Bulan Juni
merupakan detik-detik terakhir masa perkuliahan semester genap tahun ajaran
2015/2016. Awal Juni kemarin adalah pertemuan terakhir untuk Mata Kuliah Bahasa
Inggris II di kelas PGSD A2. Hari itu, saya memberikan kesempatan kepada mereka
untuk memperbaiki nilai tugas mereka yang anjlok. Saya kembali memberikan mereka soal-soal tentang “Degree of Comparison” dan “Passive Voice”.
Di akhir jam
pelajaran, setelah mereka mengerjakan soal yang saya berikan, saya meminta
beberapa menit waktu mereka untuk menuliskan pesan dan kesan selama mengikuti
mata kuliah saya. Alhamdulillah, mereka tidak keberatan dan bersedia melakukan
hal terakhir yang saya instruksikan.
Mengapa saya meminta mereka menuliskan diary seperti itu? Bagi mereka, mungkin saya terdengar seperti orang yang baru pertama kali mengajar dan butuh feedback langsung dari siswa untuk bisa lebih baik ke depannya.
Mengapa saya meminta mereka menuliskan diary seperti itu? Bagi mereka, mungkin saya terdengar seperti orang yang baru pertama kali mengajar dan butuh feedback langsung dari siswa untuk bisa lebih baik ke depannya.
Hmm…iya juga
sih. Akan tetapi, bukan hanya semata-mata karena alasan itu. Sesungguhnya,
alasan saya terbilang agak pribadi sih. Dan, mereka bisa saja keberatan dengan
permintaan saya tersebut.
Bagi saya,
mereka adalah kelas terbaik dari beberapa kelas yang saya handle di semester
ini. Terbaik di sini, bukan berarti mereka semua pintar. Tidak seperti itu. Kelas
terbaik bagi saya adalah kelas yang bisa menghargai dan menghormati saya
sebagai pengajar, dalam hal ini sebagai dosen mereka. Kelas yang senantiasa mendengarkan dan melakukan apa yang saya instruksikan.
Kelas PGSD A2 ini telah membuat saya terkesan dari awal. Pertemuan
pertama di kelas tersebut, saya bahkan over time. Jam mengajar saya pukul 15.30 –
17.00. Akan tetapi, saya mengambil waktu mereka hingga pukul 18.00. Pertemuan
tersebut seharusnya menjadi pertemuan ketiga, namun karena saya selaku dosen
baru yang terlambat mendapatkan SK mengajar membuat saya tertinggal dua
pertemuan awal. Meski demikian, pertemuan pertama tersebut berakhir dengan
baik.
Hari itu, setelah
saya memperkenalkan diri sebagai dosen yang akan menghandle mata kuliah Bahasa
Inggris, saya menawarkan kontrak perkuliahan dan memberikan mereka rincian
materi perkuliahan beserta format penilaian untuk satu semester. Selanjutnya,
saya mencoba melihat sejauh mana pengetahuan Bahasa Inggris mereka dengan
memberikan beberapa pertanyaan terkait dengan Alphabet dan Parts of Speech.
Seiring
berjalannya waktu, pertemuan demi pertemuan saya lalui di kelas mereka, dan
saya merasa kalau kelas tersebut membuat saya merasa nyaman. Dibandingkan
dengan kelas yang lain, saya selalu bersemangat untuk mengajar di kelas
tersebut. Bahkan, saya selalu in time di kelas mereka. Seharusnya mereka masuk
jam setengah 4, namun karena saya selalunya datang lebih awal, kami pun
biasanya memulai kelas lebih cepat dan keluar terlambat. Hal tersebut
dikarenakan saya larut dalam suasana kelas tersebut dan lupa waktu. Hehehe,
maaf yah, guyzzz!
Pernah
sekali, saya datang sangat terlambat, beberapa diantara mereka menghubungi saya
dan mengingatkan jam mengajar saya. Saat itu, bukannya saya tidak ingat, akan
tetapi ada hal mendesak yang membuat saya harus terlambat lebih dari setengah
jam. Saking terlambatnya saya kala itu, saya pun ngos-ngosan mengajar dan tidak
terlalu fokus. Untungnya, hanya terjadi sekali.
Meski
demikian, hal tersebut tidak mampu meluluhkan hati saya untuk tidak memberikan
mereka tugas individu maupun kelompok untuk dikerjakan di rumah. Di kelas saya,
biasanya mereka akan mengerjakan beberapa soal latihan di kampus dan saat mereka
pulang, saya juga selalu memberikan mereka tugas. Kalau saya tidak salah,
mungkin hanya sekali, saya tidak menitipkan tugas pada mereka.
