Sampai di kamar hotel, saya
langsung memasang kartu tersebut. Saya pun akhirnya bisa online. HP saya
langsung dipenuhi notifikasi dari berbagai sosmed yang aktif. Setelah HP saya
lowbat, saya pun mandi. Siang harinya, Athy pun mulai lapar. Dia meminta saya
menemaninya turun makan. Kak Selvi dan Sukma juga minta kami sekalian bertanya
apakah ada makan siang atau tidak. Sampai di restaurant, kami bertanya mengenai
makan siang. Ternyata, tidak ada makan siang untuk pengunjung hotel yang
tersedia. Untuk makan siang, pengunjung harus memesan makanan dan itu berbayar.
Athy pun memesan nasi goreng karena lapar. Sambil menunggu pesanannya, dia ikut
membantu waitress bekerja sambil cerita. Sementara saya, hanya menunggunya
dalam ruangan itu juga sambil meng-charge HP saya. Saya meng-charge sambil
online, jadi charge-nya tak kunjung full. Hehehe!
Saat saya asyik online, tiba-tiba
salah satu pengunjung hotel mendekati saya. Seorang bapak yang kira-kira
berumur 50 tahunan lah. Dia meminta saya memarahi waitress di situ karena
pesanannya tak kunjung datang. Saya pun menyampaikan keluhannya itu. Dia
kembali menegur saya, katanya bukan begitu yang dibilang marah. Dia meminta
saya untuk mengeluh dalam bentakan atau teriakan. Saya pun memberitahunya kalau
saya tidak tahu dan tidak bisa melakukan permintaannya itu. Setelah itu, dia
pun menanyakan hal lain, seperti asal, ke Bau-Bau ngapaian, kerjaan, gaji
pegawai di Indonesia dan sebagainya. Cerita kami panjang kali lebar dari masalah
kuliah, kerja dan menikah. Hahaha! Dia ternyata orang jawa, yang ke Bau-Bau
karena kepentingan bisnis. Anaknya juga sudah S2 dan kerja di luar negeri
dengan gaji USD 50/jam. Oleh karena itu, setelah mendengarkan cerita saya, dia
pun menyayangkan sedikitnya gaji yang bisa didapatkan di Indonesia meskipun
dengan jenjang pendidikan yang tinggi. Cerita kami berakhir saat pesanan Bapak
itu sudah jadi. Tak lama setelah itu, Athy pun selesai makan. Syukurnya lagi,
dia tidak membayar makanannya. Dia mendapatkan makanan gratis setelah membantu
pegawai restaurant itu bekerja sambil cerita. Baik juga ternyata mereka.
Sampai di kamar, kami memberitahu
teman-teman bahwa tidak ada makan siang di hotel. Siang menjelang sore,
teman-teman pun sudah mulai kelaparan juga. Untungnya, di kamar sebelah, kamar
Abhe, Hendra dan Kak Alam, ada makanan. Kak Selvi pun ke situ, dia makan sate,
yang katanya dari Hendra yang habis ke acara kawinan keluarganya. Saya pun
sempat mendapatkan satu gigitan dari Kak Selvi.
Di sore hari itu, kami sepakat
ingin keluar jalan. Athy pun kembali menghubungi Pak Madong untuk minta
mengantar kami jalan-jalan. Pak Madong pun mengiyakan. Kami semua pun siap
sedia dan turun menunggu di dekat mobil yang terparkir di depan hotel. Sambil
menunggu, kami berfoto-foto lagi. Beberapa menit kemudian, Pak Madong pun
datang. Kami sepakat ke Pantai Marina karena malam sebelumnya kami tak melihat
apa-apa di Pantai tersebut.
|
@ Back Stairs of Mira Htl. |
|
@ Lobby of Mira Htl. |
|
Back View of Mira Hotel |
Kami sampai di Pantai Marina di
waktu yang tepat, sore hari menjelang matahari terbenam. Kami berfoto-foto di
sepanjang pantai tersebut. Teman-teman sampai menyusuri tebing batu yang ada di
pinggir pantai untuk berfoto. Mereka mengabadikan indahnya sunset di Pantai
Marina. Halim malah sempat mencari hewan-hewan laut sekaligus mandi. Namun, tidak
dengan saya dan Sukma. Saya singgah duduk di salah satu rumah-rumah yang ada di
pinggir pantai sambil chat. Sukma sendiri, saya kurang tahu dia ngapain waktu
itu. Tapi, dia juga tidak ikut hunting foto sunset bareng yang lainnya.
