Tentang kebencian
itu...
Selalu menyakitkan
saat kita membenci. Apalagi jika itu ternyata membenci orang yang seharusnya
disayangi. Itu mungkin kebencian yang luar biasa. Membenci karena rasa sakit
yang terlalu dalam dan karena perbuatan yang memang tidak bisa kita terima.
Lantas bagaimana
mengatasinya?
Setelah terlalu lama racun kebencian itu mengendap di seluruh tubuh kita, bagaimana
membersihkannya?
Bagian pertama,,,
Sesungguhnya, di kala kau sedang membenci orang lain, kau sebenarnya sedang membenci dirimu sendiri. Ketika ada orang jahat membuat kerusakan di muka bumi, apakah Allah
akan mengirimkan petir untuk menyambar orang itu? Nyatanya tidak. Bahkan dalam
beberapa kasus, orang-orang itu justru diberikan begitu banyak kemudahan, bahkan jalan
hidupnya terbuka lebar. Lantas, kenapa Allah menangguhkannnya? Itu hak mutlak Allah. Keadilan Allah selalu mengambil bentuk terbaiknya, yang kita tidak
selalu paham. Bahkan, sulit bagi kita untuk memahaminya.
Ada orang-orang yang
kita benci. Ada pula orang-orang yang kita sukai. Hilir-mudik datang dalam
kehidupan kita. Tapi apakah kita berhak membenci orang lain? Sedangkan Allah
sendiri tidak mengirimkan petir segera kepada hambaNya yang berbuat jahat? Coba pikirkan hal tersebut! Pikirkan
dalam-dalam, kenapa kita harus benci? Kenapa? Padahal kita bisa saja mengatur
hati kita, bilang saya tidak akan membencinya. Toh, itu hati kita sendiri. Kita
berkuasa penuh mengaturnya. Kenapa kita tetap memutuskan membenci? Karena boleh
jadi, saat kita membeci orang lain, kita sebenarnya sedang membenci diri
sendiri.
Kau membencinya
karena kau tak kuasa mencegahnya. Kau membenci dirimu sendiri yang tidak mampu
menghentikannya, bahkan mengubah perilakunya. Dan, yang menariknya orang lain
tidak membencinya seperti yang kau lakukan. Dia ternyata memilih tidak. Dia memilih tetap setia berada
disisinya. Sementara kau? Kau tidak bisa memahami jalan pemikirannya karena
bertolak belakang dengan pemikiranmu. Kenapa kau memilih benci, sedangkan dia
tidak? Kenapa kau memilih benci sedangkan dia memilih berdamai dengan situasi
tersebut. Pikirkanlah!
Bagian yang kedua,,,
Terkait dengan berdamai tadi. Maafkanlah orang yang kau benci itu. Hanya dengan
itu, kau bisa merengkuh kedamaian. Dalam agama, kita banyak sekali perintah
agar kita senantiasa memaafkan. Diwasiatkan oleh Nabi bahwasanya keburukan bisa
dibalas dengan keburukan, tapi alangkah besar balasan Allah jika kita memilih
memaafkan. Lihatlah, Allah tidak serta merta mengirimkan azab bagi dia, boleh
jadi Allah masih memberikan maaf di dunia ini, menangguhkan hukumannya.
Maafkanlah dia sebagaimana orang lain memaafkannya.
Bagian ketiga,,,
Ini adalah bagian yang sangat penting karena kau punya perangai keras kepala, tidak
mudah menyerah, dan selalu menyimpan sendirian semuanya. Maka ketahuilah,
kesalahan itu ibarat halaman kosong. Tiba-tiba ada yang mencoretnya dengan
keliru. Kita bisa memaafkannya dengan menghapus tulisan tersebut, baik dengan
penghapus biasa, atau dengan penghapus canggih apapun. Tapi tetap tersisa
bekasnya. Tidak akan hilang. Agar semuanya benar-benar bersih, hanya satu jalan
keluarnya, bukalah lembaran kertas baru yang benar-benar kosong.
Buka lembaran baru,
tutup lembaran yang pernah tercoret. Jangan diungkit-ungkit lagi. Jangan ada
tapi, tapi dan tapi. Tutup lembaran tidak menyenangkan itu. Apakah mudah
melakukannya? Tidak mudah. Tapi jika kau sungguh-sungguh, jika kau berniat
teguh, kau pasti bisa melakukannya.
Mulailah hari ini. Mulailah detik ini. Berpuluh-puluh tahun kau terlambat
melakukannya. Berpuluh tahun kau justru berrkutat membolak-balik halaman itu.
Tidak pernah maju. Berjanjilah untuk menutup halaman tersebut. Mulai membuka
halaman baru yang benar-benar kosong. Butuh waktu untuk melakukannya. Tapi aku
percaya, suatu hari nanti, kau akan berdiri dengan hati yang lapang seperti
halaman baru. Kau tidak lagi membawa kebencian itu.
Pikirkanlah tiga hal
itu. Berhenti membenci orang lain karena kau sedang membeci dirimu sendiri.
Berikanlah maaf karena kau berhak atas kedamaian dalam hati. Tutup lembaran
lama yang penuh coretan keliru dan bukalah lembaran baru. Semoga kau memiliki
lampu kecil di hatimu!
Mungkin sekarang benci sama orang
BalasHapusDianalogikan dengan iri sama orang
Apa berawal nya dari situ yaa
(。ŏ_ŏ)
Mungkin sekarang benci sama orang
BalasHapusDianalogikan dengan iri sama orang
Apa berawal nya dari situ yaa
(。ŏ_ŏ)
Hmmm...krang lebih memang seperti itu sih mba.
HapusSemuanya berawal dri rasa iri, hingga akhirnya perasaan itu sulit untuk dikendalikan.
Mungkin dmikian yah mba ;)