Bukannya
tidak mengerti situasi dan kondisi mereka, namun itu semua saya maksudkan agar mereka
bisa belajar dan mempersiapkan diri sebelum memasuki kelas saya untuk pertemuan
berikutnya. As you know,,,sebelum
jadi pengajar (dosen), saya juga pernah jadi pelajar (mahasiswa), dan saya tahu betul kalau tidak
ada tugas, maka tidak ada juga waktu untuk membuka buku (belajar) di rumah.
Dan, perlu
juga kalian tahu bahwa memberikan tugas secara intensif kepada mahasiswa itu
sesungguhnya menjadi satu pekerjaan berat juga bagi dosen. Mengapa? Kami
sebagai dosen, harus meluangkan waktu tersendiri untuk mengecek tugas-tugas
kalian semua. Kami tidak mungkin hanya mengumpulkan tugas kalian dan tidak
memeriksanya sama sekali. Belum lagi, kalau jumlah mahasiswa dalam satu kelas
itu banyak, ditambah tulisannya yang tidak memungkinkan untuk dibaca sekilas.
Itu sungguh sangat menyita waktu kami.
Akan tetapi,
itulah salah satu kewajiban yang harus dilaksanankan dengan baik. Saya berniat
dan berusaha untuk menjadi salah satu dosen yang objective. Saya harus memeriksa dengan teliti ugas-tugas kalian,
dan mengevaluasinya sesuai dengan sistem penilaian yang ada. Saya harus
mendokumentasikannya dengan baik agar nantinya jika terjadi masalah, saya bisa
langsung memperlihatkan pada kalian secara transparan. So, don’t worry! If you want to complain about your score, just come to
see me. And, I will show you, your complete scores!
Anyway, sepertinya saya terlalu jauh
cerita nih dan lupa hal penting yang harus ada dalam tulisan ini. Hal yang saya
maksudkan adalah pesan dan kesan (Diary) dari kelas PGSD A2.
Hari itu, dalam
perjalanan pulang, saya membaca sekilas diary kalian. Respon pertama saya
adalah, senyum. Saya tersenyum membaca hal-hal yang kalian tuliskan. Mungkin
ada yang menuliskan sesuatu yang tidak berasal dari apa yang dia rasakan selama
proses perkuliahan, yang hanya ingin membuat saya senang. Namun, yang saya
lihat, kebanyakan dari kalian menuliskan fakta.
Dan, fakta
apa saja kah itu???
Pertama,
fakta bahwa saya merupakan salah satu dosen yang hampir tidak pernah alfa dalam
memberikan tugas. Hampir secara keseluruhan dari kalian, menyinggung tentang tugas
yang membuat kalian tidak menyukai saya. Untungnya, seiring dengan berjalannya
waktu, kalian memahami jalan pikiran saya yang memberikan tugas demi kebaikan
kalian. Dan memang benar, saya memberikan tugas bukan semata-mata untuk
menyiksa kalian. Karena itu itu juga berat bagi saya untuk memeriksanya satu
per satu. Yeah, that’s only for your best! I hope that the more you do and the more you
practice, the better you will be.
Kedua, fakta
bahwa saya sempat di judge sebagai “Dosen Killer”. Ada beberapa
diantara kalian, yang menuliskan bahwa kesan awal yang kalian lihat dari diri
saya adalah tukang marah dan berpotensi untuk menjadi dosen killer. Wahhh, hal
ini sempat membuat saya berpikir, “Kok bisa ya? Apa saya terlalu tegas bagi
kalian?” Setahu saya, saya lebih banyak tertawa di kelas kalian. Bahkan, saat
saya masuk kelas kalian dalam keadaan bad mood, bisa cair dengan cepat karena
terbawa suasana. Namun, ternyata anggapan kalian itu hanya karena ketegangan
yang saya berikan di pertemuan pertama. Hehehe! Mohon maaf yah, saya tidak
bermaksud demikian. Saya hanya berusaha untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan Bahasa Inggris kalian saat itu. Akan tetapi, sepertinya, cara saya
bertanya saat itu terkesan terlalu tegas yah.
Ketiga, fakta
bahwa saya sempat dikira laki-laki dan mahasiswa. Hahaha! Hal
tersebut pada dasarnya bukanlah hal baru. Kalian menjadi orang kesekian yang
beranggapan seperti itu. hal itu dikarenakan oleh nama saya yang diawali dengan
Agus_ . “Ini Mahasiswa atau Dosen? Saya
kira tadi Mahasiswa.” Saya pikir seperti itulah kalimat yang terbersit di
benak kalian awalnya. Wahh, apa saya terlalu mudah yah? Hingga kalian dibuat
bingung begitu melihat saya pertama kali memasuki kelas. Saya juga bingung sih,
bukan hanya di kelas kalian saya mendapatkan tanggapan tersebut, namun juga di
kelas lain. Mereka tidak mengatakan langsung pada saya namun saya sempat
mendengar tanggapan mereka secara tidak sengaja.