|
Nyiur Hijau di Tepi Pantai,,,Hehehe!!! |
|
Beach's Calling :) |
|
So Sweet Pose,,,Hihihi!!! |
|
Kindaaa Gloomy but Nice, Right??? |
|
That's what we call "Santai di Tepi Pantai" |
|
Afternoon Relaxation in Marina Beach, Bau-Bau |
|
Hi, I'm Ryanaa and She's Athy |
|
Pose "Takut Basah" :D |
|
Sukmawati (Alumnus of PPs UM) Agussatriana (Alumnus of PPs UNM) |
Setelah matahari terbenam, rok
saya yang sebelumnya basah juga sudah mongering. Saya pun berjalan menuju
mobil. Tak lama kemudian, teman-teman yang lainnya pun datang. Kami
meninggalkan Pantai Marina saat magrib. Kami pun singgah shalat di salat satu
mesjid yang kami lewati. Berbeda dengan mesjid sebelumnya. Di mesjid tersebut,
sudah ada alat shalatnya, tapi hanya satu. Kami pun antri menggunakannya.
Teman-teman pun menunggu agak lama hingga kami semua selesai shalat magrib.
Kami kembali melanjutkan
perjalanan menuju Pantai Kamali. Sebelum sampai di Pantai Kamali, kami Athy
singgah membeli pulsa di sekitar Mesjid Raya Bau-Bau. Sambil menunggu Athy
datang, kami juga turun membeli kripik untuk kami makan di mobil. Setelah Athy
kembali ke mobil, kami melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian, kami sampai
di Pantai Kamali, yang berada tidak jauh dari Pelabuhan. Di Pantai Kamali, kami
dapat melihat patung Kepala Naga, pasangan patung Ekor Naga, yang sebelumnya
kami kunjungi di depan Kantor Walikota. Tak hanya itu, Pantai Kamali sama
halnya dengan Pantai Losari, di Makassar. Pantai yang dipenuhi dengan penjual
dan mainan untuk anak-anak. Tak hanya itu, di sekeliling Pantai tersebut juga
terdapat berbagai tempat makan seperti KFC, tempat hiburan seperti NAV Family
Karaoke, dan toka-toko lainnya. Malam itu, kami berfoto di depan Patung Kepala
Naga tersebut, lalu keliling mencari ole-ole untuk dibawa pulang. Namun, saya
tidak menemukan hal menarik untuk di beli. Bosan keliling, saya membeli air
mineral lalu keluar menunggu teman selesai belanja di depan Patung Kepala Naga
bersama Sukma. Setelah menunggu hampir sejam, teman-teman yang lainnya pung
datang. Kami pun langsung pulang menuju ke hotel.
|
We're in Front of "Dragon Head" Statue, Bau-Bau |
Namun, kami tidak langsung ke
hotel, melainkan singgah lagi di Lippo Plaza Buton. Salah satu senior dari pada
Sukma, sudah menunggu di tempat tersebut. Kami semua masuk ke Lippo. Kak Selvi,
Sukma, Abhe, Kak Alam dan Hendra masuk sampai ke Matahari. Saya bersama Athy
tidak karena kami sudah masuk ke sana di pagi hari. Kami hanya jalan di bagian
depan, menemani Halim mencari sandal. Setelah mendapatkan sandal baru, kami
masuk ke salah satu tempat makan yang ada di dalam Lippo. Kami memesan makanan
karena kami kelaparan, belum makan dari siang hari. Saya memesan soto ayam +
air mineral dingin. Athy dan Kak Erwin memesan ayam penyet, Halim memesan
bakso. Kami menunggu pesanan kami sambil melihat-lihat dan bercerita. Kak Selvi
dan Sukma sempat masuk namun tidak jadi makan. Mereka pun kembali keluar
setelah sempat berfoto sebentar. Lama menunggu, pesanan kami tak kunjung
datang. Kami pun mulai jengkel. Sungguh, itu sangat lama. Rasa-rasanya, untuk
pertama kalinya saya memasuki tempat makan yang membuat menunggu lama begitu.
Kurang lebih sejam, baru minuman kami yang keluar, itupun kurang sesuai dengan yang
kami pesan. Saya pesan air mineral dingin, yang keluar air mineral biasa.
Waduhhhh!
|
Lippo Plaza Buton |
|
Kak Selvi_Me_Athy and Halim_Kak Erwin |
|
Mirror Selfie :) |
Minuman kami sudah setengah,
makanan kami belum datang. Betul betul, pelayanan yang sangat buruk. Pesanan
saya dan Halim datang duluan. Kami pun makan duluan. Soto ayam mereka jauh
berbeda dengan semua soto ayam yang pernah saya makan sebelumnya. Rasanya tidak
enak. Isinya pun beda, hanya kol dan tauge. Tidak terlihat ayam di dalamnya.
