Bulan suci
Ramadhan, bulan yang penuh berkah dan magfirah. Umumnya, kita menjalani bulan
Ramadhan bersama keluarga tercinta. Menikmati indahnya sahur, berbuka puasa,
dan tarwih bersama.
Sungguh,,,kebersamaan yang tak bisa dinilai dengan apapun.
Akan tetapi,
seiring berjalannya waktu, kebersamaan dengan keluarga itu bukanlah hal yang
mutlak. Terlebih jika kita dalam perjalanan jihad mencari ilmu pengetahuan.
Terkadang keadaan tidak mengizinkan kami untuk kembali bersama dengan keluarga.
Itulah yang saya rasakan beberapa tahun
terakhir ini.
Yaaa,,,semenjak
saya melanjutkan pendidikan di jenjang perguruan tinggi, saya hidup jauh dari
keluarga. Kembalinya hanya jika ada libur semester, itupun jika tidak ada
kegiatan tambahan di waktu libur. Ramadhan yang biasanya bertepatan dengan
libur semester tidak serta merta bisa membuat saya bisa pulang bersama
keluarga.
Masih sangat jelas
dalam ingatanku, selama 4 tahun kuliah program sarjana, hanya 2x saya mengawali
puasa di kampung halaman bersama keluarga tercinta, yaitu 2009 dan 2012.
Pada tahun 2010,
saya menngawali bulan suci Ramadhan di Pare, Kediri, Jawa Timur. Pada saat itu,
saya bersama sahabat saya sedang ikut program kursus satu bulan di Pare. Mau
tidak mau, saya harus menjalani dua minggu puasa di sana, di daerah orang lain.
Meski demikian, saya masih bisa merasakan nikmatnya bulan Ramadhan. Ramadhan
saya kala itu penuh dengan aktivitas, dalam hal ini belajar. Saya belajar dari
subuh hari hingga malam hari, dan tentunya ibadah ramadhan tetap jalan.
Indahnya kebersamaan saat sahur, berbuka puasa dan tarwih tetap terasa. Kami
sahur bersama di camp dengan menu cetringan. Namun yang paling seru adalah
bangun jam 3 subuh, cuci muka, lalu ambil sepeda untuk pergi nyari warung
tempat sahur bersama teman. Buka puasa pun begitu, kami yang belajarnya sampai
adzan magrib terdengar, harus ngantri di setiap warung makan untuk berbuka
puasa. Untungnya, warung makannya ada dimana-mana dan bisa dijangkau dengan
hanya bersepeda. Dan yang paling asyik, harganya sangat sangat terjangkau.
Kantong mahasiswa baaangeeettttt!!!!
Sampai saya bisa traktir teman untuk buka puasa bersama di hari ulang tahun
saya yang ke-20, yang bertepatan dengan bulan Ramadhan. Kalau tarwih sih, kami
tarwihnya di dekat camp, 20 rakaat dengan gerakan yang jauh berbeda dengan apa
yang sering saya lakukan sebelumnnya, gerakannya sangatlah cepat. Membuat kami
ngos-ngosan sehabis tarwih. Hehehe. But overall,,,that’s an unforgettable
Ramadhan for me!!!
Pada tahun 2011,
saya mengawali Ramadhan di lokasi KKN. Kala itu, saya sedang KKN di daerah
Lamuru. Meski daerah tersebut masih satu kabupaten dengan kampung halamanku
sendiri, namun masihterpaut jarak yang jauh. Saya pun harus rela bangun sahur
pertama di posko KKN. Nanti di hari kedua dan ketiga baru bisa pulang ke rumah.
Akan tetapi di hari ke empat, saya kembali lagi di lokasi karena ada
tanggungjawab atau kewajiban yang harus di jalani. Ramadhan di lokasi KKN bagi
saya adalah sesuatu hal yang berkesan. Yaaa,,,,memang saya ngak bersama dengan
keluarga tapi kebersamaan di lokasi KKN itu berbeda, seruuuu. Sebagai mahasiswa
KKN, kehadiran kami sangat dihargai oleh masyarakat setempat. Beberapa kali
kami di undang untuk pergi buka puasa bersama di tempat yang berbeda tentunya.
