri sama orang
    Apa berawal nya dari situ yaa
    (。ŏ_ŏ)

    BalasHapus
  2. Mungkin sekarang benci sama orang
    Dianalogikan dengan iri sama orang
    Apa berawal nya dari situ yaa
    (。ŏ_ŏ)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hmmm...krang lebih memang seperti itu sih mba.
      Semuanya berawal dri rasa iri, hingga akhirnya perasaan itu sulit untuk dikendalikan.
      Mungkin dmikian yah mba ;)

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Story of August: My 25th Birthday

Officially, turns 25 yo HAPPY BIRTHDAY On August 18, 2015 at 00.30 am Wakin' up by Candle-Ligth Oreo Cheese Cake which brought by  +Yuzi Nyha   +Saree Patmasari   +Ayusti Dirga and Kiki Fatmala Sari. What a really surprise fo' me!!! Behind the scene:

Alhamdulillah,,,I am OFFICIALLY Magister Pendidikan :)

Hi and hellooo everybody...:) It's been a long time, how's life guyssss??? Another post on the blog after more than half year since the latest feed. Finally, I'm here, so excited to be back. If you're wondering what happened to me or this blog? Why there's no blogpost for long time? Thank You, guyz!!! :) I'm great n' everything's fine. Nothin' wrong thing happened but life just get busier with one big  n' last project of my study. And, I'm enjoyin' it!

Ladies in Party