Sayapun hanya makan telurnya. Tak lama kemudian, ayam penyetnya datang. Setelah
kak Erwin periksa, dia memutuskan untuk memesan lagi nasi satu porsi. Namun,
alangkah jengkelnya kami, hingga makanan kak Erwin hampir habis, nasinya belum
keluar-keluar juga. Ternyata, mereka kira kami memesan satu porsi lagi dengan
ayam penyet padahal Kak Erwin hanya minta nasi. Betul-betul, kacau mereka.
Mereka terlihat ingin marah, sampai mengkonfirmasi berkali-kali pada kami.
Namun, karena kami jengkel, kami membatalkan pesanan dan menjelaskan pada
mereka. Meski terlihat tidak menerima, mereka tidak bisa memaksa kami untuk
membayar pesanan yang batal itu. Lah wong, pihak mereka yang salah dengar.
Terlebih lagi, kami sudah dibuat menunggu sangat lama pula. Kami pun membayar
makanan lalu meninggalkan tempat tersbut. Dalam hati, saya berpikir bahwa itu
adala terakhir kalinya saya makan di tempat tersebut. teman-teman yang lainnya
pun berpikir demikian.
Kami keluar dari Lippo dan
langsung pulang ke hotel. Kak Alam, Hendra dan Abhe tidak ikut pulang bersama
kami karena mereka masih ngopi di coffee shop yang ingin saya masuki di pagi
hari namun masih tutup. Tak lama kemudian, kami tiba di hotel. Sebagian
teman-teman langsung ke restaurant karena ada makan malam yang telah disediakan
dari tadi. Namun, tidak dengan saya dan Athy, kami langsung istirahat tapi
belum tidur. Malam itu, saat saya lagi online, Kak Selvi ke kamar sebelah untuk
mengambil foto.
Beberapa menit kemudian, saya pun
menyusul Kak Selvi. Kami memindahkan foto dari laptopnya ke flashdisk. Namun,
itu ternyata memakan waktu yang lama. Tak lama kemudian, Athy juga datang, ikut
gabung. Kami pun baring sambil sharing. Sebagian besar mengenai CINTA. Awalnya
Athy yang curhat mengenai hubungannya dengan Abhe. Kak Selvi menjadi orang yang
mengorek semuanya. Satu per satu diantara kami, mengungkapkan masalah asmara
kami, kecuali saya. Saya tidak mengungkapkan apa-apa malam itu karena saya
pikir kalau saya tidak punya cerita yang banyak mengenai hal itu. Malam itu,
saya hanya menjadi pendengar yang baik. Kata Kak Selvi, saya adalah orang yang
mendapatkan banyak hal di malam itu. Itu memang benar, saya tahu semua kondisi
asmara mereka, sementara saya sendiri tidak mengungkapkan apa-apa. Bahkan, saat
Kak Erwin menanyakan tentang pendapat kami satu per satu menganai apa makna
cinta bagi kami, saya speechless.
|
Oke...Peace :D |
|
Duck Face of US |
Asyik sharing, tak terasa sudah
larut malam. teman-teman kembali merasa lapar. Dan, tidak ada snack yang bisa
mengganjal perut. Saat itu, Abhe ingin keluar bersama Pak Madong, Athy pun
titip makanan. Cerita kami malam itu berakhir di pemaknaan nama kami
masing-masing. Tak lama kemudian, Abhe datang dan hanya membeli beberapa
bungkus roti dan teh botol. Sepertinya, susah bagi kami untuk mendapatkan aneka
jenis makanan di kota Bau-Bau saat larut malam. Berbeda dengan Makassar,
meskipun kami keluar jam 1 malam, masih besar kemungkinan untuk mendapatkan
makanan yang kami inginkan. Mau tidak mau, malam itu kami mengganjal perut
dengan roti seadanya. Kalau saya sih, ngak lapar-lapar amat. Kan sudah makan
soto ayam sebelumnya, meskipun ngak enak sih, hehehe. Tak hanya sharing, malam
itu, kami juga sempat berfoto ria di depan cermin. Inilah kami kalau sudah
menikmati kebersamaan, gagal jaim. All out! Hahahaha!
|
Nah lohhh,,,Gagal JAIM dehhhh!!! |
Selesai berfoto-foto, transfer
file pun kelar. Jam sudah menunjukkan pukul 1 lewat. Kami pun kembali ke kamar
kami. Saya langsung ke tempat tidur. Kami nonton FTV tengah malam. Namun tak
lama kemudian, saya tertidur. Malam itu, Sukma, yang tidak ikut kami ke kamar
sebelah, masih melek saat kami kembali ke kamar. Malahan, dia yang paling
belakang tidur. Entahlah, apa yang terjadi dengannya. Mungkin sudah ingin
pulang ke Makassar. Maybe yaaa,,,hehehe!
Komentar
Posting Komentar