Kami tarwih dan shalat subuh bersama warga setempat. Dan, itu luar biasa
serunya. Mereka sangatlah ramah. Satu hal yang paling berkesan adalah malam
perpisahan yang di adakan pada tanggal 17 agustus 2010. Yaaa,,,selepas acara
berlangsung, mereka, teman posko dan remaja setepat, memberikan surprise yang
saya ngak habis pikir. It’s really surprise for me. Meski mereka semua membuat
saya harus mandi dua kali tengah malam, it’s OK. Apa yang mereka berikan saat
itu adalah bukti kasih sayang mereka pada saya dan itu adalah moment tak
terlupakan dalam hidup saya. Untuk yang
kesekian kalinya, saya haturkan terima kasih tiada terkira. Love you all as
always!!!
Tahun lalu (2013),
saya kembali harus mengawali bulan Ramadhan di Makassar. Yaaa,,,,saya mengikuti
matrikulasi program pascasarjana. Oleh karena itu, saya harus menjalani aktivitas
di Makassar. Kuliah selama bulan Ramadhan bersama teman-teman baru di pasca
UNM. Satu hal atau moment tak terlupakan Ramadhan tahun lalu itu adalah buka
puasa bersama di akhir matrikulasi kami. Kami buka puasa bersama satu kelas di
D’Cost Mall Panakukang.
Hmm,,,hal berbeda
terjadi pada Ramadhan tahun ini (2014). Bisa dibilang, Ramadhan paling sepi
dari Ramadhan-Ramadhan sebelumya. Yaaa,,,situasi membuat saya harus stay alone
di Makassar. Sebenarnya saya bisa saja pulang ke Bone untuk mengawali Ramadhan,
akan tetapi dengan segala pertimbangan yang ada, saya memilih stay di Makassar
saja. Final psycholinguistic yang di’cancel sampai waktu yang tidak ditentukan
menjadi salah satu hal yang menunda kepulangan. Belum lagi, tugas yang mau
dikumpul segera di akhir bulan. Jika saya pulang, kepada siapa saya harus
percayakan. Dan, yang terakhir, adek saya yang lagi keluar kota dengan tidak
membawa kunci rumah juga menjadi alasan saya. Alhasil, saya harus bangun sahur
pertama di Makassar sendiri, makan sendiri dengan menu seadanya. Rasanya
makanan apapun itu, enggan tertelan. Rasanya ingin menangis ketika saya melihat
status teman-teman yang mengawali Ramadhan bersama keluarga mereka. Saya menghabiskan
waktu di kamar, di malam dan di siang hari. Seakan saya ngurung diri di kamar.
Keluarnya, nanti menjelang magrib untuk mencari menu buka puasa. Setiap jam 5
sore, setelah saya shalat ashar, saya jalan keluar sendiri mencari sesuatu yang
bisa dimakan dan kembali beberapa saat sebelum waktu berbuka puasa. Setelah
buka, shalat magrib, tadarusan, shalat isya’ dan tarwih sendiri di rumah. Menunggu kantuk datang, terkadang saya baca
novel, buka netbook, atau online. Saya
tertidur di mana saja dan dalam posisi apapun saat kantuk mendera. Saya
terbangun begitu saya mendengar teriakan “sahur,,,sahur,,,sahur” atau panggilan
telpon dari mama. Berhubung sahurnya sendiri, saya pun memilih sahur di kamar
sambil nonton Drama Korea. Yaaa,,,,saya harus beraktivitas sambil makan karena
jika tidak, sumpah,,,makanannya enggan turun. Selesai sahur, kembali nonton
sampai adzan subuh terdengar. Selepas shalat subuh, kembali tadarusan dan
kembali tidur hingga matahari terik muncul. That’s my activity in this
Ramadhan,,,,Ramadhan yang sepi,,,,Ramadhan dalam kesendirian. “so sad!!!”
Love You All as Always,
IR188
Komentar
Posting Komentar