Keempat,
fakta bahwa saya merupakan salah satu dosen yang membuat mahasiswa menyukai Bahasa
Inggris sebagai mata kuliah yang saya ajarkan. Alhamdulillah, kesan ini
sungguh suatu hal yang sangat melegakan bagi saya. Membuat kalian menyenangi
dan menyukai mata kuliah yang saya ajarkan adalah target utama saya. Mengapa?
Karena jika kalian tidak menyukai mata kuliah yang saya ajarkan, sudah
dipastikan kalian tidak akan berminat dan bersemangat untuk mengikuti kelas
saya. Saya sangat bersyukur kalau kalian yang awalnya membenci Bahasa Inggris bisa
lambat laun menyukainya karena saya, karena mengikuti mata kuliah saya. Saya
tidak habis pikir kalau cara mengajar saya yang mungkin agak beda dengan dosen
kalian sebelumnya mampu membuat kalian lebih mudah mengerti dan berpikir bahwa
kelas saya lebih nyaman dan menyenangkan. Untuk yang menuliskan, “Ternyata pengaplikasiannya luar biasa”,
itu terdengar agak berlebihan tapu terima kasih banyak atas kesannya itu. Thanks for you all, guyzzzz!
Terakhir,
fakta bahwa saya dalah dosen yang ramah, sopan, disiplin, murah senyum, cerdas dan
berkharisma. Wowww…saya terdengar seperti sosok dosen yang sempurna
dengan kesan tersebut. Entah itu merupakan kesan yang nyata atau hanya sekedar
pujian-pujian untuk melambungkan hati saya, saya hanya bisa berterima kasih pada
kalian. Saya tidak mau larut dengan kesan tersebut, takutnya saya menjadi sosok
yang sombong dan angkuh ke depannya. Jika saya memang demikian adanya,
sepertinya saya harus mempertahankan hal tersebut dan bahkan akan terus berusaha
untuk menjadi sosok yang lebih sempurna dari itu. Aaaminnn, insya Allah.
Selain itu,
diantara kalian, ternyata ada juga yang sangat memperhatikan saya. Mengapa saya
berpikir demikian? Salah satu diantara kalian mengungkapkan mengenai pakaian
yang saya kenakan. Saya tidak habis pikir kalau kalian akan menjadi se-teliti
itu. Dia mengingat betul pakaian yang saya kenakan di pertemuan pertama. Saya
pribadi juga tidak menyadari kalau pakaian yang saya kenakan di pertemuan
terakhir sama persis dengan pakaian yang saya kenakan di pertemuan pertama.
Hehehe, saya baru sadar saat membaca kesan tersebut.
***
Terima kasih atas pesan dan kesan kalian!
Kalian adalah salah satu kelas
yang saya handle di tahun pertama
saya menjadi seorang dosen. Dan, kelas kalian menjadi kelas terbaik diantara
semua kelas yang saya handle. Oleh
karena itu, saya ingin tahu sejauh mana kalan sebagai mahasiswa bisa menerima
saya sebagai seorang dosen. Saya ingin tahu sejauh mana saya mampu membuat
kalian sebagai mahasiswa menyukai dan menyenangi mata kuliah yang saya ajarkan.
Saya ingin tahu sejauh mana saya mampu mentransfer ilmu saya pada kalian. Saya
ingin tahu sejauh mana saya mampu membuat kalian lebih mudah memahami ilmu yang
saya transfer atau saya ajarkan
Terima kasih!
Dengan kesan kalian semua, semua
hal yang ingin saya tahu itu, sudah terjawab. Saya harap kita bisa dipertemukan
lagi suatu saat dalam suasana yang berbeda dan lebih baik. Baik sebagai dosen
dan mahasiswa, sabagai kakak dan adik, ataupun sabagai yang lain, yang lebih
baik tentunya. Ke depannya, tidak ada yang tahu akan seperti apa kami semua. Bukan berarti
karena saat ini profesi saya sebagai dosen kalian, ke depannya saya akan terus menduduki
kedudukan yang lebih tinggi dari kalian. Tidaklah demikian. Kalian bisa saja
menjadi lebih baik dari saya ke depannya. Aaaamiiinnnn!
Terima kasih sudah
menjadi mahasiswa/i dan kelas terbaik bagi saya.
That’s unforgettable moment for me!
Sukses untuk kalian
semua!
Komentar
Posting Komentar